jadi sebelum itu kalian pernah ga? kehilangan ayah kalian? kalo pernah berarti kalian itu sama seperti remaja bernama Zain Hervelion, remaja 16 tahun yang ditinggal ayahnya saat usia 7 tahun, kematian ayah Zain itu masih jadi misteri hingga saat ini...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*
*
*
*
*
*
*
Sebuah tembakan menggelegar, mengejutkan Alam yang tengah terkapar lemas bersandar pada pohon yang tumbang.
Alam terdiam mendengar tembakan itu dari arah berlawanan. Ia mencoba melihat siapa orang itu.
Ia mencoba menggerakkan tangannya dan kakinya. Namun, semua terasa kaku seketika, tidak mau bergerak.
Sorot matanya melihat pria yang tiba-tiba muncul itu. Sebelum melihat pria itu lebih dalam lagi. Alam menjatuhkan tubuhnya ke samping. Sekelilingnya perlahan mengabur. Ia baru saja tak sadarkan diri.
Pria itu berdiri tegap-dengan berani menembaki para polisi. Polisi mulai mundur, mencari aman. Berbeda dengan pria itu, dengan tatapan serius, ia terus memegang pistol miliknya dengan kokoh.
Pria itu-Iqbal Steven Sandi-orang yang tadi di telepon oleh Alam dan Iqbal. Namun, ia tak datang begitu saja, sejak awal, ia telah mengikuti dan mengawasi Alam dan Awan. Semenjak ada berita tentang Alam ID yang diduga menjadi dalang peledakan pelabuhan.
Tanpa ampun, Iqbal terus menekan pelatuknya.
Dor!
Dor!
Dor!
Beberapa polisi tumbang, karena tak sempat berlindung. Namun, bukan berarti polisi menyerah. Setiap satu polisi tumbang, beberapa polisi membalas tembakan lagi. Kilatan peluru, menari-nari di udara. Memecahkan kesunyian di malam hari. Malam itu sangat berbahaya. Untung saja kondisi jalanan saat itu sepi.
Iqbal, bergegas berlindung di balik pohon yang tadi ditabrak oleh Alam. Dari balik batang pohon, ia melihat Alam yang tergeletak tak sadarkan diri. Wajahnya penuh luka.
Iqbal dengan napas tersengal-sengal, berhati-hati menghampiri tubuh Alam. Peluru hampir mengenai kepalanya. Namun, dengan sigap Iqbal berhasil menghindar.
Ia menarik tubuh Alam ke balik pohon. Agar aman dari serangan polisi. Ia menarik napas panjang sebelum melakukan sesuatu yang di luar nalar.
Ia merogoh kantong celananya, mengambil bom kecil yang sudah ia persiapkan sejak awal. Iqbal memang jenius.