Selamat Datang Cinta yang Baru

Mulai dari awal
                                    

"Sayang, kita kabarin Mama, yuk! Mereka pasti seneng," ucap Ronan menghampiri istrinya yang sedang duduk di sofa.

"Mandi sana, Mas. Badan kamu bau!" Lagi dan lagi, Salmira menyebut Ronan bau, menyuruh suaminya mandi meski Ronan baru saja keluar dari kamar mandi.

"Anakku kayanya gak mau banget Bundanya aku deketin," gerutu Ronan sembari melangkah memasuki kamar, menyemprotkan perfum ke tubuhnya dan kembali mendekat.

Kehamilan Salmira memang sangat santai. Membuat Ronan yang sudah sangat menanti moment ngidam istrinya tidak kunjung kesampaian. Pasalnya, Salmira sama sekali tidak mengidam. Tidak menginginkan sesuatu yang aneh. Tidak ada makanan tertentu yang ia inginkan.

"Ayolah, masa kamu gak mau nyuruh aku beli sesuatu, gitu?"

"Kenapa sih, Mas?"

"Aku nungguin moment kamu ngidam."

Salmira tergelak. Harusnya Ronan senang karena istrinya tidak banyak mau, jadi ia tidak harus repot. "Kan bagus kalau aku gak banyak mau, Mas?"

"Gak asik! Masa istri hamil muda aku gak riweh. Cuma sibuk nyemprot parfuk doang," celetuk Ronan yang tentu saja membuat Salmira terbahak hingga wajahnya memerah. Ada-ada saja memang suaminya itu.

"Kalau anak kamu mau dicariin Ayah baru, kamu mau nyariin?" gurau Salmira.

"Ngapain? Ayahnya udah ganteng gini masih kurang?"

Salmira memutar bola matanya. "Ganteng, tapi bau. Makanya anak kamu gak suka dan mau Ayah baru."

"Ih, itu sih anak kamu gak mau Bundanya deket-deket aku."

🌻

Sesuai prediksi Salmira, kehebohan pasti terjadi ketika Ronan memberi kabar pada orang tua mereka kalau Salmira hamil. Tidak, bukan hanya orang tua mereka saja yang heboh. Nyaris semua Tantenya Ronan juga secara bergantian menelepon. Memberi wejangan dan menyuruh lelaki itu menjaga Salmira dan calon anak mereka dengan baik. Ronan memiliki keluarga besar yang terpencar, Papa adalah anak kedua dari empat bersaudara dan Mama adalah anak sulung dari enam bersaudara. Jadi bisa dipastikan ada berapa banyak keluarga Ronan. Belum lagi para sepupunya.

"Selamat ya, Kak. Kali ini jaga cucu Mama dengan baik. Vitaminnya jangan sampe gak diminum," tutur Cahaya ketika ia mengunjungi unit apartment mereka. "Ron, jaga Salmira dan calon anakmu dengan baik ya!" sambungnya.

Ronan dan Salmira saling pandang, melempar senyum dan mengangguk bersamaan.

Kini giliran Bella yang beraksi. Gadis itu memeluk kakaknya. Memberi semangat dan menangis terharu. Selama ini Bella terlalu gengsi untuk menunjukkan rasa sayangnya pada Salmira, namun saat itu tidak lagi. Segala gengsinya ia tinggalkan sejenak.

"Kak, Bella bahagia banget. Selamat ya, Kak. Bella seneng banget setelah Kakak nikah, Kak Salmira jadi kelihatan lebih bahagia. Sebentar lagi, Kakak juga akan punya keluarga yang sempurna. Bella seneng banget. Bahagia terus ya Kak. Makasi udah jadi Kakak yang baik buat Bella dan Abang selama ini."

Salmira keheranan dengan sikap adiknya, namun ia tetap mendekap tubuh gadis itu. "Makasi Bell, bentar lagi kamu dipanggil Aunty Bella. Seneng nggak?"

"Gak sabar. Tapi Bella gak mau dipanggil Aunty, mau dipanggil Kakak aja, biar gak ketuaan."

Ronan gemas mendengar percakapan itu. Ia mengacak puncak kepala Salmira dan Bella berbarengan.

Tidak berselang lama, Una dan Edy tiba, disusul Iyan yang sedang merengut karena lagi-lagi motornya mogok. Lengkap sudah keluarga itu berkumpul di sana. Di unit apartment mewah yang Ronan beli dari hasil jerih payahnya sendiri. Yang sebentar lagi akan mereka tinggalkan setelah pembangunan rumah baru mereka rampung.

Una memeluk anak dan menantunya bergantian. Tidak pernah rasanya sebahagia itu. Berkumpul bersama orang-orang yang disayanginya. Mendapat kabar kalau Salmira tengah mengandung cucu pertamanya. Edy pun sama. Merasa bangga sekaligus bahagia. Semuanya terasa indah dan menyenangkan. Dan ia berharap, selamanya akan begitu.

Keriuah mendadak tercipta dalam ruangan yang biasanya dihuni dua orang itu. Keluarga itu berkumpul di sana. Una dan Cahaya yang sibuk dengan obrolan mereka yang selalu nyambung, ada Edy dan Iyan yang sekarang terlibat obrolan serius mengenai motor klasik, dan Bella yang sesekali menimpali obrolan Mama.

Ronan mendekap tubuh istrinya dari belakang. Ia tahu Salmira begitu menikmati moment kehangatan keluarga itu. Tidak ada perasaan yang lebih indah dari itu. Salmira mengusap tangan suaminya yang melingkar di perutnya dengan sudut bibir terangkat. Jika beberapa waktu lalu ia begitu ingin menghilangkan Ronan dari hidupnya, hari itu ia bersumpah untuk tidak akan membiarkan Ronan hilang. Salmira ingin mencintai suaminya dalam waktu yang tidak sebentar. Salmira ingin bersama Ronan, selamanya.

SELESAI

🌻

Akhirnya tiba juga di ujung kisah Selamanya.

Cerita ini membawa banyak sekali hal menyenangkan untuk aku sebagai author, semoga untuk kalian para pembaca juga.
Selamanya membuat aku mengenal banyak teman baru, yang baik hati dan selalu memberiku doa-doa baik.

Aku mau mengucapkan banyak-banyak terima kasih untuk semua yang telah mencintai Selamanya dari awal, sempat menghilang untuk berganti tokoh, dan kembali hingga selesai. Juga minta maaf kalau ada hal dalam cerita ini yang kurang berkenan.

Ini bukan akhir, aku berjanji, Selamanya akan kembali, semoga dalam versi yang lebih baik.

Aku akan selipkan beberapa extra part khususnya untuk Dareen dan Lala yang belum sepenuhnya usai. Aku janji akan kembali.

Kalau berkenan mari berteman
Cari aku di sini ya
X : @laksmid20
Instagram : @laksmidap
Facebook : laksmi dewi

Sekali lagi terima kasih, dan sampai jumpa di cerita lainnya teman-teman 💙💙💙

Selamanya [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang