51. A DAY WITH DADDY

Start from the beginning
                                    

"Baby, fotokan, kirimkan ke mommy"

Hah?

Guin tidak habis pikir lagi. Ayahnya benar-benar terlalu konyol.

"Terimakasih baby"

"Okay Dad.. "

Setelah berhasil membujuk ayahnya agar tidak mengikutinya sampai laboratorium, Guin membuka pintu mobil dengan cepat. Ia berlari menuju Laboratorium Biokimia, berharap juniornya tidak menyadari dirinya terlambat.

Selesai dengan praktikum, Ia merasakan kram diperutnya namun hanya sesaat. Beberapa junior menyapanya, ia hanya menyapa seadanya.

"Dad, where are you?  My class is over, let's go home" Sembari menuruni tangga, Guin celingak-celinguk melihat sekelilingnya. Dimana ayahnya?
Lalu ia mendengar suara beberapa orang bersorak diseberang.  Disusul dengan teriakan Alexander dari telepon.

"Di kebun, baby"

Kampusnya memang memiliki kebun percobaan sendiri yang terletak di dalam kampus. Lokasinya satu kompleks dengan laboratorium pertanian. Hal ini menjadi nilai plus karena para siswa dapat melakukan penelitian atau percobaan dengan lebih leluasa.

Guin meringis sambil menuruni tangga, ia tidak habis pikir dengan ayahnya yang terlihat santai bermandikan lumpur. Baju pantainya kotor, kakinya penuh lumpur, wajahnya yang tadi segar kini terlihat lusuh. Jika ibunya melihat ini, bisa dipastikan mereka berdua akan berdebat sampai keduanya lelah dan pulang bersama seolah tidak terjadi apa-apa.

"Baby, help me" Teriak ayahnya sambil berjalan ke pematang lahan. Guin hanya diam sesekali tersenyum canggung. Beberapa temannya bersiul-siul melihat adegan itu. Mungkin mereka kira Alexander adalah pacarnya. Cap sebagai sugar baby sering dia dapat beberapa waktu ini. Salahkan dirinya yang terlalu cuek untuk memberikan klarifikasi. Baiklah, here we go!

"Come on Dad, kamu kotor. Kita butuh supir. " Guin mengabaikan desas-desus disekelilingnya, menulikan diri lebih baik daripada mengeluarkan tenaga lebih untuk menutup mulut teman-temannya. Ia menuntun Alexander untuk membersihkan diri di toilet lantai bawah.

"Kak Guin, Daddy nya keren kok, tadi beliau ikut memanen sawi kak. " Tentu ia tahu makna lain dari 'Daddy' yang dilontarkan perempuan ini, tapi lagi-lagi ia memilih abai. Guin menerima sebungkus sawi dari adik kelasnya dengan senyum, ia juga mengucapkan terima kasih. Melihat sawi ditangannya, aroma khas sawi menguar, membuat perutnya tiba-tiba bergejolak.
Ia mencari-cari telepon berniat menelpon siapapun yang masih berada di rumah.

"Mom? " Sudah terlanjur diangkat oleh ibunya, ia melanjutkan memberi penjelasan.

Guin mengarahkan Alexander untuk membersihkan diri seadanya. Paling tidak agar ibunya tidak terlalu murka.
Beberapa saat kemudian, Jennifer terlihat turun dari sebuah SUV. Mata-mata mulai mengarah ke Guin. Mereka beranggapan akan terjadi perang dunia antara pelakor dan selingkuhan.

"Hi baby, are you okay?naiklah ke mobil terlebih dahulu"Jennifer memeluk Guin sebentar sebelum menghampiri suaminya.

"Here we go again Alex, let's go home" Ibunya bersisihan dengan Daddynya sepanjang jalan menuju mobil. Pemandangan tersebut membuat beberapa orang takjub.

'Itu ibunya si Guin, Gue inget banget dulu si ibu pernah nampar lawannya Guin di kantin'

'Serius lo? Kenapa ditampar? '

'Karena itu cewek ngatain Guin sugar baby'

' lah kalo bukan, itu si om siapanya? Daddy nya beneran? '

'Iya kali? '

'Si Guin ga ada tampang bule gitu masa iya sih, anak angkat kali'

Galih yang kebetulan selesai menemui dosen pembimbing menoleh ketika beberapa orang dengan terang-terangan membicarakan Guin.

"Kalian liat Guin? Dimana? "

"Eh, Galih, itu disana lih, diapit orang tua angkatnya tuh, nggak tau deh yang om-om beneran bapaknya atau Daddynya "

"Mereka orang tua kandungnya Guin, jangan asal ngomong lo pada. Awas kena DO mendadak baru tau rasa"Galih menakut-nakuti mereka.

"Galih, Galih, lo itu nggak pantes belain Guin. Kita semua sering kok liat Guin jalan bareng beberapa cowok yang berbeda-beda. Kalo sama om yang itu dia paling lengket banget"

"Itu ayahnya. Cowok bule yang sering kalian lihat itu kakak-kakaknya, kalo masih engga percaya tunggu aja pas wisuda. Gue yakin kalian bakalan kena serangan jantung kalo tau sekarang" Galih memandang meremehkan " Jangan pernah kalian ngomong macem-macem tentang Guin kalau mau lulus dengan lancar."

__________________________________

Lagi???
Vote dan komen dulu guys.. Hehehehe











The Minister is MineWhere stories live. Discover now