"Hmm.. Kamu bersiap - siap, setengah jam lagi kita berangkat kesana." 

"Baik pak, saya permisi." Arunika keluar dari ruangan Devian, memang mereka berdua sepakat jika saat berada di kantor akan berbicara formal, beda lagi kalo di luar kantor mereka berbicara seperti seorang sahabat.

Setengah jam kemudian Devian dan Arunika berangkat menuju lokasi proyek pembangunan mall di daerah xxx, Devian meninjau kesana lagi setelah bulan lalu pergi ke proyek untuk pertama kalinya dengan Arunika, di proyek yg akan di bangun mall Devian berniat menambahkan private room di lantai paling atas bertujuan agar bisa memudahkan para pebisnis untuk melakukan meeting, selain tempatnya strategis, mall yg Devian bangun juga merupakan mall terbesar di daerah Jakarta. Devian telah memikirkan matang - matang tentang idenya dan di setujui oleh papahnya, David. Devian sengaja membangun ptivate room agar pengunjung atau pebisnis yg sedang singgah di mallnya bisa melihat atau bahkan membeli produk - produk berkualitas dari MW Group yg akan di pasarkan di mall itu.

Devian berencana setelah dari proyek, mereka berdua akan meluncur ke tempat meeting dengan perusahaan Dewangga Group tanpa harus kembali ke kantor karena disana sudah ada Erick yg menghandle'nya, Erick sekarang juga kebih sering berada di kantor dari pada menemani Devian pergi, karena sudah ada Arunika yg mendampinginya dan itu sangat meringankan tugasnya. Dia bisa fokus dengan urusan perusahaan pusat dan perusahaab cabang, memang Devian mempunyai beberapa anak perusahaan di luar kota, dan yg di Jakarta tempat Arunika bekerja inilah perusahaan pusatnya. Selain karena sangat besar di banding dengan anak perusahaan yg lainnya, di Jakarta inilah dulu mendiang tuan Mahawira merintis perusahaannya dari 0 hingga bisa berkembang pesat, dan saat di pimpin ayah Devian sudah bisa membuka anak cabang di berbagai kota, apalagi sekarang di bantu oleh Devian yg menjadi CEO'nya. Meski umur Devian tergolong muda, namun dalam urusan bisnis Devian tidak perlu di ragukan lagi kehebatannya.


                                    ***



Matahari semakin terik, waktu saat ini menunjukkan pukul 10 : 45 wib, sedangkan Devian dan Arunika masih dalam perjalanan menuju restoran tempat janjiannya dengan CEO Dewangga Group.

Tepat pada pukul 11 : 00 wib Devian dan Arunika sampai di tempat tujuan, mereka langsung di arahkan ke private room oleh pelayan saat Arunika menyebutkan nama perusahaan Dewangga Group yg memang sudah reservasi terlebih dahulu.

Pintu ruangan terbuka dari luar, Arunika yg saat itu sibuk meneliti penampilannya agar terlihat rapi tidak melihat jika dia dan Devian telah sampai di meja Cliennya.

"Silahkan duduk tuan Mahawira." ucap CEO dari perusahaan Dewangga Group, "Siapa dia?." tanya Sang CEO sembari menunjuk Arunika yg berada di samping Devian dengan dagunya.

Arunika yg merasa tidak asing dengan suara di depannya perlahan mendongak, betapa terkejutnya dia saat mendapati sahabat baiknya saat di New York kini berada di hadapannya.

"Perkenalkan dia.. ." ucapan Devian di potong oleh Arunika.

"De-Dennis.. Ini beneran kamu?." tanya Arunika yg tidak menyangka bisa bertemu kembali dengan sahabatnya semasa kuliah dulu.

"Cia.. Kapan kamu balik ke Indo?, kenapa gak menghubungiku." tanya Dennis Dewangga yg merupakan CEO dari perusahaan Dewangga Group yg juga sahabat baik Arunika.

Devian dan sekretaris Dennis yg tak lain adalah Clarissa melihat itu menjadi bingung, mereka bertanya dalam hati ada hubungan apa antara Dennis dan Arunika.

Arunika berdecak mendengar pertanyaan Dennis, "Ck, gimana mau hubungi kamu jika nomor ponselmu saja sudah ganti, lagian kamu jadi sombong semenjak pulang ke Indo, gak pernah kasih kabar."

"Sorry - sorry Cia aku sibuk menjalankan bisnis orang tuaku, sebenarnya aku pengen menghubungimu tapi aku lupa nomor ponselmu." 

"Sudah ku duga." mereka berdua malah asyik berbicara tanpa melihat masih ada dua orang yg menahan kesal karena tidak di anggap, Devian yg tidak terima di cuekin ikut menyahut.

My CEO is My Ex (On Going)Where stories live. Discover now