- e m p a t b e l a s -

1.1K 147 32
                                    

Flashback

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flashback

"Dari yang kudengar, kau sudah menentukan Luna-mu."

Sunghoon menghela napas tanpa berminat menyesap anggur di atas meja seperti yang Chanyeol lakukan. Hanya memutar-mutar pelan gelasnya tanpa minat.

"Tidak sampai menentukan Luna juga, Ayah." Ia membantah ringan.

"Lalu kenapa putera mahkota Amryla sampai mencumbunya di depan banyak orang jika dia tidak seistimewa itu?"

"Aku ingin menikahinya."

Chanyeol terdiam. Mendadak menghentikan gerak tangannya di depan bibir. Batal meminum anggur.

"Ayah harus melamarnya untukku."

Sunggingan sarkas menghiasi sudut bibir Chanyeol hingga dimple-nya terlihat. Jika ada yang bilang Sunghoon itu keras kepala, Chanyeol tidak akan heran. Tetapi mendengarnya menentukan cinta secepat ini membuatnya sedikit tidak percaya. Padahal sejatinya Sunghoon bukanlah pemuda agresif maupun intuitif soal pasangan. Sekedar soal isi celana pun tidak.

Contoh kecil jika membahas kembali perilaku Sunghoon pada tumbalnya di ritual malam purnama. Berbeda dengan sang ayah yang selalu meniduri mereka sebelum memakan mereka, Sunghoon tidak pernah melakukannya sekali pun.

"Kau yakin?"

"Apa aku pernah bermain-main dengan ucapanku?"

Seringaian Chanyeol berubah menjadi kekehan rendah.

"Siapa tadi yang bilang tidak sampai menentukan Luna, hm?"

Sunghoon berdecak. Napasnya terhela berat dan dalam. Ia sedang serius sekarang, dan bercanda memang sangat bukan gayanya. Jadi menghadapi sang ayah membuatnya sedikit sebal.

Hanya sedikit. Selebihnya, ia tidak berani.

"Dia hamil."

Pertama kali dalam hidupnya, Chanyeol gagal menjadi pria bersahaja karena mendadak terbatuk-batuk. Tersedak minumannya sendiri. Matanya membola, nyaris menggelinding ke lantai.

"Apa katamu?!"

"Ayah akan segera memiliki cucu."

"Siapa yang meminta cucu? Aku masih muda, Park Sunghoon. Kau ingin aku dipanggil kakek dengan wajah setampan ini?"

Sunghoon merotasikan bola matanya jengah.

"Ayah itu tua. Sadarlah."

"Siapa bilang?"

Sunghoon menggeram menggunakan suara serigalanya. Membuat Chanyeol terbahak-bahak merasa berhasil mengganggu anaknya.

"Baiklah, ayah mendengarkan. Serius," janjinya kemudian.

[ SUNSUN ] DYSTOPIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang