[Chapter 1: The Begin]

88 8 8
                                    


   "Cari!, cari kristal elemen itu!!!, singkirkan semua yang menghalangi!!!".

   ...

   "Tidak akan kubiarkan kau menyakiti orang yang ku sayangi!. Api, berikanlah kekuatanmu kepada kami, terangilah!...terangilah! hilangkanlah kegelapan!!!"

   ...

   "Ayaaah!!!".

   ...

   "Al...al..al!".

   "AH!...eh?, bunda?". Aldrin membuka matanya, nafasnya berat, rambut merahnya terlihat kusut, perlahan ia sadar, terbangun dari mimpi buruknya, matanya terbuka lebar, menatap sosok perempuan yang selalu menyayanginya.

   "Kenapa nak?, kamu ngigau lagi?". Ucap sang bunda sebelum memeluk Aldrin, menepuk punggung putranya, nama dari bundanya Aldrin adalah Aileen, walaupun bukan ibu kandung, Aileen tetap menyanyangi Aldrin seperti anak kandungnya.

   "Tidak...bunda, itu terasa terlalu nyata!" Jawab Aldrin, kepalanya menunduk kebawah.

   "Shh, sudah-sudah, sekarang kamu aman, ada bunda disini, jangan takut, ayo turun!, bunda buatkan masakan kesukaanmu lho!". Ucap bunda, tangannya mengusap lembut pipi putranya, mencoba untuk menenangkannya.

   Perlahan Aldrin mulai tenang, tersenyum menganggukan kepalanya, lalu turun dari ranjangnya, diikuti oleh bunda. Mereka lalu duduk di meja makan, makan bersama sambil melihat berita di Televisi tua, yang ditempeli stiker-stiker lucu di sekitarnya.

   "11 tahun setelah kejadian itu pemerintah dari seluruh dunia terus memperkuat kekuatan militer mereka. Hari ini mereka akan mengadakan rapat internasional di-." Suara presenter berita terpotong karena dimatikannya televisi.

   "Al ayo dimakan makanannya, kenapa melamun mulu, mikirin pacar ya?." Aileen memperhatikan Aldrin sambil cekikikan, walaupun sebenarnya ia mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh putranya itu.

   "Ah, nggak kok bunda haha...Kandhra mana ya kok belum kesini?" Ucap Aldrin, yang merasa malu dengan pertanyaan bundannya, ia langsung mengalihkan pembicaraan.

   "Oh iya, Kandhra!, kamu sudah bangun belum?!"
Aileen berteriak, ia memasang kedua tangannya di pinggangnya, sambil melihat ke tangga, memeriksa apakah Kandhra sudah turun atau belum.

   "Udah kok! Hoamm..."

   Seorang pemuda dengan rambut biru yang kusut, keluar dari kamarnya, itu adalah Kandhra, putra kandung dari Aileen.

   "Loh tumben Kandhra baru bangun, cepetan ya, nanti telat lho!" Aldrin menoleh kepada Kandhra.

   "Iya nih maaf ya, aku begadang tadi malam! Hehe". Kandhra menghela nafas sambil nyengir.

   Mereka berdua mulai bersiap menuju sekolah, selang beberapa menit mereka dijemput oleh teman sekolahnya, seorang gadis cantik yang penuh semangat bernama Mina, rambutnya diikat, ia berdiri di dekat pintu keluar rumah.

   "Bunda, kami berangkat dulu ya" Aldrin memberi salam sebelum berangkat kepada bundanya.

   "Iya nak, hati-hati di jalan, Mina jangan ngebut jalanin mobilnya ya!. Ucap Aileen kepada Mina.

   "Iya tante, ayo guys!" Mina berseru, terlihat semangat untuk memulai harinya.

   Mereka pun berangkat menuju sekolah, menaiki mobil yang dikendarai oleh Mina. Seragam sekolah mereka dilengkapi pelindung di beberapa bagian tertentu, berupa antisipasi dari pemerintah apabila hal buruk terjadi.

   "Al, aku penasaran deh, kalung kristal milikmu itu,pemberian dari siapa?" Mina bertanya, memperhatikan kalung yang di kenakan oleh Aldrin.

   "Oh ini!, ini pemberian dari mendiang kakakku, dia yang membuatkannya untukku." Aldrin tersenyum pada saat menjelaskan kalung pemberian kakaknya, mengingat masa lalunya yang menyenangkan bersama kakaknya.

Legendary Knight ElementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang