Disarankan untuk memutar lagu
"Surat cinta untuk starla"
-
-
-
-
-
-
-
Semua orang datang dan pergi seperti yang sudah di tulis didalam takdir nya
-Ash-_
______________________
"Ash, kamu tunggu disini biar ayah yang menyebrang, jangan kemana-mana apalagi sampai ketengah jalan, mengerti ?"
"Okee Ash akan tunggu disini"
Rama mengangguk mengerti, saat perjalanan pulang sekolah tadi Ash melihat penjual jajanan keliling jadi ia meminta untuk berhenti sebentar karena ingin membelinya.
"Ayah hati-hati" ucap Ash khawatir saat Rama akan menyebrang tapi kendaraan tak kunjung berkurang.
Rama mengangguk dan tersenyum tipis. Kepala nya masih melihat kanan kiri saat merasa kendaraan mulai sepi Rama segera melangkahkan kakinya. Ash yang melihat Rama sudah sampai di sebrang sana menghela nafasnya lega sambil tersenyum.
Ash menuruti perkataan Rama untuk tidak bergerak kemanapun, matanya hanya terus terpaku pada sosok Rama yang ada di sebrang sana.
Dan...
Saat Rama sudah akan kembali, sisi sebelah barat sebuah kendaraan dengan muatan membawa minyak tangki Pertamina melaju dengan kecepatan di atas rata-rata, bahkan sesekali oleng hingga hampir menabrak beberapa orang.
Ash membulatkan matanya lebar saat melihat mobil tersebut, lalu kembali melihat Rama yang akan menyebrang.
Saat ia ingin melangkahkan kakinya, Ash terhenti karena mengingat perkataan Rama untuk tidak beranjak sedikitpun dari tempat nya.
Tanpa sadar Ash mulai berlinang air mata.
"Ayah awass !!!!!!" Teriakan melengking Ash membuat Rama menoleh dan..
Braakk..
Semuanya terjadi begitu cepat, secepat kilatan cahaya, tubuh Rama terpental jauh dengan keadaan yang tidak main-main. Ash menatap ayah nya dengan tangis yang sudah kencang.
"Ayah !!" Maka detik itu juga ia menghampiri Rama sambil berlari di ikuti oleh beberapa orang yang juga ikut mengevakuasi para korban.
"Ayah, sebentar Ash telfon Daddy, tunggu Ash" ucap Ash dengan nada yang bergetar, tangan nya bergetar mencari ponsel namun tak kunjung ia temukan.
Rama yang sudah di ambang batas kesadaran nya tersenyum sendu menatap Ash, darah tergenang dibelakang kepala nya. Tangan nya terulur ingin menyentuh Ash namun Rama merasakan seluruh tubuh nya mati rasa.
"Hikss.. hiks.. ayah.. tunggu Ash.. hiks.." tangis Ash yang tak juga menemukan ponsel nya, dan baru ingat jika ponsel nya tertinggal di mobil.
"Dek, ambulance sedang dalam perjalanan, ada seseorang yang bisa adek telfon ?" Ucap seorang pria paruh baya menghampiri Ash.
"Paman hiks.. paman selamatkan ayah Ash.. darah.. darah nya ayah.." Ash tak tidak berbicara dengan jelas, ia panik, takut, resah, tak tau melakukan apa.
"Asher !" Ash menoleh dengan cepat dan melihat Lucas dan Kaiden datang secara bersamaan.
"Abang hiks.. ayah.." Ash menunjuk Rama yang sudah mulai memejamkan matanya.
"Bawa Ash dan tenangkan dia, kabari Daddy untuk segera ke rumah sakit" Kaiden mengangguk saat mendengar perintah Abang nya, ia segera menggendong Ash untuk di bawa pergi walaupun Ash memberontak keras dan berteriak memanggil ayah nya dengan pilu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Asher Kendrix Side Story ✔️
Non-FictionSide Story Asher Kendrix S2. Keluarga Cemara ? Keluarga Asher Kendrix jawabannya. Anak yang beruntung ? Sudah jelas Asher Kendrix.