28. Trapped

12K 580 21
                                    

CERITA INI SUDAH TAMAT DI APLIKASI KARYAKARSA DAN TERSEDIA DI GOOGLE PLAY. THANK YOU ❤



Gween menatap ponselnya dengan pikiran berkecamuk. Mami Flo menghubunginya dan meminta bertemu untuk menunjukkan bukti bahwa dirinya tidak bersalah dan Jero lah yang menipu Gween di sini.

Tentu saja ia merasa penasaran dan tertarik untuk mengetahui bukti yang diinformasikan oleh wanita paruh baya penyalur jasa wanita malam itu.

Jujur Gween ingin sekali membuktikan pada Jero bahwa dirinya benar-benar tidak bersalah dan tidak sepicik yang di pikirkan pria itu.

Jadi, Gween merasa tak masalah jika menemui wanita itu sekali lagi di club malam yang sudah menjadi tempat wajib untuk Flo datangi setiap hari.

Gween tidak berniat minum atau apapun itu sehingga ia hanya memakai celana jeans hitam dipadukan Hoodie crop top berwarna maroon.

Wanita itu pergi dengan ojek online dan tiba setengah jam setelahnya. Wanita itu menghubungi Flo karena dia tidak bisa bebas masuk ke sana tanpa akses yang cukup rumit menurut Gween.

Ternyata Flo mengutus seorang pria berbadan tegap dan bertato untuk membawanya masuk melewati lorong-lorong menuju sebuah ruangan yang mana ketika Gween buka, wanita itu merasa terkejut setengah mati di sana.

"Wooow, santapan utama anda sudah tiba rupanya. Apa ini wanita yang diutus Flo sesuai pesananku?" tanya seorang pria berbadan tambun yang memiliki mata sipit serta senyum lesung pipinya.

Semua orang terperangah sebelum tertawa bersama-sama entah untuk hal lucu seperti apa.

Gween mulai menyadari bahwa ia masuk perangkap Flo ... lagi. Ia hendak berbalik dan meninggalkan ruangan itu, tapi sayangnya pintu dikunci dan ia tak bisa membuka atau menghancurkan tempat itu sekalian agar bisa keluar dari sana.

Wanita itu kembali menghadap orang-orang itu dan menatap lurus pada pria yang sejak tadi memasang wajah dinginnya.

"Kalian salah orang! Aku tidak datang untuk menjual diriku!" ucapnya dengan lantang.

Orang-orang di sana yang Gween tebak adalah perkumpulan pengusaha kaya raya tak berotak yang hanya memikirkan selangk*ngan mereka saja kini terdiam sebelum tertawa dengan remeh.

"Aku sepertinya tak ingin masuk ke dalam drama ini, jadi biarkan aku mencari hiburan lain di luar sana." Salah seorang pria mengangkat kedua tangan menyerah dan bangkit dari duduknya yang otomatis membuat dua wanita penghibur yang sejak tadi sibuk menempel di tubuhnya ikut membubarkan diri.

"Aku juga tak sudi menjadi penonton drama menjijikan ini," gerutu salah seorangnya lagi sehingga ketika mereka membuka pintu di belakang Gween, wanita itu hendak ikut melarikan diri.

Namun sayang, pria tambun yang tadi mengaku memesan wanita penghibur untuk menemani seorang pria berdarah dingin yang selalu menolak kerjasama dengannya itu dengan sigap menarik wanita itu dan bersuara ringan.

"Jangan takut, aku akan memberi banyak bonus apalagi jika kamu berhasil membujuknya menerima tawaran kerjasama dariku," ujarnya terkekeh senang sebelum membanting pintu tepat di depan wajah Gween yang kini panik setengah mati sambil berusaha membuka pintu yang sudah kembali dikunci itu.

"Buka! Sialan!" jerit Gween frustasi setelah menggedor beberapa kali dengan sekuat tenaga.

"Jadi, kamu pergi dariku hanya untuk kembali bekerja dengan wanita tua itu?" Jero bertanya dengan datar. "Uang yang selalu kuberikan kurang?" tanyanya sinis.

Gween berbalik dan mengepalkan tangan dengan erat karena ucapan Jero. "Dia menjebakku! Jika pun aku kembali bekerja dengannya, aku pasti tidak akan mau jika pria itu adalah kamu," ujar Gween tajam.

Jero tertawa sarkas sembari bangkit dari duduknya. Tangan pria itu masuk ke dalam saku celana bahannya.

"Begitukah, Manis?" sindir Jero sinis. Pria itu maju perlahan untuk mengikis jarak keduanya yang kini hanya tinggal satu langkah saja.

Entah mengapa Gween merasa kakinya seolah memaku bumi, padahal di dalam hati ia sudah berteriak histeris untuk memperingatkan diri.

"Tapi mengapa raut wajahmu malah menunjukkan sebaliknya?" tanya Jero berbisik tepat di telinga wanita itu yang sialnya malah meremang karena perlakuan pria sialan itu.

"Menjauh dariku!" desis Gween yang merasakan jantungnya hampir copot karena posisi mereka yang sangat int*m ini.

Bukannya menuruti, pria itu malah semakin berani mengendus telinga Gween yang mati-matian menahan erangannya demi mempertahankan harga dirinya.

"Kau tak bisa memungkiri bahwa tub*hmu selalu mendamba sentuhanku, Gween Calista," bisik pria itu serak. Tangannya semakin berani berkelana di kulit terbuka wanita itu yang merasa sudah kehilangan kendali diri setengahnya.

"Kamu brengsek!" pekik Gween sembari mendorong tubuh Jero sekuat tenaga.

"Bukankah aku sudah memperingatkanmu. Kenapa kamu berani sekali menantangku, Gween?" Jero menarik kedua tangan wanita itu ke atas dan menguncinya dengan sebelah tangan.

"Apa?" Gween mendelik tak mengerti.

"Aku menyuruhmu pergi dan tak kembali, tapi jika sekali saja kamu kembali --"

"Aku tidak kembali! Aku dijebak lagi oleh Mami Flo!" pekik Gween tak terima. Lalu tiba-tiba satu pemikiran muncul di kepala Gween.

"Atau jangan-jangan kalian bersekongkol lagi untuk menjebakku?" tuduhnya dengan mata menyipit tajam.

Jero tersenyum miring sembari meraih pinggang Gween agar semakin merapat padanya. "Aku tidak membutuhkan partisipasinya jika hanya ingin menjebakmu," sahutnya terkekeh pelan.

"Kamu brengsek!" geram Gween terengah ketika Jero mendaratkan ciuman di atas bibir wanita itu.

"Yes, I'm," sahut pria itu santai sembari meneruskan aksinya tersebut.

"No ... Jangan ...." Gween memohon belas kasihan pria itu bertepatan dengan ucapan Donald Axford yang memutar di kepala.

Ayahnya tidak benar-benar kecelakaan tunggal?

Lalu, Jika Gween ingin tahu, dia harus ....

"Ah, sangat lembab dan panas!" desis Jero serak. "Tubuhmu ternyata sangat jujur sekali," bisik pria itu tersenyum puas.

Gween tak bisa lagi mengelak, tubuhnya memang sangat murahan sekali jika itu berhadapan dengan seorang Jero Axford. Lagipula, dia punya perjanjian dengan ayah pria ini bukan?

Ia tak bisa berpikir dengan benar karena Jero terus saja melancarkan serangan bertubi-tubi yang membuat otak wanita itu lumpuh seketika karena gejolak hasrat yang kian meningkat pesat.

"You are my addicted," desis Jero di ujung bibir wanita itu yang nyaris terbuka.

"Aku tak main-main dengan ucapanku, mulai detik ini kupastikan kamu tidak akan pernah bisa lepas dariku," desis pria itu dengan suara serak.

Gween mengerang panjang ketika Jero kian menghimpit tubuh mereka ke dinding dan dengan lihai meloloskan segala penghalang sehingga kini dia dengan mudah menyatukan gelora asmara keduanya.

"Kamu tidak bisa berlari lagi, aku sudah mrnandaimu," desis Jero dengan gerakan pinggul yang kuat hingga membuat Gween tak bisa menahan beban tubuhnya sendiri dan membiarkan Jero mengambil alih semuanya.

"Kamu memang benar-benar brengsek, Jero Axford!" umpat Gween di sela tarikan napasnya yang memburu.

To be continued

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Order You [RE-PUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang