Apa sebenarnya dia sudah lama selesai bermain basket? Tapi kenapa dia masih ada disekolah? Cella menggeleng kecil untuk tidak memikirkan hal itu.

Dargael diam, membuat Cella semakin merasa tidak enak. "La-lagian lo sih! Ngapain tiba tiba ada di belakang gue, coba?" Gadis itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, mengingat kenapa gadis itu reflek menamparnya akibat wajah Dargael berada tepat di sebelah lehernya, mengagetkan dirinya.

Dargael menyegarkan tubuhnya yang semula membungkuk. Berdeham pelan menatap intens Cella yang membuat gadis itu hampir melting namun segera sadar akibat ingat kata-kata Lyly bahwa Dargael adalah buaya kelas kakap.

"K-kenapa??" Cella melotot karena Dargael hanya diam dan menatapnya dengan satu tangan yang masih memegangi pipinya.

"Lo ga ngerasa bersalah?" tanya cowok itu maju dua langkah, namun Cella segera mundur.

"Tadi'kan gue udah minta maaf," balas Cella.

"Ulang."

"Hah?"

"Gue bilang ulang minta maaf'nya."

Kening Cella mengerut. "Kenapa toh lo juga kan yang salah? Siapa suruh tiba-tiba di belakang gue trus ngagetin gue?" balas gadis itu kurang terima.

"Pipi gue merah, minta maaf ulang." Dargael menatap Cella tanpa ada bantahan di nadanya.

"Tap-

"Ulang, Chara sayang." Dargael kembali maju namun sebelum Cella mundur tangan kekar cowok itu segera menahan lengan kecil Cella.

Cella bergidik geli. "G-gue minta maaf," ucap Cella cepat agar masalah ini cepat selesai pikirnya.

Dargael menyeringai sontak membuat Cella menyalakan antena kewaspadaan.

"Ngga gue maafin," celetuk Dargael santai. Menarik lembut Cella agar semakin mendekat padanya. "Kecuali..."

Dargael mendekatkan wajahnya dengan Cella hingga tinggal beberapa inchi lagi, namun gadis itu serasa terhipnotis tak ada pemberontakan. "Lo harus pulang bareng gue," ucap cowok itu menyentuh singkat hidung Cella dengan hidung nya.

Cella tersadar dan melotot. "Nggak! Gue ga mau!"

Dargael menaikkan sebelah alisnya, belum sempat melepas lengan Cella dari tangan besarnya. "Ga mau?"

Cella mengangguk sedikit ragu, membuat Dargael terkekeh berat. "Denger sayang," cowok itu mengode Cella menggunakan dagunya menatap langit yang semakin tertutup oleh awan hitam. "Hujan udah mau turun, lo yakin nolak?"

Cella terdiam tersadar dan menerima fakta.

"Di tambah lagi_" Dargael menunduk menyamakan tinggi dengan Cella. Mendekatkan bibirnya ke telinga Cella, "Gue denger, satu bulan lalu siswa disini ada yang hampir di begal karena sampe sore belum balik dari sini," bisik cowok itu.

"Masih untung dua satpam sekolah belum pulang saat itu. Tapi liat sekarang? Pak antoni udah pulang dan satu satpam lain lagi sakit." Dargael semakin gencar mengintimidasi Cella dengan kata katanya yang halus.

"Yakin masih mau nolak, hm?" cowok tiy dengan kurang ajarnya memainkan rambut halus Cella saat gadis itu tengah berpikir keras.

"Gausah nakut nakutin gue," balas Cella.

"Gue bukan nakut-nakutin. Gue ngomong fakta. Tapi kalo lo ga percaya, itu terserah lo."

Dargael menghela napas pelan pura pura menyerah. "Yaudah kalo lo nolak. Gue ga bakal maksa," ucap cowok itu dibumbui nada geli di kalimatnya.

"Gue balik dul-

"Gue mau!" potong Cella sebelum Dargael menyelesaikan perkataannya. Cewek itu menatap Dargael dengan wajah tertekan.

"G-gue mau pulang, bareng lo," tambah gadis itu.

"Yakin?"

Cella mengangguk cepat. Dia benar benar takut serta kepikiran dengan cerita Dargael tadi. Jadi, mau tak mau dia harus terpaksa untuk pulang bersama Dargael.

Dargael tersenyum manis, sangat manis namun di tambahi dengan smirk halus. "Ayo." Cowok itu menarik tangan mungil Cella namun segera di tepis perempuan itu dengan wajah galak.

"Gausah modus, lo!"

Dargael tertawa kecil. "Lucu banget kalo marah. Makin suka gue."

Cella mendelik. "Jangan dengerin Cella. Kata Lyly jangan percaya sama buaya!" Cella memperingatkan dirinya dengan nada kuat agar Dargael juga mendengar perkataannya. Cewek itu segera berjalan cepat mendahului Dargael.

Dargael semakin tertawa renyah. Mempercepat langkahnya menyusul Cella. "Tungguin, yang!"

Cella menutup kedua telinganya berlari cepat menuju mobil Dargael. Kebetulan cowok itu tidak menggunakan motor dikarenakan sedang di gunakan Kalan karena motor bocah itu sedang di bengkel.

Dargael menggigit bibir bawahnya melihat wajah merah Cella karena marah. Gadis itu sepertinya benar benar tidak luluh sedikit pun dengan rayuan Dargael barusan. Bahkan raut berseri-seri maupun salah tingkah tidak tercetak di wajah mungilnya atau di bahasa tubuhnya.

Dargael menggeleng, godaannya benar benar tidak berarti apa-apa bagi Cella.

Saat akan membuka pintu buat Cella, gadis itu segera menahan tangan Dargael. "Gue cewe mandiri dan gue bisa sendiri," celetuk gadis itu membukakan pintu untuk dirinya sendiri.

Dargael tersenyum masam, mengacak rambutnya sedikit prustasi.

Tanpa berlama lama segera masuk ke kursi pengemudi lalu keduanya meninggalkan pekarangan sekolah.

WKWK GIMANA PART INI? 😌

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


WKWK GIMANA PART INI? 😌

ADA YANG MAU DOUBLE UP GA??

komen banyak banyak aku double uppp

Btw, kalo kalian bingung baca nama Characella, jadi bacanya gini yaw. Characella : Charasella.

Jangan lupa follow akun kuu

Seeu berry! 🍓

He's DargaelDonde viven las historias. Descúbrelo ahora