04. Bagaimana Cinta Tumbuh

165 20 2
                                    

Katanya cinta tumbuh karena  terbiasa. Entah itu terbiasa melihat, terbiasa mendengar, terbiasa akan kehadirannya, terbiasa dengan perhatian-perhatian kecil yang dianggap angin lalu, bahkan terbiasa dengan perasaan yang dipupuk kemudian tumbuh pelan-pelan.

Ada kalanya Chimon begitu bersyukur karena orangtuanya dan keluarga Virokratana bersahabat hingga persahabatan itu dengan sendirinya mengalir juga diantara anak-anak mereka.

Mix dan kembarannya Win seumuran dengan Purim, namun sedari kecil Chimon selalu mengikut diantara ketiganya. Setelah ketiganya menginjak umur untuk bersekolah, perlahan Chimon juga kehilangan banyak waktu bermain bersama mereka sehingga dia mulai membiasakan diri dengan Nanon dan Frank.

Jadi jangan kaget jika ada yang tumbuh mekar diantara mereka berenam.

🍃🍃🍃


"Abang kapan balik sih ? Perasaan kita 24/7 saling ngabarin tapi ini kok abang gak bilang Chi sih ?" Gerutu Chimon dikala dia dan Purim sedang duduk bersama menonton tv. Chimon duduk melantai dengan dada Purim yang menjadi sandaran.

Sesekali Purim memberikan kecupan kupu-kupu pada kepala yang bersandar padanya, sungguh lucu dan menggemaskan manusia itu. Chimon juga nyaman-nyaman saja dengan perlakuan Purim.

"Tadi pagi abang tiba," Jawab Purim, lalu mengalungkan tangannya pada tumbuh Chimon yang empuk.

"Ih kesel banget. Tau gitu aku jemput di bandara pake banner besar, tulisannya WELCOME HOME ABANGNYA CHI!"

"Hei, look at me," Purim membalikkan tubuh Chimon kemudian menangkup pipi Chimon yang tumpah-tumpah itu. "But Im home now. You're my home. Kemarin, saat ini, besok dan besoknya lagi hingga besok yang tidak terkira itu you're still my home."

Seketika kupu-kupu memenuhi perut Chimon, jantungnya berdetak tidak santai, aliran darahnya mengucur keras, panas melingkupinya hingga pipinya memerah menjalar ke telinga, dia lemah di hadapan Purim.

Bagaimana dia tidak jatuh cinta pada lelaki yang sudah dia buntuti dari kecil itu ?

"Abang Chi maluuuuu." Chimon kemudian menghambur dalam pelukan Purim.

"Ih gimana nih ? Hahaaa lucu banget Chi-nya abang."

"NAJIS KAU ADUL! SOK MALU-MALU TAHI KUCING." Dan Nanon datang melerai.

🍃🍃🍃

Sekembalinya Purim, Chimon semakin banyak menghabiskan waktu dengannya. Sekarang mobil milik Chimon sudah jarang digunakan. Sesederhana berangkat dan pulang kantor saja Chimon diantar jemput Purim.

Bahkan Nanon yang notabene adiknya dan serumah pun jarang bersama Purim.

Benar-benar defenisi people in love stinks!

🍃🍃🍃

Hubungan Chimon dan Purim tidak sesederhana itu. Mereka dekat -sangat dekat malahan- namun tidak pernah ada kata 'we are dating diantara mereka. Segalanya mengalir begitu saja.

Kapan tepatnya perasaan adik abang itu berkembang ? Tidak ada yang tahu.

Katanya mereka sudah cukup dewasa, untuk apalagi ada pengakuan ? Cukup jaga hatimu dan ku jaga milikku.

Kedua keluarga itu juga sudah tahu akan itu dan betapa senangnya Jumpol Adulkittiporn dan Tawan Vihokratana saat tahu mereka suatu saat akan menjadi keluarga. Tentu restu sudah ada atas mereka.

Let Me BeWhere stories live. Discover now