My Secret Husband 2 🔞

3.3K 161 148
                                    

⚠️Isinya cuma nganu

"Kenapa muka jelek lo makin hari makin suram aja?" Ledek Renjun begitu ia memasuki kelas dan mendapati sahabatnya sudah duduk termenung di kursinya.

Donghyuck hanya diam, tak berselera untuk merespons. Lagipula kelas bukan tempat yang tepat untuk Donghyuck berbagi keresahannya akhir-akhir ini pada Renjun. Banyak orang yang suka bergosip, mencuri-curi dengar bahkan sampai disebarkan di base kampus jika ada teh baru yang sangat panas.

"Selamat pagi, semuanya!" Sapa sang dosen muda yang baru saja memasuki kelas Donghyuck. Dia adalah sosok yang memenuhi kepala Donghyuck sejak seminggu terakhir. Sosok yang sangat ia khawatirkan dan sangat ia rindukan. Mata Donghyuck tak lepas sedetik pun darinya. Kendati saat mahasiswa lain membalas sapaan sang dosen, ia hanya melongo dan menelan ludahnya kasar. "Cantik," gumam Donghyuck pelan.

"Maaf ya untuk beberapa hari kemarin saya absen. Hari ini silahkan kalian presentasikan tugas yang sudah saya berikan."

"Baik pak!" Para mahasiswa itu pun segera tampil ke depan sesuai dengan NIM mereka.

Hari ini Jeno tidak banyak menjelaskan, ia membiarkan mahasiswanya aktif saling bertanya dan menjawab. Jika nanti memang ada pertanyaan yang sulit atau pun jawaban yang sedikit melenceng, maka Jeno yang akan meluruskannya.

Belajar dengan dosen muda seperti Jeno membuat para mahasiswa senang, hingga jam mata kuliah pun tanpa terasa sudah usai.

"Hyuck kita makan di warjo, yuk?" Tanya Renjun pada Donghyuck yang ternyata sudah melesat pergi keluar. "Eh kampret gue malah ditinggalin!" umpatnya.

Donghyuck berlari keluar, menyusul Jeno yang hendak kembali ke jurusan. "Pak Jeno, tunggu sebentar!"

Jeno ingin pura-pura tidak mendengar. Ia masih sangat malas untuk bertemu dengannya setelah kejadian minggu lalu. Tapi suara Donghyuck yang berseru cukup lantang berhasil membuatnya menjadi pusat perhatian, akan sangat aneh jika ia tidak menanggapinya.

"Saya sibuk, Donghyuck. Banyak pekerjaan yang tertunda."

"Maaf. Saya hanya ingin berbicara dengan bapak. Karena bapak sekarang sangat sibuk, saya akan menunggu sampai bapak luang nanti."

Jeno menaikkan sebelah alisnya. Ia tidak punya waktu luang hari ini. Kalau ada pun itu hanya setengah jam sebelum jam pulang sore nanti. Apa Donghyuck sungguh akan menunggunya?

"Kalau begitu, saya pamit ya pak. Sampai ketemu nanti sore."

Jeno semakin mengerutkan dahinya. Ia baru ingat kalau setiap mahasiswa memiliki jadwal mengajar setiap dosen. Tidak heran kalau Donghyuck sudah tahu kapan ia punya waktu senggang.
.
.
.
Jeno pikir Donghyuck hanya membual, karena sampai menit-menit terakhir jam pulangnya pun Donghyuck tak kunjung menemuinya. Ia sudah lama menunggu tapi Donghyuck masih belum juga menunjukkan batang hidungnya.

Tidak peduli Donghyuck akan datang atau tidak, Jeno memutuskan untuk pulang saja. Apalagi kondisinya itu baru pulih setelah lebih dari tiga hari tidak bisa beranjak dari kasurnya.

Baru juga Jeno keluar dari ruangannya, seseorang sudah menariknya menuju toilet yang memang tak jauh dari sana. "Apa-apaan kau Donghyuck tiba-tiba menarikku begini?!"

Donghyuck membawanya ke dalam salah satu bilik, dan segera menguncinya. Hal yang selalu Donghyuck syukuri adalah toilet khusus dosen itu cukup luas, tidak seperti toilet para mahasiswa. Jadi ia bisa leluasa untuk melakukan sesuatu di sana.

"Jangan macam-macam kau Donghyuck! Ini lingkungan kampus!" Jeno bergerak mundur hingga punggungnya menabrak tembok.

"Saya merindukan bapak. Tidak melihat bapak sehari saja hampir membuat saya gila."

Hyuckno StoryWhere stories live. Discover now