Cigarette or Kiss

3.9K 192 180
                                    

Pukul 06.45 WIB, gerbang utama SMA Neo sudah ditutup rapat menyisakan gerbang kecil di sampingnya bagi siswa yang masih di perjalanan sebagai bentuk toleransi waktu selama lima belas menit.

Aturan di sana cukup ketat. Setiap siswa wajib melepaskan jaket yang mereka pakai saat memasuki area sekolah. Terlebih bagi siswa yang membawa motor tapi sudah memasuki jam toleransi, mereka harus mematikan kendaraan mereka dan mendorongnya hingga area parkir yang jaraknya cukup jauh dari pintu utama. Mau tak mau mereka harus menaati aturan daripada harus mendapat poin negatif dan diberi hukuman tambahan.

Tak terkecuali dengan Lee Donghyuck, si pentolan sekolah yang terkenal akibat tabiat jeleknya setelah melakukan berbagai pelanggaran di sekolah. Surat-surat peringatan yang dilayangkan oleh sekolah tak pernah diindahkannya.

Pihak sekolah sebenarnya sudah geram dan kepalang kesal, tapi mereka tidak bisa berbuat banyak karena orang tua Donghyuck adalah donatur utama di sana. Mereka hanya bisa menahan diri sampai berandalan itu lulus dari sana beberapa bulan lagi.

Semua orang tahu pihak sekolah tidak bisa bertindak tegas karena status yang dimiliki oleh Donghyuck, wali kelas, guru BK, Wakasek Kesiswaan hingga kepala sekolah terus berusaha untuk menertibkannya.

Orang tua Donghyuck bukan tidak tahu dengan perbuatan nakal sang anak di sekolah, ia tidak melarang hukuman apa pun diberikan kepada sang anak oleh pihak sekolah selama bukan di keluarkan. Mereka menyerahkan urusan Donghyuck sepenuhnya kepada sekolah karena mereka menyadari ketidakmampuan mereka mengurus sang anak di rumah, sebab mereka sibuk bekerja hingga tak memiliki waktu untuk keluarga. Mereka bahkan sampai berniat untuk memberikan hadiah fantastis bagi siapa pun yang bisa mendisiplinkannya bahkan memperbaiki perilaku buruknya itu.

Sedikitnya para guru pun memaklumi keadaan Donghyuck yang memang kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya, hingga ia sibuk mencari perhatian di luar sana.

"Yak! Lee Donghyuck! Ini baru hari Senin dan kau sudah berantakan seperti ini!"

Dilihat dari penampilannya, Donghyuck memang jauh dari kata rapi. Baju seragam dikeluarkan untuk menutupi celananya yang tidak mengenakan sabuk. Lalu dasi yang melingkar di lehernya seolah dibelit dengan asal-asalan. Belum lagi dengan topinya yang penuh dengan coretan pulpen dan tip x. Benar-benar nampak seperti anak yang tidak terurus.

"Lee Jeno, tolong atasi dia," pinta salah satu guru piket pada Jeno si pengurus OSIS yang kebetulan juga berjaga hari itu.

"Baik Bu." Jeno menggelandang Donghyuck untuk sedikit menjauh dari area gerbang, karena di sana mulai dipadati oleh siswa yang terlambat. Donghyuck tidak termasuk siswa yang kesiangan, ia hanya diberhentikan oleh petugas piket setelah melihat penampilannya yang tidak rapi.

"Kamu gak mandi ya?" Sarkas Jeno.

"Sembarangan aja lo, gue mandi ya sat!" ketusnya tak terima dituduh tidak mandi.

Bagaimana Jeno tak menuduh, penampilan Donghyuck memang mencerminkan seperti itu. Rambutnya yang mulai gondrong itu lepek seperti tidak disisir. Lalu wajahnya terlihat kucel dengan kantong mata yang cukup besar seolah begadang semalaman. Ditambah dengan bibirnya yang kehitaman akibat terlalu banyak menghisap nikotin.

"Sabuknya mana? Kok gak dipake?"

"Gak tau, ilang kali."

Hanya terdengar helaan napas pasrah dari Jeno sebagai responsnya. Tangannya kemudian bergerak menyentuh dasi Donghyuck dan membenarkannya.

Napas Donghyuck sedikit tercekat kala wajahnya dengan Jeno begitu dekat. Ia biarkan tangan Jeno dengan lihai menyimpul dasi nya, sebab kalau ia menolak dan mundur, siapa lagi yang mau membantunya? Meski pada akhirnya dia yang harus menahan jantungnya agar tidak bertalu semakin keras.

Hyuckno Storyحيث تعيش القصص. اكتشف الآن