"Tu bocah kenapa dah?!" Monolog Delynn heran dengan Lily.

Flashback off...

Mendengar penjelasan Adik nya ini Shasa lalu memberi semangat kepada Lily. Ia memeluk erat Lily, tangan nya terulur mengusap lembut punggung Lily.

"Kalok mau nangis, nangis aja jangan di tahan" bisik Shasa, benar saja setelah itu Lily menangis di pelukan Shasa.

Ia tau sesakit apa Adik nya saat ini, sekuat apa pun Lily ia juga hanya manusia biasa. 5 menit berlalu tangis Lily perlahan mereda, tangan Shasa terulur menakup pipi Lily. Jari jemari nya mulai mengusap menghapus air mata yang berada di pipi nya, senyuman tulus tak luput dari wajah Shasa.

"Jangan sedih ya, kamu udah nyoba tanya Delynn soal ini?" Lily menggeleng sebagai jawaban.

"Kalo gitu coba besok kamu tanya, siapa tau itu cuma kesalahpahaman" jelas Shasa, Lily mengangguk paham.

"Ya udah yuk pulang"

Shasa dan Lily pun pergi meninggalkan Cafe itu. Selama di perjalanan pulang Shasa nampak berfikir, sesekali ia menoleh ke arah Lily yang sudah tertidur disamping nya. Berkali kali ia menggeleng kan kepala mencoba menepis pikiran buruk nya.

~~//~~

Hari sudah berganti menjadi pagi, tapi Shasa masih saja di hantui dengan perkataan Lily kemarin. Mata nya terfokus pada lapangan basket di bawah, salah satu tangan nya menopang dagu dengan satu tangan lain nya yang nampak mengetuk ngetuk meja dengan pelan.

"Kenapa gua jadi takut ya? Emang gua sama Nayla punya hubungan? Ini kenapa sih?!" Batin Shasa.

"1...2...3...DOR!" Shasa berhasil dibuat kaget, kini ia menatap tajam ke 2 orang di samping nya.

"Kaget anying! Sopan lu begitu?!" Kesal Shasa.

"Hehe, maaf Sha ya gimana ya lu dari tadi kita panggil kagak noleh sih" jelas Erin, yang diangguki oleh Lana.

"Lu lagi mikirin apa coba? Serius ama dilihat-lihat?!" Tanya Lana.

"Oh engak-gak papa" elak Shasa.

Lana sadar ada yang disembunyikan oleh Shasa, saat ia hendak menanyakan nya bel tiba-tiba berbunyi. Mau tak mau Lana hanya bisa menyimpan pertanyaan nya ini untuk nanti.

...

Kringggg...

"Baik anak-anak sampai sini dulu materi untuk hari ini, karena bel pulang sudah berbunyi kalian sudah boleh pulang" ucap guru itu lalu pergi meninggalkan kelas 11 MIPA 1.

"Akir nya kelar juga" ucap Lana sambil meregangkan badan nya.

"Guys gua duluan ya" pamit Erin.

"Iya Rin tiati" jawab Lana.

"Yuk Sha, ke club Mading" Shasa mengangguk sebagai jawaban.

Saat Shasa hendak masuk ke ruang club Mading, ia malah tidak sengaja menabrak seorang gadis yang sedang membawa lembaran kertas.

"Eh, maaf kamu engak papa kan?" Ucap Shasa, membantu gadis itu.

"Iya engak papa kok" jawab gadis itu dengan lembut, sambil memunguti kembali kertas-kertas yang berserakan.

Kagum (END)Where stories live. Discover now