Seorang gadis duduk melamun di meja riasnya, usai memberi sentuhan make-up tipis berkesan ringan di wajah cantiknya. Ia tak terlalu suka sesuatu yang berlebihan, itu sebabnya ia hanya merias diri sewajarnya.
Kalau saja hari ini tidak hari penting, mungkin wajahnya akan ia biarkan natural seperti biasanya saja. Toh ia sudah dasarnya cantik sejak zigot.
Tapi hari ini adalah hari kelulusannya. Atau bisa dibilang hari terakhir ia menginjakkan kaki di SMA Cahaya Lentera. Sekolah yang pernah menjadi saksi bisu pedih perih perjuangannya belajar demi mengejar impian masa depannya.
Bukan hanya itu saja, sekolah itu juga telah menjadi saksi kisah cinta asmara antara Lavena Mikhaela dan Shakara Ganeswara.
Iya, itu dirinya, dan seorang cowok tampan yang sampai kini masih berstatus resmi sebagai pacarnya. Sudah dua tahun mereka menjalin hubungan semenjak awal kelas sebelas.
Dan hari ini juga tepat hari anniversary jadiannya bersama Shakara. Itu sebabnya perasaan Lavena jadi campur aduk sekarang. Antara sedih harus berpisah dengan teman-temannya, tapi juga senang karena menanti kejutan dari Shakara. Pasti cowok itu sudah menyiapkan surprise untuk dirinya.
Kenapa Lavena percaya diri sekali? Itu karena Lavena sudah hafal dengan karakter Shakara yang orangnya kelewat manis dan romantis. Maka dari itu hubungan keduanya bisa langgeng sampai sekarang, itu karena effort Shakara begitu besar memperlakukan Lavena layaknya perempuan satu-satunya yang dimilikinya.
Tring.
Bunyi notifikasi ponsel membuyarkan lamunan singkat Lavena. Lantas ia mengalihkan pandanganya ke benda pipih yang tergeletak tak jauh diantara berbagai bedak di atas meja. Dengan cepat Lavena mengambilnya.
Disana ada satu chat masuk yang bertengger manis di kontak tersemat paling atas, saat Lavena berhasil membuka aplikasi warna hijau yang dikuncinya.
Shakara❤️
5 menit lagi aku sampai syg.Lavena membulatkan kedua matanya saat melihat isi pesan dari Shakara. Mampus, padahal Lavena belum ganti baju, belum pakai sendal, belum mengambil tas kesayangannya yang ada di rak lemari bagian paling atas, dan fatalnya lagi belum sarapan. Itu yang terpenting.
Tok, tok, tok.
Baru saja Lavena keteteran memakai heels yang ada talinya, seseorang sudah mengetuk pintu kamarnya.
"Ya, masuk!"
"Permisi non, a-anu— den Shakara sudah nungguin non Lavena di depan."
"WHATTT?"
Lavena menjatuhkan rahangnya menganga lebar mendengar penuturan pembantunya.
"Katanya tadi 5 menit lagi, kenapa cepat sekali?" gumam Lavena agak kesal, kemudian langsung berlari tergopoh ganti baju, lalu menuju lemari untuk mengambil tas kesayangannya.
Tapi sayang, sebelum sampai menjangkau gagang lemari, tiba-tiba kaki Lavena tersandung sesuatu yang mengakibatkan tubuh Lavena kini harus jatuh terjembab di atas lantai.
Belum berakhir sampai disitu penderitaan Lavena, saat kakinya itu terasa nyeri saat digerakkan alias terkilir.
Dan yang lebih parahnya lagi, heels cantik kesayangan Lavena patah satu.
Pagi-pagi Lavena sudah mendapat tiga macam kesialan sekaligus.
Ini sungguh gila!
***
KAMU SEDANG MEMBACA
LAVENA
Teen FictionJodoh itu di tangan Tuhan. Tapi, tidak bisakah manusia merayu Tuhan untuk mengajukan pilihan? Dengan siapa harusnya ia dijodohkan, dengan siapa harusnya ia ditakdirkan. ••• Kisah ini tentang seorang gadis bernama Lavena Mikhaela yang dipaksa dijodoh...