kembali nya Adrian, pengakuan Yeri, peringatan krystal

19 16 0
                                    

Setelah mengikuti Krystal, akhirnya aku kembali ke dunia. Lebih tepatnya aku berhasil hidup kembali.

"Detak jantung pasien mulai stabil dok!" Teriak salah satu suster, sesekali suster itu menoleh kearah mesin pendeteksi detak jantung itu. Ayahku yang sedari tadi menenggelamkan wajahnya pun seketika mendongak dan kembali menanganiku.

"Syukurlah! Terimakasih nak kau sudah mau kembali..." Ucap ayah sambil menciumi tanganku dan menangis terharu.

Setelah operasi, aku pun dipindahkan ke ruang rawat inap namun aku belum sadar.

"Drian, ah apa kau tidak lelah tidur terus?" Tanya ayah yang duduk di sampingku seraya menggenggam tanganku. Aku menggerakkan jariku untuk memberi tanda jika aku merespon apa yang ayah katakan.

Dan masih di posisi yang sama seperti 10 menit yang lalu, ayah masih di sana, duduk di sampingku dan menggenggam tanganku.

"Adrian, ah sadarlah nak ayah mohon..." Ucap ayah lesu.

Beberapa jam kemudian aku terbangun dari tidur panjangku.

"Ay-ah." Panggilku terbata-bata, mendengar itu ayahku pun terbangun.

"Adrian hey, kau sudah sadar?" Tanya ayahku antusias dan beliau mulai mengambil stetoskopnya dan mulai memeriksa keadaanku.

"Kepalaku sakit yah..." Lirihku.

Setelah memeriksa keadaanku, ayah menceritakan semuanya. Yup! Beliau menceritakan kenapa beliau bersikap kasar padaku dan menginginkan aku menjadi penerus perusahaan. Karena ayah dulu pernah mengecewakan kakekku. Iya, ayahku dulu adalah anak yang cukup nakal. Ayah dulu jarang belajar, waktu untuk belajarnya hanya digunakan untuk bermain game bahkan balapan. Hingga pada suatu hari, kakekku tiada bersamaan dengan ia yang masih di rumah keduanya. Benar, Saat kakek meninggal ayah masih di sirkuit untuk balapan dari situ ayah berusaha keras menyelesaikan pendidikannya sebagai dokter dan bisa membangun rumah sakit dengan namanya sendiri, juga menjadi rektor di Universitas Segang .

Selain itu, Dirga juga mencari perhatian pada Ayahku dengan cara menjatuhkanku di depan ayahku untuk mendapatkan apa yang dia mau.,

Kini aku paham kenapa ayah memperlakukanku seperti ini, karena ayah ingin memperbaiki kesalahannya dulu dan aku harapan ayah satu-satunya. Meskipun ada Yeri, tapi adikku itu punya jalannya sendiri. Yeri merupakan anak yang tidak mau dikekang dan orang tuaku tau itu.

"Yah, aku akan membuat ayah bangga. Suatu hari nanti aku akan menjadi dokter yang hebat seperti ayah." Ucapku pada ayah sambil tersenyum.

Mendengar itu ayah mengelus rambutku lembut.

"Kalau lelah, jangan dipaksakan ya?" Ujar beliau padaku.

Di sisi lain, Catherine Alexa sahabatku sejak kecil, kembali ke Korea setelah menyelesaikan pendidikannya di London. Dia berniat menemuiku di rumah sakit hari ini. "Permisi suster, pasien atas nama Adrian stevano dirawat di ruangan apa?" Tanya Catherine pada petugas resepsionis. "Oh, pasien atas nama Adrian stevano dirawat di ruangan PIV nona, di sebelah sana." Jawab petugas resepsionis itu seraya menunjukkan kamar rawatku, lalu Catherine berterima kasih pada petugas itu dan berjalan menuju ruang rawatku.

Saat akan menuju ruang rawatku, Bruno tidak sengaja menabrak Catherine,

"Oh maafkan aku, aku tidak sengaja tadi." Ucap Bruno sambil membantu Catherine.

"Tidak apa-apa aku juga minta maaf aku tidak memperhatikan langkahku tadi." Balas chatrine

Saat melihat siapa yang ditabraknya, Catherine terkejut.

"Ommo! Bruno Sunbae, sudah lama ya tidak bertemu. Sedang apa kau di sini?" Tanya Chatrine antusias.

"Aku sedang akan memeriksa pasien spesial di rumah sakit ini. Dia adalah anak pemilik rumah ini. Kau sendiri sedang apa di sini?" Tanya Bruno penasaran.

Aku hanya ingin bahagia Where stories live. Discover now