Alam ID

172 112 86
                                    

-NUSANTARA BAJA

-NUSANTARA BAJA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

*

*

*

*

"Sebentar lagi, Lam. Taksinya juga udah deket, lo gak usah marah-marah gitu, deh," gumam Iqbal menatap tajam Alam.

"Gak usah banyak bacot lo! Lo mau gue tembak?" bentak Alam, matanya membara. Tiba-tiba sebuah pistol muncul dari balik badannya, membuat nyali Iqbal ciut seketika.

"E-eh! Dapet dari mana lo? Pistol itu?" tanya Iqbal gugup, perlahan mundur, agar Alam tenang.

Tatapan tajam dari Alam, tak bergeming. "Sekali lagi lo mundur. Ini pistol udah bisa bawa lo ke neraka!"

Iqbal gemetar. Ia tahu, ini bukanlah Alam yang ia kenal, sifatnya berubah drastis hanya karena satu kejadian. Sebelum pelatuk itu tertarik, tiba-tiba terdengar suara klakson memecah ketegangan.

Tin! Tin!

"Permisi, Mas. Jangan pada berantem dulu ya. Apa ini bener dengan Mas Iqbal?" tanya supir taksi yang baru datang itu.

Alam spontan menyembunyikan pistolnya, memasukinya ke dalam saku. Sedangkan Iqbal, jatuh terduduk, napasnya tersengal. Matanya menatap Alam cemas.

"Maaf, Pak. Saya bukan Iqbal, tapi Alam. Mungkin itu, Pak," jawab Alam dengan senyuman manis sembari menunjuk kepada Iqbal yang masih ketakutan.

"Oh kalau begitu, ayo masuk ke dalam mobil saya."

Alam tersenyum tipis, lalu menghampiri Iqbal yang masih terjatuh, dan menjulurkan tangannya, ia berbisik pelan, "Maaf, Bal. tadi gue lagi emosi banget."

Iqbal hanya bisa mengangguk, tangannya gemetar setengah mati. Ironis-Iqbal yang semalam, bisa adu tembak dengan polisi serta meledakkan mobil, kini ketakutan hanya karena ditodong pistol oleh sahabatnya.

Mereka masuk ke dalam mobil, dan duduk di kursi belakang. Sopir mulai menjalankan mobil, kakinya menginjak gas pedal.

Dari spion, terlihat senyuman Alam yang sangat mencurigakan, seperti ingin melakukan sesuatu.

Beberapa meter setelah mobil melaju. Seketika Alam menyerahkan tas miliknya yang sedari tadi ia rangkul. Dan tanpa banyak waktu serta kata, ia ke kursi sopir, lalu pistol kembali terlihat di tangan Alam.

Nusantara BajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang