002

289 39 0
                                    

“Siapa disana?!” Seru abel. Jantungnya berdegup kencang. Otaknya sudah merancang adegan jumpscare seperti di film film yang mana membuatnya semakin takut. Abel meremas selimut. Matanya berpendar di kegelapan kamar.

Bruk

Abel menutup Wajahnya, berteriak kaget saat sebuah Benda terjatuh. Ia meringis, gila apakah apartemen yang ia beli susah payah ini berhantu? Abel takut dengan hantu.

Ting

Ting

Ting

Suara bel terdengar, abel ragu ragu ingin keluar dari kamarnya. Namun ia menguatkan dirinya dan perlahan turun dari kasur. Kaki nya terangkat angkat tanpa menimbulkan suara.

Kriett

Suasana ruang tamu gelap dan dingin, bel terdengar lagi dan abel berlari ke pintu. Bel semakin kencang, ia melihat di monitor Seorang pria normal. Oh seperti tetangganya. Akhirnya abel membuka pintu itu.

Huush

“Hallo?” Cicit abel, dihadapannya tidak ada seorang pun. Jantungnya kembali berdetak kencang.

Bruk

“Ahh!” Tubuhnya terhuyung begitu saja namun tidak ada seorang pun yang masuk kedalam. Abel meringis, pundaknya sangat nyeri. Sebuah Tangan asing menyentuh lengannya, sontak abel menoleh.

“Si- siapa?” abel menegang. Sosok dihadapannya tinggi namun ia tak dapat melihat wajah itu karena kegelapan apartemennya. Abel sekilas melihat sudut bibir itu menyeringai.

Hallo abel.” Seketika tubuhnya merinding. Firasatnya tidak enak. Sosok itu maju dan mengelus wajahnya, ia terpejam takut.

Terimakasih, sudah membiarkan ku masuk.” Bisiknya, saat akan membuka mata. Sosok itu menghilang dan abel terjatuh ketakutan.

Kejadian malam itu adalah awal dari kejadian aneh berentetan. Abel selalu merasa ia diperhatikan di apartemen nya. Dalam satu minggu abel pun mendapat kiriman barang barang mewah yang tersimpan apik di sofa nya seakan memberitahu jika ada seseorang yang memberikannya.

Awalnya abel takut. Ia menyimpan semua barang barang itu di sebuah box, tak pernah berani menyentuh barang itu. Ia takut apalagi dalam beberapa minggu ini, di tubuhnya kedapatan bekas kissmark mau di leher ataupun di perutnya.

Setiap Malam ia akan was was, tidur nya menjadi berantakan dan mengakibatkan ia dimarahi oleh pak tom sebab tak fokus.

Abel baru saja pulang kerja setelah seharian ini kembali dimarahi pak tom, tubuhnya berat dan kelelahan. Begitu masuk abel menghela Nafas kembali melihat paper bag - paper bag Mewah yang kini bertambah Jumlahnya.  Kemarin hanya ada 20 paperbag berisi pakaian dan kini bertambah menjadi 40 paperbag dengan berbagai merek yang bahkan abel tak ketahui.

“Sangat menumpuk, bagaimana aku mengurusnya? Siapa sih yang mengirim ini.” Monolog abel, matanya berpendar Pada box box besar yang memuat para paper bag itu. Ia menghela nafas dan menjatuhkan tubuhnya di sofa.

Mengusap wajahnya yang penuh keringat, abel sudah tak sanggup untuk berjalan ke kamar mandi. Ia hanya meringkuk di sofa, memejamkan matanya yang lelah. Semoga, semoga malam ini ia tertidur tenang tanpa gangguan lagi.


. . .





Me And The G[ood]Where stories live. Discover now