[ BAB - 48 ]

20.8K 1.9K 1K
                                    





Bantu koreksi typo, ya❤

BAB 48 AS LONG AS











“Tuing-tuing!”

Otomatis Alam merogoh saku seragam OK ketika ia melihat Anjelly yang berjalan mendekat. Ia menaruh permen tersebut ke counter table—begitu Anjelly berdiri di sampingnya, ia menggeser permen rasa cokelat ke hadapan si mantan adik ipar. Langkah itu ia lakukan; supaya tidak langsung bersentuhan fisik ke lawan jenis.

Biasanya ..., Alam type yang tidak sungkan skin to skin ke siapapun—ia bahkan dengan santai sering memeluk Anjanina, sebab menurutnya berpelukan bersama perempuan yang ia anggap adik, bukanlah perkara besar. Tetapi, semenjak ia mengikrarkan ijab-kobul; perlahan kebiasaan dirinya berangsur menghilang, bahkan terkesan menjaga diri agar tak menimbulkan sesuatu yang berpotensi menjadi gunjingan dan bahan overthinking sang istri.

“Halo, Papa Nugget?”

Alam tak mampu menyembunyikan kebahagiaan, ia bersedekap tangan.

“Iya, Aunty Nugget?” balasnya kepada Anjelly, tentu menciptakan kekehan dari si wanita.

“Seneng, deh, Kecans bakalan ngasih ponakan, Mas— tau enggak hebohnya Shasa, gimana?”

Alam mengendikkan bahu. “Kecans? Ketua gengcans, ya? Gimana emang reaksi Shasa?”

“Jingkrak-jingkrak enggak jelas. Kami nunggu dia aktif di grup, sih. Tapi, mengingat kesibukan Kecans, kayaknya masih susah ngumpul full member.”

“Harus sabar, nunggu Nugget gedean dikit, Aunty,” ujar Alam, ia mengupas bungkus permen.

“Tapi, kamu enggak iri?” Anjelly menaikan alis, turut melakukan aksi serupa, mengupas bungkus permen—lalu memasukannya ke mulut. “Apa seneng, Mas?”

“Iri? Iri sama apa?“

“Nugget's Project?” ulangnya, memastikan isu topik yang disebutkan Anjelly.

“Iya! Aku enggak tau, lho, papi berani ngambil risiko tinggi.”

“Papi? Nugget's Project? Apa hubungannya?”

Si lawan bicara mengernyit. “Lah? Emang enggak tau tentang Nugget's Project? Kemarin beritanya rilis, loh. Enam hari sehabis konferensi persnya Nave.”

Berita? Alam belakangan disibukkan dengan ribuan komentar yang membanjiri sosial medianya. Hingga, ia menjauh dari media, pula sengaja tak menonton berita yang isinya seputar kehamilan sang istri.

Buru-buru Alam memeriksa ponsel. Mengetik kata di bar search google; Nugget's Project.

Eh?

Sinting!

Papi-nya membangun rumah sakit berskala besar di Makassar. Membangun—bukan merenovasi rumah sakit seperti bisnis yang senantiasa dijalankan. Dan project ini direncanakan hanya dalam enam hari?

Bagaimana bisa papi-nya mengurusi berkas-berkas izin membangun rumah sakit yang berbelit-belit?

Tidak—tepatnya ..., seberapa banyak papi mendanai project dalam waktu sesingkat ini?

Terlampau rimbun pertanyaan yang muncul, Alam penasaran—ataukah izin pembangunan belum keluar, tetapi papi nekat mendirikan gedung? Dan percaya izinnya menyusul belakangan?

MY SOFTLY HUBBY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang