Chapter 8 : New or Old Meeting?

13 3 0
                                    

"Bukan! Itu bukan aku!"

"Nona!"

"Itu tidak benar!"

"Nona. Sadarlah!"

"AHHHH!" Carossa terbangun dari tidurnya. Ia mencengkram tangan Calen erat. Menjadikannya penopang untuk bisa duduk.

"Nona! Akhirnya nona sudah sadar." Wanita itu menghela napas lega.

"Mbak ... Calen?"

Carossa berusaha membenarkan nafasnya yang terengah-engah. Keringat entah sejak kapan telah membasahi tubuhnya. Kulitnya gemetar dengan bulu kuduk berdiri. Suara-suara tadi masih terngiang-ngiang di kepalanya. Suara familiar itu bercampur dengan beberapa kata yang sepanjang ingatan tak pernah terdengar. Atau mungkin ia saja yang sudah melupakannya?

Setelah lebih baik, Calen memberikan sebotol air. Gadis itu meneguk isi botol berwarna coklat dari batang tumbuhan itu hingga kandas. Gadis itu menarik napas panjang. Berjuang sekuat tenaga menyingkirkan suara-suara itu. Begitu lebih tenang, ia tiba-tiba merasa nyeri pada lehernya.

"Maafkan aku, Non."

"Ada apa?"

"Keteledoran saya membuat nona digigit viszurt"

"Vis ... apa? Hewan apa itu"

"Itu adalah serangga berbahaya. Sekali gigitan akan membuat nona selalu bermimpi buruk setiap tidur. Perlu waktu berminggu-minggu agar racun itu hilang. Setelah digigit, nona akan memiliki bau spesial yang akan menarik viszurt lain untuk mengikuti."

Mimpi buruk setiap malam? Carossa merinding mendengarnya. Mimpi buruk semalam saja sudah membuatnya ketakutan. Apalagi jika dia harus mengalami hal yang sama atau lebih buruk setiap ia tidur.

"Apa tidak ada obat penawarnya?"

Calen terdiam sejenak. "Ada. Tapi kita harus ke Exlipago dulu untuk membuatnya."

Dan itu berarti masih lama.

"Tenang saja, Non. Jika tidak ada halangan kita akan sampai hari ini. Lebih baik kita segera berangkat."

Calen membalikkan kuali untuk menutupi bekas bakaran. Dari jauh kuali dari kulit buah itu terlihat seperti batu besar. Carossa yang masih lelah karena mimpi buruk mengangkat ranselnya dengan malas. Mereka melanjutkan perjalanan. Beberapa kali Calen menatap ke langit, memastikan tidak ada pagos berwarna hitam terbang di atas. Tapi jangankan mereka, tidak ada satupun manusia bersayap yang terbang sejak kemarin. Membuat mereka dapat terus berjalan.

Terima kasih pada mimpi buruk semalam, Carossa menjadi lebih mudah lelah. Sudah dua kali mereka beristirahat. Gadis itu sudah menghabiskan dua botol air dari batang tanaman yang baru dia ketahui bernama 'chonut'. Mendengar nama itu membuatnya teringat donat coklat. Meskipun bukan cemilan favoritnya, tapi membayangkan kue berlapis coklat yang dijual di salah satu toko kue dekat sekolahnya membuat gadis itu semakin merindukan bumi. Tempat yang lebih ramah daripada tanah gersang ini.

"Kenapa vis ... eh serangga itu memberi racun mimpi buruk? Kenapa tidak racun yang langsung membunuh seperti hewan-hewan lain di bumi?" tanya Carossa memecah keheningan.

"Karena target utama mereka adalah orchis, Non."

Butuh beberapa saat untuk ia mengingat bahwa pagos adalah manusia bersayap. Gadis itu belum terbiasa dengan semua istilah asing di dunia ini. "Berarti target serangga itu adalah ... aku?" Calen mengangguk.

"Tapi kenapa? Kenapa harus dengan racun mimpi buruk? Kenapa harus menargetkan mereka yang bersayap?"

"Itu ... sulit dijelaskan, Non." Calen kembali terdiam. Sembari menyusun kata-kata yang tepat, wanita itu bangkit berdiri dan mengajak nonanya untuk kembali berjalan. Carossa mengikuti dari belakang.

AlstellaKde žijí příběhy. Začni objevovat