005

745 68 7
                                    

Vote, spam komen & follow
Berikan pendapat kalian tentang cerita ini di setiap episode

Happy reading

________

005 ; Menyiksa secara tidak langsung

Apa yang diharapkan? Bulan madu ini terasa sangat hambar, mereka tak melakukan apapun selain membahas pekerjaan dan bekerja secara online.

Hari ini adalah hari terakhir mereka berada di Belanda, Irene dan Rhino sudah bersiap untuk pulang,

"Halo para sayang-sayangnya eykeeee!" seru Alwi seraya mendobrak pintu membuat Rhino tersentak kaget.

"Lama." sinis Irene namun Alwi mengabaikannya.

"Halo mas Rhino." sapa Alwi namun Rhino hanya bergumam dan menjauh perlahan.

"Kok ngejauh sih mas? Aku kangen kamu loh... kita udah gak ketemu selama 3 hari karena kamu malah sibuk sama istri sah." oceh Alwi seraya mendekati Rhino.

Irene menggelengkan kepalanya melihat Rhino yang berusaha menjauh dari Alwi yang sedang menggodanya.

"Alwi, jangan goda Rhino terus. Mending kamu bantu saya buat bawa barang-barang." titah Irene tegas

Alwi berdecak kesal, ia menghentakkan kakinya dan mengambil barang-barang Irene dengan kasar lalu membawanya keluar kamar hotel.

Irene kembali menggelengkan kepalanya, untung saja Alwi ini berguna, jika tidak sudah Irene pastikan ia menendang pria kemayu itu.

Sementara itu, Rhino menghela nafasnya lega melihat Alwi yang sudah pergi.

Mereka berdua pergi dari kamar hotel tersebut untuk segera pergi ke bandara.

Mereka menghabiskan waktu dari hotel ke bandara dilanjut ke Indonesia sekitar kurang lebih 16 jam.

Rhino meregangkan otot-ototnya yang terada pegal karena terus duduk di kursi pesawat dalam jangka waktu yang lama.

"Setelah ini jangan langsung pulang, kamu pergi ke kantor buat ngurusin kerjaan." titah Irene membuat Rhino melotot tak percaya.

"Kamu gila? Aku baru sampe tapi kamu udah suruh aku kerja? Kenapa gak besok aja?"

Irene berdecak kesal, "Kamu lupa? Besok ada acara pembukaan proyek baru, kamu harus nyiapin dari sekarang."

"Tapi itukan bisa diurus sama sekretaris?" tanya Rhino mencoba menolak.

"Kamu ngandelin sekretaris mulu, udah sana pergi! Aku udah minta orang rumah buat kirim 2 mobil." titah Irene tak terbantahkan.

Benar saja, tak lama kemudian 2 mobil berhenti tepat didepan mereka.

"Nyonya, saya sudah menerima perintah, biar saya yang antar anda sementara rekan saya akan mengantar Tuan." ujar supir tersebut dengan sopan, panggil saja Pak Edrik, sementara rekannya bernama Pak Dani.

Irene mengangguk paham, "Sana pergi, ngapain cuman liatin doang?"

Rhino melirik Irene sinis, apa wanita itu benar-benar ingin menyiksa secara tidak langsung?

"Gak usah bawa koper, biar aku yang bawa ke rumah." Rhino menghela nafasnya kasar, dia menyerahkan koper miliknya kepada Pak Edrik.

"Pak, jangan sampe Rhino gak nyampe ke kantor, awasi dia." titah Irene membuat Pak Dani mengangguk paham.

"Baik Nyonya, mari Tuan kita berangkat." Rhino memasuki mobil itu diikuti oleh Pak Dani.

Setelah mobil yang ditumpangi oleh Rhino telah pergi, Irene segera masuk ke dalam mobilnya dan pergi dari bandara tersebut.

Bachelor Button (Transmigrasi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang