"Kakek tuh udah gak sayang sama Wony!" Wonyoung merajuk pada kakeknya saat memberikan beberapa kandidat yang akan menjadi asisten barunya.

Kakek Jang meraih kedua tangan cucunya tersebut, "Sayang, emang kamu gak mau lihat Haruto jadi orang sukses?"

"Tapi kenapa harus ngurusin perusahaan yang di Jepang sih kek? Jauhhh! Wony gak ada temen di rumah kalo kakek gak ada, Haru gak ada!"

"Ada Junghwan, ade kamu kan."

Wonyoung menekuk wajahnya kesal, "Kakek kan tau Wony tuh gak bisa kalo gak ada Haru!"

"Kamu harus belajar mandiri, jangan tergantung sama Haruto terus. Dia juga harus punya kehidupan sendiri." Kakek Jang tersenyum, "Kalian kan udah dewasa, siapa tau Haruto juga pengen nikah sama perempuan yang dia cinta. Masa ngurusin kamu terus sih sayang."

'Tapi aku pacarnya, kek.' Batin Wonyoung.

"Kakek yakin nanti kamu akan ngerti kenapa kakek membuat keputusan ini."

Wonyoung bangun dari duduknya, "Pokoknya Wony kesel sama kakek!"

Wonyoung bangun dari duduknya, "Pokoknya Wony kesel sama kakek!"

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Bugh!

Haruto tersungkur ke lantai karena Hyunjin tiba-tiba datang memukul Haruto dengan emosi, "Bangun lo babu!"

Haruto mengepalkan tangannya menahan amarah, sebenarnya ia bisa saja melawan. Namun sebisa mungkin ia menahannya, bagaimanapun juga Hyunjin adalah cucu kakek Jang.

"Lo tuh hebat banget ya ngerayu kakek buat percayain perusahaan dia ke lo!"

Bugh!

Hyunjin melayangkan kembali pukulannya ke perut Haruto. Haruto hanya bisa meringis. Saat Hyunjin bersiap untuk melayangkan pukulannya lagi, Wonyoung datang bersama Hyoyeon.

"HYUNJIN STOP!" Teriak Wonyoung, "Kamu apa-apaan sih?!"

"Won, stop buat ngebela terus si babu! Lo tau? Masa kakek lebih percaya sama si babu dari pada gue buat pegang perusahaannya!"

"Bener kata Hyunjin, dia tuh gak pantes!" Hyoyeon menatap sinis Haruto. Ia juga sangat kecewa atas keputusan papanya. Kenapa Haruto? Kenapa bukan Hyunjin? Sebenarnya cucunya itu siapa sih?

Wonyoung merasakan dadanya sangat sesak melihat Haruto direndahkan oleh ibu dan anak tersebut.

"Kakek milih Haru ya karena dia pantes, gak kaya kamu Hyunjin!" Wonyoung menjeda ucapannya, ia melayangkan tatapan benci ke arah Hyunjin, "Kamu bisa apa? Kamu cuma bisa party, ngabisin uang dan gak berguna-"

Plak!

"Bu Hyo!" Haruto sampai kaget melihat Hyoyeon yang murka pada Wonyoung.

Hyoyeon menampar pipi Wonyoung dengan keras, "Jaga ucapanmu Wonyoung!"

"Kenapa? Tante gak mau nerima kenyataan?" Wonyoung memegang pipinya yang memerah.

Hyoyeon ingin sekali menampar Wonyoung lagi, "Siapa yang buat kamu jadi gini Wonyoung?! Haruto bener-bener udah cuci otak kamu!"

"Kayanya keputusan kakek emang tepat milih Haruto dari pada Hyunjin!" Wonyoung segera menarik tangan Haruto agar pergi dari hadapan ibu dan anak tersebut.

"Kayanya keputusan kakek emang tepat milih Haruto dari pada Hyunjin!" Wonyoung segera menarik tangan Haruto agar pergi dari hadapan ibu dan anak tersebut

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Haruto berulang kali mengusap pipi Wonyoung yang basah karena banjir oleh air mata, "Udah dong jangan nangis terus, ntar cantiknya luntur loh." Bujuknya.

"Huhuhuhu hikssss mereka jahat banget sama kamu huhuhuuuuu huwaaaa kesel

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

"Huhuhuhu hikssss mereka jahat banget sama kamu huhuhuuuuu huwaaaa kesel."

Gimana Haruto gak gemes coba? Wonyoung malah nangisin dia, padahal Wonyoung juga tadi kena marah dan tampar tantenya.

Haruto merentangkan kedua tangannya, "Sini peluk."

Wonyoung yang masih sesenggukan langsung memeluk Haruto. Wonyoung tuh sayang banget sama Haruto, jadi dia sakit hati kalo orang-orang mulutnya jahat banget ke Haruto.

"Tadi sakit banget ya ditampar bu Hyo?"

Wonyoung menggeleng, "Lebih sakitan kamu pasti." Wonyoung mendongak, pelipis dan sudut bibir Haruto terlihat memar. Tiba-tiba Wonyoung melepas pelukannya kemudian berdiri, "Aku mau pukul Hyunjin!"

"Eh jangan!" Haruto menarik pinggang Wonyoung agar duduk kembali, "Gak usah Won."

Wonyoung menghentak-hentakan kakinya ke lantai, "Kamu tuh kalo orang jahatin tuh bales! Jangan gak papa mulu!"

"Lucu banget pacar aku ini."

Wonyoung berdecak, "Malah ngalihin topik ih. Aku ngambil obat dulu di kotak P3K."

"Gak perlu, obatnya kan kamu." Haruto menaik turunkan alisnya.

"Haruuu! Stop deh ngegombal terus." Wonyoung tersipu malu.

Haruto menangkup pipi Wonyoung, "Makasih ya udah peduli sama aku."

Wonyoung menghela nafas beratnya, "Haru, kayanya aku bakal izinin kamu ke Jepang deh."

"Hmm?"

"Aku pengen kamu tunjukkin ke mereka kalo kamu tuh bisa. Aku gak mau mereka nginjek-nginjek kamu terus!" Wonyoung menunduk, "Bener apa kata kakek, keahlian kamu harus dikembangkan."

"Won..."

"Aku dukung kamu." Wonyoung mengecup bibir Haruto, "Tapi kamu harus janji dulu sama aku!"

"Apa?"

"Kamu bakalan setia kan sama aku meskipun kita LDR?" Wonyoung mengangkat jari kelingkingnya.

"Iya janji." Haruto menautkan jari kelingkingnya tersebut. Ia juga langsung memeluk Wonyoung dengan erat.

 Ia juga langsung memeluk Wonyoung dengan erat

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

To Be Continue

More than Words || Travicky [Completed]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum