"Iya?"
"Ayah jangan ganjen! Kak Edo itu punyanya Babang!" Gara marah pada Ayah Langit.
"Uhuk! Uhuk!" Bastian tiba-tiba keselek. Bisa-bisanya Adek nya itu ceplas-ceplos.
"Ha? O-oh, sorry Ayah gak tau." Ayah Langit menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Makanya, jangan kelamaan jomblo!" Lagi dan lagi, Gavin mengusiknya.
Semua orang yang ada di ruang inap itu tertawa, kecuali Langit yang malu akan tingkahnya. Udah percaya diri mau deketin Edo, eh ternyata itu milik ponakannya sendiri. Yaudah deh, Langit nyari yang lain aja.
.
.
Beberapa hari berlalu.
Bastian sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah. Ya walaupun kakinya masih sakit, bekas operasi. Daddy Gavin menyetir mobilnya dengan fokus, mereka sekarang sedang berada di jalan hendak menuju pulang ke rumah.
Gara duduk di kursi depan bersama Daddynya. Sedangkan yang di belakang ada Bastian dan Edo. Buna Rafa? Buna Rafa tidak ikut menjemput Bastian, karna harus membersihkan kamar Bastian.
"Bas, Lo kangen rumah gak?" Tanya Edo, membuka obrolan.
Bastian yang sedari tadi fokus liat jalanan dari jendela mobil, kini ia menoleh pada Edo.
Bastian menggeleng. Ia tak rindu dengan rumah.
"Lo koma hampir 5 bulan lebih, masa iya gak kangen rumah, sih?"
Bastian menggeleng lagi.
"Terus? Lo kangen siapa?" Tanya Edo sedikit mengerutkan keningnya.
"Lo." Jawab Bastian.
"Uhuk! Uhuk! Uhuk!" Daddy Gavin tiba-tiba keselek saat mendengar jawaban dari anaknya itu.
Edo menoleh pada Om Gavin, lalu menatap kesal pada Bastian. "Apaan, sih!" Edo menyenggol lengan Bastian.
Bastian terkekeh kecil.
Gara menengok ke belakang. "Kak Edo, Babang itu suka sama, Kakak." Ujar Gara.
"Adek... Susstt! Kamu masih kecil, gak usah ikut-ikut." Daddy Gavin menyuruh Gara untuk diam.
Gara pun menoleh pada Daddy Gavin. "Kata siapa Adek masih kecil. Adek udah ciuman kok sama Adit." Ujarnya.
Citttt!!!
Mendengar itu, Gavin langsung mengerem dadak mobilnya.
"Ha?!!" Gavin membelalakkan matanya.
Bastian dan Edo juga terkejut mendengar pengakuan dari Gara barusan.
"Iya, Adek udah ciuman sama Adit."
"Satu, dua, tiga, empat, lima, ..." Gara menghitung jarinya.
"Udah tiga kali ciuman, hehe~" Ujar Gara sambil menunjukkan tiga jarinya.
"Gara... Kenapa kamu mau aja dicium sama Pak Adit?" Tanya Edo sedikit gelisah.
Gara menengok pada Edo. "Katanya, Adit suka sama bibir, Adek. Rasanya tuh kayak Yuppi. Yaudah Adek kasih bibir Adek ke Adit."
Daddy Gavin hanya bisa terdiam dan tertegun. Ia menarik nafas, menutup matanya, lalu menghembuskannya.
"Besok kamu pindah sekolah!!" Amuk Gavin, ia kemudian kembali menancapkan gasnya. Gavin melaju dengan kecepatan tinggi, seperti orang kesurupan menyetir mobil. Sedangkan Bastian dan Edo berpelukan, takut akan kematian.
"Didi! Pelan-pelan, Adek takut!" Gara pun ikutan takut.
"Bodoamat!!" Ujar Gavin.
"Bas, Daddy Lo ngamuk deh kayaknya." Ujar Edo sambil memeluk lengan Bastian.
YOU ARE READING
SEBASTIAN DEVANO || END ✓
Teen Fiction[Dalam penulisan cerita terdapat Typo, mohon dimaklumi.] SEQUEL DARI CERITA "MY BOYFRIEND IS BADBOY" Cast : - Sebastian Devano - Edo Serrano - Aditya Gilang - Anggara Devano - Gavin Devano - Rafa Baskara ...
Part 14
Start from the beginning
