Perkenalkan namaku Anton, kisahku berawal berawal sekitar sepuluh tahun yang lalu, ketika aku mendapat perintah untuk menyusup dan mencari informasi di balik jaringan komplotan pengedar narkoba yang sedang kami awasi. Hari itu, tugas pertama sebagai polisi seolah menjadi titik balik hidupku, membuka babak baru dalam hidupku yang tak pernah kusangka-sangka. Aku dengan penuh semangat memulai pengejaran, langkah-langkahku mantap dan yakin.
"Berhenti! Jangan berlari!" seruku lantang saat mengejar ketiga buronan yang berpencar, kaki mereka seolah terbang menyusuri gang-gang sempit hingga menuju gedung kosong yang kumuh.
Aku rasakan adrenalin berdebar di dadaku, bahkan saat merangsek masuk, suasana gedung itu begitu sunyi hingga membuat bulu kuduk merinding. Kucoba memanggil rekanku, tapi tak ada jawaban.
Dan saat itulah, tiba-tiba terasa benda keras menghantam kepalaku. Pandanganku seketika kabur, kesadaranku perlahan menghilang, tubuhku ambruk tak berdaya.
Entah berapa lama aku tak sadarkan diri. Saat mataku akhirnya terbuka perlahan, aku tersentak menemukan diriku dalam keadaan telanjang, kedua tangan terborgol di tiang, sedangkan mulutku tersumpal oleh kain seragam yang sudah compang-camping, disobek paksa.
Sekilas kucoba mengingat apa yang terjadi, tapi yang kuingat hanya bayangan ketiga orang buronan itu—dan kini, mereka tak terlihat di sekelilingku. Yang ada hanyalah dinding-dinding kusam di sekitarku dan satu lampu redup yang menyala, menggantung tepat di atasku.
"Mmmmppp...mmmmp!" suaraku tertahan, mencoba berteriak sekuat tenaga sambil menggeliat mencari cara agar bisa bebas.
Semakin keras aku berontak, semakin erat borgol itu menggigit kulit pergelangan tanganku, menyisakan rasa perih yang seiring waktu mulai menyesakkan dada.
Kegelapan mulai menyelimuti ruangan, udara malam merambat masuk, membuat tubuhku gemetar kedinginan. Bayang-bayang dinding seakan berputar mengelilingiku. Aku hanya bisa berdoa, berharap ada seseorang yang masuk, yang menemukan diriku di sini. Tapi waktu berjalan tanpa belas kasihan, dan akhirnya hanya ada satu hal yang tersisa: kepasrahan.
Langkah-langkah itu bergema di dinding beton, mendekat dan kemudian berhenti, disertai suara ringan seorang remaja yang berbicara lirih, seperti tak yakin.
"Hmmm... katanya dia mau ketemuan di sini." Suaranya terdengar muda, mungkin masih anak sekolah, dan seketika harapanku melonjak. Kucoba mengerang keras, berharap dia mendengar isyarat dariku, memberi sinyal agar segera datang mendekat.
Lampu senter menyala dan bergerak mendekat, menyusuri lantai, lalu beralih ke wajahku. Sosoknya kini bisa kulihat dengan jelas di balik sinar itu—benar saja, wajahnya masih polos dan tampak muda, membuat hatiku sedikit lega meski tubuhku tetap terperangkap.
"Oh, di sini rupanya!" serunya, nada suaranya terdengar santai, nyaris ceria. "Dari tadi aku muter-muter gedung ini, ternyata kamu ada di sini juga." Dia menyeringai kecil, matanya menyapu tubuhku yang terikat.
Kupejamkan mata sejenak, berharap dia segera mengerti situasiku dan membebaskanku dari ikatan ini. Aku bahkan tak mengerti apa yang ada dalam pikirannya saat dia mulai berbicara lagi dengan nada yang aneh.
"Wah... badanmu bagus juga, ya. Suka bondage, ternyata?" candanya, terdengar hampir seperti lelucon, meski mata mudanya itu menatap tubuhku dengan kesan kagum yang sedikit asing.
Dia pun mulai tertawa kecil, dan wajahnya terlihat terpesona dengan tubuh berototku ini. Aku pun benar-benar tidak mengerti maksud dari perkataannya.
Saat dia semakin mendekat, pandangannya tak beranjak dari tubuhku. Aku bisa merasakan setiap tatapan tajamnya, seperti menguliti kulitku satu per satu, menggoreskan rasa yang aneh di antara keinginan dan ketidakberdayaan. Dia duduk di depanku, lalu perlahan, sangat perlahan, membuka kedua pahaku lebar-lebar. Ketika pandangannya tertuju pada penisku yang kini berdiri tegak, seolah dunia di sekeliling kami menghilang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Police Story
AdventureWarning 21+ [Muscle Bottom] Mohon jadi pembaca yang bijak. SINOPSIS CERITA : Mahfudz adalah seorang polisi berpengalaman yang menjalani hidup di dua dunia yang saling bertentangan-dunia profesionalnya yang penuh aturan, dan dunia pribadinya yang dip...