🥂1.6k vote and 1k comments for next chapter🥂
26. LAUTAN PERSOALAN
Berteman tidak, sepasang kekasih juga bukan, tiada pernah bermusuhan pula. Kita berdua hanyalah orang asing, yang tak punya hak untuk marah.
***
Rasanya waktu berlalu begitu cepat bagi Marsel. Tidak terasa kalau hari ini adalah hari kelima Marsel dirawat inap. Keadaan cowok itu benar-benar sudah pulih sekarang. Lengan kiri Marsel juga sudah sembuh total dua hari yang lalu, Marsel betul-betul siap untuk pulang ke rumahnya sekarang juga, namun kedua orang tuanya belum juga datang, padahal waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh siang.
Ngomong-ngomong soal hari, Marsel tidak pernah lagi melihat Alana datang menjenguk semenjak lima hari yang lalu. Kala itu menjadi terakhir kalinya mereka bertemu, dan Marsel, merasa kesal karenanya.
Entah sudah berapa kali Marsel menyumpah serapahi Alana dalam hati. Bisa-bisanya dia tidak datang, ah ralat, jangankan datang membesuk, menanyakan kabar lewat sosmed pun tidak. Padahal dia yang menyebabkan Marsel jadi seperti ini.
Cih!
Bila membahas gadis itu, Marsel rasanya ingin menghancurkan apapun yang ada di dekatnya. Mood Marsel kian hari bertambah buruk, sampai-sampai Marsel tidak minat, pun jengah ketika teman-temannya serta mantan pacarnya menunjukkan foto-foto yang ada di galeri mereka masing-masing dan terdapat Marsel di sana.
Hingga Arlan dibuat bingung dengan perubahan sikap Marsel. Sahabatnya itu biasanya akan antusias jika mereka tunjukkan foto kebersamaan mereka dahulu, foto sebelum Marsel kehilangan ingatannya. Binar di mata Marsel juga terlihat jelas dan Marsel menjelma menjadi sosok pria yang banyak tanya, kentara sekali kalau Marsel sangat ingin ingatannya kembali seperti semula.
Namun, tidak dengan beberapa waktu belakangan ini. Marsel tiba-tiba saja berubah pendiam, ketus, dan galak, sama seperti Marselino Raygan Bumantara yang dulu.
Mungkin bukan hanya Arlan yang penasaran di sana, tapi semuanya. Mereka ikut bingung serta bertanya-tanya, apa sebenarnya penyebab utama dari perubahan pribadi Marsel?
Bibir Binar mengerucut sedih sebab Marsel cuek bebek saat ia tunjukkan foto mesra mereka berdua semasa pacaran. "Kamu enggak happy ya Sel aku datang hari ini?" Binar kantongkan kembali ponselnya yang menyala dari tadi.
Binar tidak tahu saja kalau Aksara seperti ingin muntah melihat tingkahnya. Sedangkan tangan Kenzo rasanya gatal ingin menempeleng bolak-balik sumber masalah itu. Lalu Farel, cowok itu ternyata sudah menarik satu tangan Binar hingga sang empunya terdiri, muak karena sikap ganjen Binar, segera Farel jauhkan Binar dari brankar namun Bastian langsung pasang badan melindungi perempuan yang masih sangat ia cintai sampai sekarang.
Ruangan tersebut berubah gaduh seketika. Marsel pijat pelipisnya kemudian mengumpat pelan. Cowok itu hembusan napasnya dengan kasar lalu Marsel pukul nakas di sampingnya hingga sunyi kembali menguasai. "Lo pada balik ke sekolah lagi aja, kepala gue pusing."
Binar membelalak. "Kamu pusing Sel?" Dia yang akan mendekat, tidak bisa karena Bastian menangkap pergelangan tangannya.
Marsel tidak merespon. Marsel rebahkan tubuhnya di atas ranjang, berbaring dengan posisi terlentang, lengan kiri bawah bagian punggung Marsel letakkan di atas matanya yang tertutup, bisepnya otomatis mengetat pun mengeras di balik lengan kaos oblongnya. Terlihat sangat jelas sampai-sampai Bastian harus menutup kedua mata Binar menggunakan tangan kanannya. Bastian tidak peduli ketika Binar protes, yang jelas dia tidak suka kalau Binar mengagumi pahatan tubuh Marsel.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARSELANA
Teen FictionTinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan bajingan yang Marsel miliki. Laki-laki problematik yang berusia satu tahun di atasnya itu adalah soso...