CHAPTER 11 • • • 00:10

Mula dari awal
                                        

Di dalam kediaman Garell, suasana di tempat itu terasa sepi dan mencekam. Kepergian Gris tadi di restoran membuat mereka merenungkan tentang ucapan Gris.

Perkataannya yang mengatakan dirinya bukanlah Grisellda, membuat mereka bingung. Apakah mereka harus marah dan merasa tidak rela karena anaknya pergi meninggalkan mereka. Atau mereka harus bersyukur karena raga Grisellda masih ada sampai detik ini dan tidak pergi seperti yang dikatakan oleh Gris.

Tak lama, kedatangan Gris membuat mereka semua menoleh ke arahnya dengan berbagai macam tatapan. Gris yang mendapatkan itu hanya meliriknya beberapa saat dan kembali melanjutkan langkahnya ke arah kamar.

Tapi itu tidak terjadi. Garell terlebih dahulu memanggil nama Grisellda untuk duduk di hadapan mereka.

"Gris... Kamu serius soal ucapan kamu waktu itu?" Tanya Garell dengan jelas tapi tetap hati-hati karena tak mau pembicaraan mereka berakhir begitu saja seperti sebelumnya.

"Kalian masih ngga percaya?"

"Kamu punya buktinya soal semua ucapan kamu?" Lagi-lagi Garell menanyakan hal yang merepotkan bagi dirinya. Bagaimana ia bisa memberikan sebuah bukti jika dirinya saja tidak punya apa-apa untuk diberikan pada mereka.

"Ngga."

"Sekarang aku bakal turutin semua permintaan kalian. Kalian mau aku nikah sama Kainav secepatnya? Kalian mau aku nurut sama kalian, kan? Lakuin aja semuanya. Lagi pula di sini aku ga punya hak buat milih hidup aku, kan? Sama kaya sebelumnya."

Gris langsung melanjutkan langkahnya dan pergi ke kamarnya langsung. Dirinya tak peduli lagi dengan hidupnya sekarang. Percuma, dirinya tidak bisa berbuat apa-apa jika melakukan semuanya sendirian.

Setidaknya, dikehidupannya kali ini dia tidak mendapatkan kekerasan dan hidup dengan damai jika terus menurut, bukan.

Beberapa minggu berikutnya.

Gris menjalani kehidupannya seperti biasa. Tak ada lagi perdebatan antara Grisellda dan keluarganya tentang masalah pernikahan. Tak ada lagi masalah antara Grisellda dengan Nathan maupun Kainav. Gris sekarang hanya diam seperti manusia yang tidak mempunyai keinginannya lagi.

Semuanya ia buang dengan cuma-cuma. Masa depan? Entahlah, sekarang dirinya mulai berpikiran pesimis.

Dan mulai detik ini, Gris resmi berkeluarga dengan Kainav.

Di dalam sebuah rumah milik Garell, suasana di dalam sana terlihat lebih hidup saat sebuah acara berlangsung dengan lancar tanpa kendala. Semua orang merasa senang dengan semua yang terjadi hari itu. Tapi beberapa orang di sana hanya diam memandang tak suka dengan semua ini. Mereka hanya menampilkan raut datar dan tidak peduli dengan semua itu.

Gris yang sudah disahkan menjadi istri Kainav memilih masuk ke dalam kamar setelah semuanya selesai. Hal itu juga diikuti oleh Kainav yang merasa dirinya bingung harus melakukan apa selama beberapa waktu ke depan.

Di hari minggu ini, Gris tidak mendapatkan hari liburnya. Ia malah mendapatkan hal merepotkan seperti sekarang.

Posisinya yang baru saja keluar dari kamar mandi, langsung melihat Kainav yang duduk di sofa dengan sebuah laptop di pangkuannya.

Menyadari kehadirannya Gris, itu membuat Kainav mengangkat kepalanya dan menatap Gris yang sempat menatapnya datar.

☉⊙⊹⊙⊙

Malam dimana sepasang pengantin baru tinggal bersama, biasanya terjadi hal yang menyenangkan, seperti menghitung angpao. Tapi ini tidak.

Gris bukan lagi perempuan polos yang tidak tahu apa yang dilakukan sepasang suami istri di malam pertamanya. Gris pasrah dengan semuanya. Jika pun itu terjadi, Gris yakin mereka akan mengurusnya dengan cepat.

"Gris."

"Hmm?"

Mendengar respon Gris yang dingin membuat Kainav mengurungkan niatnya untuk membicarakan beberapa hal.

Satu hal yang Kainav tahu pasti, Gris tidak menginginkan ini semua.

Sikap Gris yang menunjukan langsung sikap dan perilakunya tanpa ragu membuat Kainav yakin, jika dirinya mungkin harus berusaha keras untuk mendapatkan hati Gris. Atau mungkin tidak perlu.

"Kai."

"Iya?"

"Kita ga akan ngelakuin hal itu?" Tanya Gris dengan wajah datar.

"Hal itu?" Kai bukan lelaki polos yang tak paham maksud perkataan Gris, hanya saja dirinya ingin meminta kejelasan dari perkataannya Gris.

"Ini malam pertama lo." Sedikit terkejut saat Gris berucap dengan sedikit frontal untuk seukuran gadis remaja.

"... Ngga. Kamu istirahat aja."

Cukup sakit mendengar ucapan Gris yang mengatakan seolah-olah ini semua hanya dilakukan Kainav saja. Padahal mereka berdua yang menjalani pernikahan ini, tapi Gris berpikir seolah-olah ini hanya dilakukan oleh Kainav saja.

Gris yang mungkin memang tidak peduli langsung menarik selimutnya dan memajamkan matanya untuk pergi ke alam mimpinya.

Sedangkan Kainav yang hanya menghela nafas hanya bisa membiarkan Gris tertidur karena dirinya juga sama-sama merasa lelah dengan semua yang terjadi hari ini.

Satu hal yang terpikir oleh Kainav. Apakah dirinya sudah mencintai Grisellda? Karna sebenarnya selama ini dirinya hanya merasakan sebatas menyukai dan melindunginya karena rasa tanggung jawabnya pada Garell yang menitipkan Gris waktu itu.

.

.

.

.

.

---------------------------------------------------------------------------
Tbc . . .

Become an Extra or Main Character [END]Tempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang