Rigal menghela nafas. "Cuma lambung"

Alvin tersenyum lebar. "Bener sih bang, nanti kalo gue periksa lagi temenin gue ya bang? gue sendirian mulu kalo periksa, nggak asik." Ujar Alvin menggebu.

Rigal menaikan alisnya. 'Biar asik mah periksa sama satu kelurahan bocah! dasar aneh' batin Rigal julid

"Oke"

Jawaban singkat Rigal membuat Alvin bersorak senang. Ia tanpa sadar menggebrak meja sambil berteriak "YESSSS!!"

'Gue mesti makan seblak yang banyak biar gue diperhatiin sama bang Rigal!'

***

Rigal berniat pulang ke mansion Adinata dengan motornya. Dia berniat mengambil sesuatu yang tertinggal dikamar Rigal. Benda itu harus dikembalikan agar Rigal benar-benar dinyatakan keluar dari Unvrsl'lght, tepatnya geng milik kakak Andra.

(Universal light, artinya cahaya semesta)

Geng yang isinya anak-anak broken home kekurangan kasih sayang keluarga. Mereka semua ingin membangun keluarga sendiri dengan membentuk sebuah geng. Walau kerjaannya tawuran dan balapan, geng ini sangat hangat ke masing-masing anggotanya. Sayang, Elvian yang tidak tau arti semuanya menganggap geng itu kotor karna pekerjaannya hanya menambah musuh dan membuat rusuh dimana-mana.

Pemikiran Elvian sebenarnya tidak salah, karna memang seperti itu kenyataannya.

Tapi beda lagi dengan pikiran anak-anak UL. Mereka pikir, semakin banyak musuh maka semakin tinggi pula rasa saling menyayangi dan melindungi antar sesama anggota.

Membuat mereka tanpa sadar saling mengisi kekosongan dihati mereka.

Oh, tidak ada yang salah dengan kedua pikiran itu, mereka hanya.. memiliki pemikiran yang berbeda.

***

Sampai dimansion Adinata, Rigal bergegas turun dari motornya dan berlari kecil masuk ke dalam.

Menghiraukan tatapan bingung dan penasaran para keluarga, Rigal bergegas menuju tangga dan naik segera ke kamarnya.

Sementara para keluarga menatap Rigal dengan berbagai ekspresi.

"Dia udah lama nggak pulang yah, dia tinggal dimana sekarang?" Tanya Revan penasaran. 'Dia' yang dimaksud tentu saja Rigal.

Samuel menatap tangga yang dipakai Rigal tadi. "Apartemen kecil" jawabnya.

Fiana menatap Revan dan Samuel tak suka. "Kalian ngapain ngomongin anak haram itu sih?!" Sentaknya.

Mereka pun akhirnya diam tak membahas lebih lanjut. Berbeda dengan satu pemuda yang dadanya sudah kembang kempis mendengar penuturan Fiana.

"Mamah kenapa sih? bawaannya sensi mulu kalo sama bang Rigal. Dia itu anak kandung mamah, harusnya mamah sayang sama dia dong! Gimana sih!" Kata Gara sengit. GARA? iya gara.

Bocah tengil ini sebenarnya tidak pernah membenci Rigal, dan justru sangat menyayanginya. Tapi cara pengungkapannya memang salah dan terkesan sangat kasar.

Gara tidak tau cara menarik perhatian abangnya, selain meledek dan mengolok-oloknya, sehingga jadilah seperti sekarang, Gara menyesal karna salah cara pendekatan.

Lagian siapa yang ngide begitu bjir? sesat sesat.

Fiana menatap Gara sambil melotot. "Anak mamah itu cuma kamu, si kembar dan Rylando, nggak ada yang lain." tekan Fiana dingin.

Gara menatap mamahnya marah. "Dia juga anak mamah walaupun beda ayah sama kita! dia lahir dari rahim mamah! kenapa sih mamah jahat banget sama anak sendiri? mamah nggak sadar udah lukain bang Rigal selama 18 tahun ini? bentar lagi bang Rigal lulus mah, butuh waktu kurang dari 2 tahun bang Rigal pergi, dia bakal kejar impian dia dan bakal pergi jauh dari kita. Kalo dari awal dia sendiri, setelah pergi dia nggak bakal anggep kita keluarga lagi! Gara nggak mau kalo nggak diakuin sama bang Rigal! Gara sayang sama bang Rigal!"

Memang hampir setiap hari Gara berusaha memberi pengertian pada mamahnya, namun Fiana sangat bebel dan bodoh yang dengan tidak tau dirinya menganggap ucapannya hanya angin lalu yang tidak penting dipikirkan, padahal hal itu sangat amat penting harusnya.

Bagaimana pun Rigala lahir, juga masa lalu kelam yang Fiana alami karna adanya Rigal, semuanya sudah berlalu.

Harusnya Fiana menyayangi Rigal sebagaimana Fiana menyayangi anaknya yang lain.

Dia memang awalnya abai, namun melihat Rigal selalu dikasari oleh Adinata membuat darahnya mendidih. Apalagi kompor sebenarnya adalah Fiana sendiri, ibu kandung yang membuat anaknya mendapat perlakuan kasar.

Gara sungguh geram pada Fiana. Kalau saja dia bukan mamahnya. Sudah Gara bunuh dia. Wanita kekanakan yang bodoh dan gila!

See? tau kan kenapa Rigal 'asli' juga bodoh? Rigal adalah keturunan wanita bodoh ini. Tentu saja gen Fiana menurun, walau secuil.

"Udahlah Gar, lagian ngapain sih kamu belain dia? dia itu emang anak haram, pantes dihina karna memang dia rendah!" Ucap Ravin menggebu. Dibetulkan oleh Fiana lewat anggukan.

Gara memutar bola matanya malas.

"Kalo bang Rigal rendah, mamahnya lebih rendah. Kan bang Rigal anak mamah, berarti mamah juga rendah dong-Upss!"

Fiana menatap Gara penuh amarah. "KAMU! cuma gara-gara anak haram itu kamu ngatain mamah?! otak kamu dimana, Gara?!" Teriak Fiana emosi.

Sumpah.

Gara.. greget banget rasanya.

Rigal anak Fiana. Kalo dia anak haram mamahnya apa dong? Mamah haram?!

"Dasar mamah otak udang!" Maki Gara sebelum berlalu pergi dari meja makan. Pusheng menghadapi kebodohan mamah dan kakaknya yang sudah level maksimal.

"GARA!!"

***

Rigal mendengar semuanya dari tangga. Dan dari sini bisa Rigal simpulkan bahwa Rigal adalah anak dari Fiana tapi bukan anak dari Samuel.

Wajar jika dia diberi tittle anak haram, karna memang kenyataannya begitu. Lalu yang sekarang Rigal- Elvian pikirkan adalah siapa bapak kandung Rigal?

Mamahnya sangat bodoh, pasti bapaknya juga tak kalah bodoh, kan?

Rigal malas berurusan dengan orang bodoh sekalipun dia ayah kandung pemilik tubuh.

Mungkin Rigal tidak akan mencari tau walau Rigal bisa. Karna, semua akan mudah jika Elvian benar-benar mau. Dan berhubung Elvian tidak mau, semuanya akan sulit.

Buat apa mencari orang bodoh? buat beban kah?

Rigalaحيث تعيش القصص. اكتشف الآن