"Ra, tunggu!" panggil seorang lelaki mengejar seorang gadis kostum badut kelinci. Menyeret sepeda pink di seberang jalan. Di keranjang sepedanya tampak kincir angin warna-warni dan kostum bagian kepalanya diletakkan di sadel.Si lelaki mengendus kesal melihat kendaraan berlalu-lalang, tidak ada henti-hentinya, lampu merah belum menyala. Membuatnya
susah menyebrang jalan.Tak sampai 1 menit, giliran lampu merah menyala. Kesempatan menyebrang.
"Tyara!" lelaki itu menahan bahu si gadis,
agar sepedanya berhenti. Si pemilik nama perlahan menyingkirkan tangan lelaki disampingnya sekarang. " Maaf, jawabku
tidak berubah," kata gadis itu datar.Lelaki itu menghela nafas. "Kenapa?" tanyanya meminta alasan yang jelas.
" Kenapa lo nolak gue?" nadanya mulai kasar."Tanya sama dirimu sendiri!" jawab Tyara melangkah cepat, meninggalkan lelaki
yang melayangkan pukulan pada angin, melampiaskan emosinya dan
mendesah kesal."Udahlah, Er. Nyerah aja .... Udah ditolak tiga kali," celetuk salah satu di antara 2 lelaki yang mendekati lelaki yang tampak masih kesal dengan mengendarai motor masing-masing. Terkekeh meledek.
Ergo, akrab dipanggil hanya 2 huruf, 'Er'. Cowok tempramental. Dia tantangan oleh sahabatnya— Enji, cowok yang mencemoohnya barusan. Kebiasaan Erga sejak kecil. Apapun yang ia inginkan harus selalu terwujud. Tantangan menjadikan Tyara kekasih pemicu tekad Erga harus mendapatkannya. Bagaimanapun itu! Entah dengan cara halus ataupun kasar.
"Gak usah bacot lo, Ban**!" Ergo mengacungkan jari tengah kearah Enji.
"Gue yakin, tuh cewek bakal jadi cewek gue!" serunya melipat kedua tangan di dada dengan senyum miring. "Nggak ada cewek yang gak bisa jadi cewek gue," sombongnya.Enji terkekeh tak yakin, melihat keras kepala Tyara menolak Ergo lebih dari satu kali sudah jelas menyakinkan ia yang menang dalam taruhan ini.
"Btw, kita balik sekolah atau .... ?" tanya cowok sejak tadi diam. Tidak menanggapi urusan tantangan Ergo. Bodo amat. Namanya Etza.
"Pulang ajalah, 2 pelajaran aja lagi. Kalau kita balik percuma, kita udah di katain bolos. Udah ninggalin satu pak pelajaran. Lagian
gue malas banget belajar matematika.
Belajar mati-matian!" keluh Enji."Kita ke tempat biasa, " putus Ergo.
Sebuah Kedai tidak jauh dari titik mereka berdiri. Di sana tempat mereka menghabiskan
waktu dengan bermain game dan untuk
Erga mengunggu seorang gadis badut lewat.Ergo naik di boncengan motor Eza, bukan motor Eza tapi punya Ergo. Lelaki itu disuruh Ergo membawa motornya. Dan motor Etza? Gak punya? Bukan! Nganggur dirumahnya.
Ketiga cowok itu melaju pergi ketempat
tujuan mereka.♡♡♡
Elnath meraih gitar di pojokan kamarnya, samping lemari. Kemudian duduk memangku gitar di kursi depan meja belajar.
Selain pandai melukis Elnath hebat memainkan gitar dengan nada sedih atau bahagia tergantung suasana hati pemilik gitar.
Petik demi petikan gitar menghasilkan nada-nada indah namun sedih. Hati lelaki
ini sedang gundah gulana.Ada rasa rindu pada sosok gadis, senyuman manisnya, suara lembutnya, tawa renyahnya dan tingkah lucunya. Semuanya!
Elnath rindukan.
Kebersamaan mereka semalam masih melekat sempurna diingatan Elnath.
Tak mudah dilupakan!Elnath jatuh cinta pada Tyara! Gadis itulah yang mampu melukis senyuman dan menulis kisah indah dihidupnya. Tak lagi jenuh!

KAMU SEDANG MEMBACA
Evening Day
Teen FictionTyara Trisha, gadis manis yang berhati peri dibalik badut kelinci imut. Suka menolong dan menghibur orang lain. Terlahir di keluarga yang kejam dan ringan tangan, terutama Gena, ibu Tyara dan tidak dianggap atau lebih tepatnya tidak pedulikan Anom...