001

1.2K 89 16
                                    

Vote, spam komen & follow
Berikan pendapat kalian tentang cerita ini di setiap episode

Happy reading

________

001 ; Hari pertama menjadi suami

"Irene, Bunda minta tolong jaga Rhino baik-baik ya? Walaupun Rhino anak laki-laki tapi dia tetap bungsunya Bunda." pinta Bunda kepada istrinya.

Irene merupakan nama istrinya, wanita itu nampak mengangguk seraya tersenyum tipis.

Bunda menatap Rhino dengan tatapan sedih, "Setelah ini jangan lupa hubungi Bunda ya? Bunda bakalan kangen banget sama kamu." ujar Bunda dengan nada sedih

Ghevan atau yang bisa kita sebut Rhino mengangguk, Bunda memeluk putra bungsunya tersebut lalu berbisik,

"Ingat kata-kata Bunda, jangan buat masalah dan bikin Bunda malu." bisik Bunda setelah itu ia melepaskan pelukannya.

Rhino kembali mengangguk, ia segera berpamitan kepada seluruh keluarganya lalu memasuki mobil dan pergi dari sana.

Di sepanjang perjalanan Rhino hanya memejamkan mata seraya memikirkan takdir nya yang saat ini.

Ia perlahan mengingat memori awal tubuh ini ketika ia sedang tidur dan bermimpi.

Di sana diperlihatkan secara perlahan semua memori Rhino membuat Ghevan tak perlu repot karena dia tak tau apa-apa.

Sesampainya di rumah baru, Irene segera turun dari sana tanpa berbicara satu kata pun kepada Rhino.

Sementara itu, Rhino sendiri membawa koper yang berisi kebutuhannya kedalam sebuah rumah minimalis namun mewah tersebut.

"Kamar kamu ada di lantai atas pintu warna putih, pergi sendiri aja saya capek." ujar Irene acuh tak acuh.

Rhino mengangguk paham, Irene segera pergi ke kamarnya dan Rhino sendiri mencari letak kamar barunya itu.

Sebelum melaksanakan pernikahan, mereka berdua sudah membuat kesepakatan yang dimana ini adalah peraturan pernikahan.

Salah satu nya Rhino tidak tidur dalam satu kamar dengan Irene, tentu Rhino tidak menolak itu dan segera menyetujuinya.

Disisi lain, Irene nampak terlihat sangat lelah, dia merebahkan tubuhnya di kasur lalu menatap langit-langit kamar.

Jujur ia tak menyangka akan kembali menikah setelah pernikahan nya yang pertama gagal.

Terlebih pria yang ia nikahi lebih muda 9 tahun darinya dan masih lajang.

Ini gila, Irene merasa seperti pedofil. Tapi mau bagaimana lagi, semua ini karena paksaan keluarganya sampai mengancam kepada Irene dan mau tak mau Irene terpaksa menerima.

"Mommy!" panggil seseorang seraya mendobrak pintu kamarnya.

Irene melirik seseorang yang telah membuyarkan lamunannya, itu adalah Daisy, anak gadisnya.

"Mommy kok di kamar sebelah aku ditempatin sama dia sih?" protes Daisy.

"Gak ada kamar lain sayang, masa pake kamar tamu." balas Irene lembut.

"Ih tapi aku gak suka! Gimana kalo aku di macem-macem sama dia?" tanya Daisy dengan bibir mengerucut sebal.

"Gak bakalan sayang, kalau pun dia sampai berani ngelakuin itu, bukan cuman Mommy yang ngasih pelajaran tapi yang lain juga."

Irene mengisyaratkan Daisy untuk menghampirinya, Daisy menuruti sang ibu lalu Irene memeluk anaknya tersebut.

"Kalau mau kamu jangan terlalu dekat sama dia, kita gak tau isi pikiran dia gimana." ujar Irene seraya mengelus lembut surai rambut sang putri.

Bachelor Button (Transmigrasi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang