Dor! Ujung pelipis Leo terserepet peluru, dia menoleh cepat saat Cleo mengarahkan tembakkannya.
'ups sorry'
Leo membuang muka dengan senyum. Belakang kelapa Cleo tertodong pistol dari salah satu orang kepercayaan William. Dor! Tanpa ragu Leo melesatkan peluru barunya. Cleasy yang melihat semua sudah pucat pasih berdiri di samping Cleotra. Leo dengan santai berjalan mendekati mereka.
'sudah lama aku ingin menembus otakmu dengan peluru ini' beber Cleo mengarahkan pistolnya tepat ke jidat Cleasy yang bergetar.
Mengingat betapa jahatnya Cleasy menutupi sebuah kejahatan, pembullyan perploncoan Cleo masih ingat detil sayatan yang Cleasy berikan pada korbannya sampai tak berdaya.
'turunkan senjatamu atau aku terpaksa melakukan hal yang sama'
Cleo memutar kepalanyanya.
Joshua berdiri tegak mengacungkan senjatanya tepat di kepala Cleo, Cleo mendesah tak percaya. Joshua terlalu buta untuk melihat betapa Cleasy terlalu memainkan perasaannya. Dadanya berkecamuk, kecewa melihat teman yang baru dia percaya menghianatinya secepat ini untuk cinta yang salah.
'sadarlah Jo, dia sama sekali tidak pantas untuk mendapatkan cintamu' nasihat Cleo berharap Joshua membuka matanya sedikit.
Joshua menatap Cleo dan Cleasy bergantian.
'bagaimana jika aku membuat ini semakin mudah'
Kini bukan lagi di depan bagian belakang kepala Cleotra juga tertodong pistol milik Leo. Joshua menelan ludahnya bergeming, dia tak mungkin benar-benar menembak Cleo.
'iya! Bunuh saja wanita kejam ini' Tuntut Cleasy.
'Jo! Lihatlah' mohon Cleo dengan nada prihatin. Matanya sudah menggenang.
'turunkan senjatamu Cleo aku takut aku bisa melukaimu' panik Joshua tidsk tega melihat temannya menangis tapi dia juga tidak mungkin melepaskan sesuatu yang sudah melekat di hatinya.
'sudah Jo, kamu sudah melakukannya' Cleo mengusap air matanya kasar tatapanya berubah. Dor! Satu tarikan membuat satu wanita tergeletak tak bernyawa.
'Cleasy!' teriak Joshua.
Meraih wanita yang tak berdaya. Dia berteriak menangis membangunkan seseorang yang selalu membuat harinya begitu indah tak perduli jika sikap gadis itu hanya sebuah kebohongan cinta Joshua begitu buta.
'seharusnya aku tidak berfikir bahwa penjahat sepertimu juga pantas hidup' sinis Joshua menarik pelatuknya.
Dor! Dor!
Akh! Cleotra tertunduk lengannya terkena peluru yang di tembakan Joshua. Dia berbalik dan mendapati Joshua terkapar memeluk Cleasy.
'Joshua!' Teriak Cleotra. Dia meneriaki temannya menangis hingga sesak di dadanya terlepas.
Semua berakhir, mata sembab becek air mata tersapu angin. Kedua manusia perpenampilan tak wajar duduk di trotoar jembatan memandangi kendaraan yang lewat dengan kenalpot berisik.
Cleotra terduduk lemas dengan kaki panjang menjuntai. Matanya menatap kosong jalanan. Sedangkan, laki-laki sampingnya menghisap rokok sudah terlebih dahulu waras.
Ini untuk pertama kalinya gadis itu terlibat perasaan rumit yang tak bisa di jelaskan. Menginginkan Joshua untuk lebih menarik dirinya dari pada perempuan lain. Kenangan manis pahit tak bisa terhapus secepat itu. Bahkan raganya masih terasa di sekitar Cleo.
Cleotra menoleh menatap laki-laki dengan pahatan wajah sempurna dan dahu yang di tumbuhi bulu hitam tipis.
'jangan jatuh cinta padaku, aku tak mau mengulang hal bodoh yang baru saja aku lakukan. Meski jantung istrimu berada pada diriku'
Leo menoleh pada bocah berwajah berantakan.
'bermimpipun tidak. Tugasku adalah menjaganya agar tetap berdetak karena itu satu-satunya peninggalan istriku'
'jadi karena itu kamu menyelamatkanku?'
Leonard mengangguk kembali menikmati rokok yang tinggal setengak. Cik! Cleo tergelagak.
'kamu masih saja bodoh' sindir Cleo bangkit mereka berdua berjalan beriringan di temani sungai, senja dan bisiknya kendaraan berebut untuk maju.
YOU ARE READING
Mafia VS Psycho
General FictionTinggal baca aja sih ⚠️PERINGATAN⚠️ 1. MENGANDUNG ADEGAN KEKERASAN 2. TIDAK DIPERUNTUKAN UNTUK ANAK 21 TAHUN KEBAWAH 3. PEMBACA HARAP BIJAK
