[ BAB - 33 ]

19.7K 1.8K 750
                                    

Bantu koreksi typo, ya❤

BAB 33 — Another side
















Matahari pagi menyinari lorong kecil yang disusuri Alam. Ia menenteng cup berisi americano, cup yang bersisa setengah gelas minuman—tandas diminum oleh sang empu. Sejujurnya, tidak tidur lebih dari dua hari bukan rekor yang baru bagi Alam. Tetapi, ia bersikeras mempertahankan kesadaran supaya masalah dengan istrinya clear. Kendati meminum kopi pun, tidak memengaruhi kesadaran dirinya dalam mempertahankan kantuk.

Normalnya, Alam tak ambil pusing semisal kurang tidur. Sayangnya, di situasi rumah tangga yang tak baik-baik begini, lumayan berefek ke mentalnya—ia serasa letih batin serta fisik. Dan hebatnya, Alam menetralkan deru napas serta mengatur ekspresi wajah dahulu, selanjutnya mengetik angka digital lock.

Assalamualaikum,” salamnya.

Alam berjalan menuju kamar, ia mengira istrinya tengah tertidur. Karena, sebelum operasi, ia sempat mengirim pesan pula menelepon Navella, namun tidak digubris sama sekali.

Navella tidak ada di kamar.

Seprei tempat tidur nampak kusut. Kakinya belok ke kamar mandi; hasilnya nihil.

Setelah memeriksa seluruh penjuru penthouse, ia tidak menemukan siapa-siapa. Pukul enam subuh begini, apakah Navella sudah berangkat bekerja?

‘Nomor yang Anda tujui sedang tidak aktif ....”


Alam mematikan sambungan telepon usai operator provider yang menyambut dirinya. Kerutan halus terukir di dahi, pertanda Alam kebingungan. Tanpa basa-basi, ia menelepon Sandiana.

“Hallo, Assalamualaikum, dr. Alam.”

“Waalaikumsalam, Mbak, maaf ganggu pagi-pagi, saya mau nanya—istri saya bareng Mbak, enggak?”

“Lho? Aku rencana nelepon dr. Alam, Nave udah telat syuting, terus susah dihubungi.”


“Gitu, ya, Mbak? Oke, makasih infonya. Saya kabari nanti pas ketemu istri saya.”




Sesuatu yang tak beres terjadi, Alam semerawut; ia tahu—Navella kabur dari kediaman mereka. Gusti, ia butuh istirahat, sepertinya ia tidak diizinkan.

Alam meletakkan ponsel ke buffet, lekas ke kamar mandi. Berinisiatif membersihkan diri, agak telat; ia perlu sholat subuh dulu. Sekalian mengadu ke yang maha kuasa, supaya meringkankan sedikit saja beban pikirannya.







*🍉🍉🍉*







“Lah? Nave?”

Si gadis bermata biru bergantian memandangi dua manusia yang berdiri bersampingan. Ia menelisik sepupunya lamat-lamat, memastikan situasi aneh yang ia saksikan.

“Lah? Seanna?”

Mereka berdua saling menunjuk satu sama lain—

I have nothing to say, just ask everything to her.

Maves berjalan melewati Seanna, pria yang disebut bujang lapuk oleh sepupunya itu nampak santai. Si gadis aslinya penasaran bukan main.

MY SOFTLY HUBBY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang