18 • Sloof

4.3K 459 24
                                        

Hasil rontgen keluar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hasil rontgen keluar. Kabar baiknya, patah tulang yang dialami Fyan tidak parah sehingga tidak perlu operasi. Hanya dianjurkan minum obat dan tangannya dipasangi arm sling. Dokter juga menyarankan Fyan untuk tidak menggerakkan tangannya dan melakukan aktivitas berat.

Sebelum masuk ambulans, Fyan sempat menitipkan kunci mobilnya pada pemilik kedai bakso. Kini, Fyan tinggal menunggu kedatangan Ryan. Beberapa menit yang lalu, Fyan meminta Ryan mengambil mobilnya dan datang ke sini. Fyan juga berkata mama dan papanya jangan diberi tahu dulu. Kalau mereka tahu sekarang, pasti langsung memaksa ikut ke sini dan Ryan tidak bisa mencegahnya.

Tirai tiba-tiba dibuka dari arah luar. Fyan kira suster yang datang, tetapi ternyata Rianti. Fyan langsung meletakkan ponselnya di dekat kaki.

Rianti berdiri tepat di samping bed yang ditempati Fyan. "Mas, gimana keadaannya sekarang?"

"Udah mendingan. Dokter bilang saya nggak perlu menginap."

"Alhamdulillah kalo gitu. Jangan beraktivitas yang berat dulu, ya, Mas. Takutnya kalau banyak bergerak malah makin parah."

Fyan mengangguk. "Terima kasih, ya, kamu udah nolongin saya."

"Harusnya saya yang bilang begitu. Saya nggak tahu kalau plang itu mau ambruk. Untung Mas lihat."

"Saya cuma nggak mau kamu kenapa-napa."

Hening. Fyan kembali menelaah ucapannya sendiri, apalagi setelah melihat raut wajah Rianti berubah. Kedua pipi gadis itu tampak memerah. Sepertinya barusan dirinya salah bicara.

"Jangan salah paham, Dek. Maksudnya saya nggak mau kamu kenapa-napa itu karena kamu yang lebih paham tentang medis di tempat itu. Kalau kamu celaka juga, nanti siapa yang ngasih pertolongan ke mereka?" Fyan meralat ucapannya. Dia rasa hanya itu yang paling masuk akal.

Rianti tersenyum kikuk. Tangannya menyelipkan anak rambut ke belakang telinga. "Iya, Mas bener. Sekali lagi terima kasih, ya."

"Sama-sama."

Sunyi merebut posisi. Fyan bergerak, hendak mengambil air minum dalam bentuk kemasan botol. Namun, Rianti justru membantunya, bahkan Rianti juga yang membukakan tutup botolnya.

"Terima kasih," ucap Fyan setelah menerima botol minum itu. Tidak ada perasaan apa pun setelah mendapat perhatian itu. Fyan rasa wajar saja Rianti membantunya lantaran tangannya yang sebelah kanan dibebat.

"Mas rhesus-nya apa?"

Fyan menyesap air, setelah itu menjawab, "Positif. Setahu saya, orang Indonesia itu sebagian besar punya rhesus positif, kan?"

"Betul, Mas. Tapi, saya ada di golongan rhesus yang langka. Saya pemilik rhesus negatif ikut papa, sedangkan dua kakak saya rhesus positif ikut mama."

"Oh. Berarti nanti kamu kalau mau nikah harus cari pasangan yang rhesus-nya sama? Karena setahu saya kalau perempuan rhesus negatif menikah dengan rhesus positif kemungkinan akan jadi masalah pada janinnya."

Menembus Partisi - [END] Where stories live. Discover now