yo! kangen ga? hehe 🫂
Happy Reading!
-✦◌✦-
🐻🤎"Loulou sayang, selamat pagi!"
Kaki mungil Lou langsung berhenti melangkah, wajahnya menoleh dengan perlahan ke asal suara. Di meja makan sana, sang kakak Ravel terlihat tengah duduk bersandar dengan tangan melambai kearahnya.
"Ketenangan Lou terancam." batin Lou lesu, mengerucutkan bibir dengan wajah murung.
Felix hanya memasang senyum kecil, sudah bisa menebak jika suasana hati si bayi beruang kini semakin memburuk. Tanpa mereka sadari, Levan juga ikut melirik wajah murung si bungsu.
"Hei, ada apa dengan ekspresi itu? Kau tidak senang melihat kakak ya?" cerca Ravel, menatap sang adik yang kini menarik kursi dihadapannya.
"Pagi." Lou balas menatap Ravel tanpa minat, membuat sang kakak langsung memicingkan mata curiga.
Felix berdiri tidak jauh dari meja makan seperti biasa. Sedangkan Lion, telah duduk dengan nyaman di samping Ravel.
"Loulou, tidak sedang sakit kan?" tanya Ravel kembali.
Mendengar kata sakit yang di ucapkan Ravel, Levan dan Lovisa langsung mengalihkan perhatian mereka sepenuhnya pada Lou.
"Kau sakit?"
Lou sedikit tersentak, tangan mungilnya yang hendak meraih roti selai strawberry langsung terhenti. Mengangkat pandangan, netra emasnya langsung bertemu tatap dengan mata tajam sang Papa.
Lou terdiam, merasa kaku melihat wajah datar Levan yang kini sedang memandanginya.
"Tidak, Lou tidak sakit." jawab Lou, menggeleng kecil.
Acara sarapan pun dimulai. Ditengah dentingan suara sendok dan garpu yang saling beradu, Lovisa dari tempat duduknya menatap Lou dalam. Mengulum bibir ragu, melihat si bungsu hanya memakan roti tanpa menyentuh susu strawberry yang telah ia siapkan.
Lovisa merasa sesak. Menyadari bahwa si bungsu, akhir-akhir berusaha untuk meniru para kakaknya. Sikapnya kini bahkan terlihat lebih dewasa. Tak ada lagi ocehan ataupun rengekan yang keluar dari mulut mungilnya.
Lovisa menoleh pada Levan. Levan yang mengerti tatapan ragu sang istri, menganggukkan kepala pelan meyakinkan.
"Loui." panggil Lovisa, membuat Lou yang tengah mengunyah roti, segera menoleh dengan kedua pipi menggembung.
Loulou, adalah nama kecil Louise. Sedangkan Loui, bisa dibilang panggilan khusus dari Lovisa untuk si bungsu. Karena selama ini, hanya Lovisa yang selalu menggunakan panggilan tersebut.
Lovisa tersenyum kecil. "Kenapa susunya tidak diminum?"
Lou langsung menelan kunyahannya dengan pelan. Yang menyukai susu strawberry disini hanya dirinya, Lou jadi merasa malu karena itu. Apalagi, Lou sedang berusaha untuk mencontoh para kakak.
"Lou mau susu putih saja." cicit Lou menjawab, membuat Levan yang mendengarnya berubah memasang wajah dingin.
Merasakan aura tak mengenakkan dari sang Papa, Lion yang telah menyelesaikan sarapannya segera beranjak berdiri.
"Cepat atau berangkat sendiri." datar Lion pada Ravel, yang sejak tadi justru sibuk menyimak perbincangan Lou.
"Hei! Hei! Tunggu dulu!" panik Ravel tersadar.
Ravel segera menghabiskan nasi goreng seafood di piringnya dengan tergesa. Meneguk susu putih di gelasnya hingga habis, Ravel kemudian segera berlari menghampiri Lion yang tengah mengambil almamater serta tas sekolahnya dari tangan Maid.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOUISE
Teen FictionLouise Wang namanya, bocah manja nan cengeng berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum layaknya bayi beruang saat ia sedang marah. Lou, hanyalah seorang anak yang selalu menginginkan perhatian lebih. Namun karena kedua or...