Selamat membaca
~♥~
Hari senin adalah hari yang sungguh dibenci oleh seluruh siswa dan siswi, karena hari senin adalah hari dimana mereka harus berdiri selama satu jam lamanya di bawah terik matahari pagi.
Matahari pagi sebenarnya sangat sehat untuk tubuh manusia. Tapi bagi seluruh warga sekolah, walaupun matahari pagi sehat untuk tubuh manusia. Mereka tetap tidak suka, karena mereka harus berdiri selama sejam lamanya mengikuti Upacara bendera yang sedang dilaksanakan.
Bukannya mereka tidak mau mengenang jasa para pahlawan yang sudah memenangkan dan membebaskan negara mereka dari penjajahan belanda. Yang membuat mereka tidak suka mengikuti Upacara karena, seluruh murid harus berdiri di bawah terik matahari yang bersinar sangat cerah pagi ini sambil mendengarkan nasehat dari pembina Upacara.
Sedangkan para Guru??, mereka malah berdiri di tempat yang sangat teduh dan tidak terkena panas. Guru-guru semua berdiri di bawah pohon besar untuk mengikuti Upacara.
Sungguh tidak adil, mereka ingin berteriak mengatakan"APAAN INI SEMUA GAK ADIL, MASA KALIAN PARA GURU DI BAWAH POHON SEDANGKAN KAMI SELURUH MURID DI PANAS??".
Tapi apa boleh buat??, mereka tidak ingin terkena hukuman untuk mencuci WC. Apalagi harus menyapu halaman sekolah yang sangat besar dan luas.
Seluruh murid terlihat sangat serius mendengarkan Guru pembina yang sedang memberikan mereka nasehat, walaupun mereka terlihat sangat santai mendengarkan nasehat dari pembina Upacara tidak ada yang tau bahwa mereka semua sedang mengumpat di dalam hati karena sang pembina yang sangat lama memberikan mereka nasehat.
"Hosh hosh, capek banget" gumam seorang siswi yang sedang mengatur nafasnya setelah berlari karena tidak mau terlambat. Walaupun sudah berlari sekuat tenaga, dia tetap terlambat.
Terbukti dari gerbang sekolah yang sangat besar itu sudah tertutup rapat. "Anjingg, kok udah ditutup sih??"
Gadis itu terus saja mengumpat karena gerbang sekolah sudah terkunci, dia melihat keadaan sekitar yang sangat sepi.
"Ini gue harus gimana??, gak mungkin kan gue balik lagi ke rumah" ucap gadis itu. "Gue kan murid baru, masa harus bolos sihh??"
Gadis terdiam sebentar untuk memikirkan cara agar dirinya bisa masuk ke dalam. Setelah beberapa menit memikirkan cara untuk masuk, dia sekarang sudah mempunyai ide agar dirinya bisa masuk ke dalam sekolah.
"Semoga aja gak ada yang liat" gadis itu melirik ke arah sekitar untuk memastikan tidak ada orang yang melihat dirinya
Dia berlari ke belakang sekolah, setelah sampai di belakang sekolah ia melongo melihat pagar dinding yang sangat tinggi sekali.
"Tinggi banget, ini cara manjatnya gimana coba?" ujar gadis itu yang masih melongo
"Sekarang gimana dong?" dia melihat-lihat sekeliling untuk mencari jalan agar dirinya bisa masuk ke dalam
Matanya menyipit saat melihat pintu besi yang ukurannya tidak terlalu besar berada di sudut dinding sekolah, ia berjalan perlahan ke arah pintu itu. Setelah sampai matanya langsung saja berbinar karena pintu itu terbuka sedikit.
"Wait, ini cara masuknya gimana coba? Ini lubang masuknya kecil banget" ucap gadis itu. "Ehh tapi kan badan gue kan kecil tuhh, nahh pasti muat lah buat masuk"
Gadis itu mencoba masuk ke dalam, setelah beberapa detik berusaha untuk masuk akhirnya gadis itu bisa masuk walaupun tangannya tergores oleh ujung pintu yang tajam itu.
"Ada untungnya juga yahh punya badan kecil kek gini" ujarnya sambil terkekeh melihat ke arah pintu itu
"Ikut gue" ucap seorang pemuda yang datang tiba-tiba sambil menarik tangan gadis itu
~♥~
.
.
.
Bersambung
BINABASA MO ANG
ALEXA
Teen FictionAlexa sangat bingung melihat kelakuan Felix yang dijuluki 'Pangeran kutub' oleh warga sekolah, sekarang malah terlihat seperti anak ayam yang takut ditinggalkan oleh induknya. Felix itu sangat manja kepada Alexa, dia tidak mau ditinggalkan barang se...
