SATU

14.3K 401 5
                                    


Flashback

Sebuah mobil memasuki salah satu pesantren megah yang ada di pulau Jawa. Dari dalam mobil keluar seorang laki-laki, seorang perempuan, dan seorang anak kecil berusia sekitar 8 tahun. Di tangan anak perempuan itu digenggamnya sebuah boneka. Mereka bertiga berjalan menuju ndalem yang ada di dalam pesantren itu.

Lelaki itu adalah seorang Gus dari salah satu pesantren yang terkenal juga di pulau Jawa. Ia adalah Gus Rahmat, yang bersama dengannya itu adalah istrinya bernama Ning Kemala, dan putri mereka yang bernama Aisha.

Gus Rahmat mengetuk pintu, "assalamu'alaikum."

"Wa'laikumsalam," jawab seorang wanita dan seorang laki-laki dari dalam ndalem itu.

"Gus Rahmat," ujar Gus Fadil. Mereka semua saling berjabat tangan.

"Ayo masuk Gus, Ning," ucap Ning Alma.

"Iya Ning Alma," jawab Ning Kemala.

Mereka semua menduduki kursi yang ada di ruang tamu. "Gimana kabarnya Gus? udah lumayan lama kita gak bertemu," tanya Gus Fadil.

"Alhamdulillah baik Gus," jawab Gus Rahmat.

"Gus, ini anak kami. Namanya Aisha," ujar Gus Rahmat.

"Cantik sekali anaknya Gus," ucap Ning Alma.

"Setau kami Gus Fadil dan Ning Alma juga punya seorang putra kan?" tanya Gus Rahmat.

"Iya, namanya Rasya. Mungkin dia juga hampir seumuran Aisha. Umurnya baru menginjak 10 tahun," jelas Gus Fadil.

Tidak berapa lama keluar seorang anak laki-laki yang sudah memiliki wajah rupawan semenjak kecil. Ia adalah Rasya. "Oh ini Rasya?" ucap Gus Rahmat.

"Iya Gus," jawab Gus Fadil.

"Rasy, salim dulu sama Gus Rahmat dan Ning Kemala," titah Gus Fadil kepada Rasya.

Rasya mengulurkan tangannya, menyalami dan mencium punggung tangan ke dua tamu tersebut.

"Rasy, itu Aisha. Ayo kenalan dulu," ujar Ning Alma.

Rasya mendekati Aisha. Ia mengulurkan tangannya kepada Aisha. Mereka berdua saling berjabat tangan. "Kenalin, aku Rasya."

"Aku Aisha."

"Kita main bareng di luar yuk," ajak Rasya.

"Boleh." Rasya dan Aisha keluar dari ndalem menuju halaman.

Orang tua mereka saling tersenyum melihat anak-anak mereka. "Semoga mereka bisa berteman baik," ucap Ning Alma.

"Gimana kalau mereka sudah dewasa nanti, kita jodohkan saja," usul Gus Fadil.

Gus Rahmat dan Ning Kemala tersenyum tipis menanggapi usulan Gus Fadil.

• • •

Pukul tujuh pagi rumah sakit Cahaya Abadi sudah dipenuhi para pasien yang ingin berobat. Di setiap poli dipenuhi oleh orang-orang yang sedang mengantri untuk berobat.

Shania Anastasya, seorang mahasiswi kedokteran yang berparas cantik itu sedang mendapat tugas kuliah untuk mewawancarai beberapa pasien yang ada pada poli jantung. Tugas kuliahnya berkenaan dengan penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung.

Shania sudah meminta izin kepada salah satu dokter penyakit jantung untuk mewawancarai pasiennya yang berobat pada hari ini.

Shania berjalan menuju salah satu ruangan yang ada di rumah sakit tersebut. Ia meminta izin untuk masuk ke dalam ruangan dan dokter mempersilakan ia masuk ke ruangan tersebut.

Rasya Azka, seorang Gus tampan dari salah satu pesantren ternama yang ada di pulau Jawa. Kebetulan hari ini, ia akan melakukan check up kesehatan rutinnya di rumah sakit Cahaya Abadi.

Gus Rasya terlihat tampan dengan pahatan wajah yang hampir sempurna, bola mata hitam pekat tajam, alis tebal, membuat perempuan yang melihatnya pasti akan mudah jatuh cinta kepadanya. Jika sedang keluar, ia tidak memakai sarung atau gamisan. Seperti hari ini, ia memakai baju kaos hitam dengan dilapisi jaket jeans. Ia definisi gaul tapi paham agama.

Rasya sudah mengambil nomor antrian dan kini ia sedang menunggu di ruang tunggu pasien. Tidak lama menunggu, ia akhirnya dipanggil untuk segera memasuki ruangan dokter.

"Assalamu'alaikum," ucap Rasya saat memasuki ruangan dokter.

"Wa'laikumsalam," ucap dokter yang menampilkan senyuman saat bertemu Rasya. Mereka berdua terlihat sudah sangat akrab karena Rasya melakukan check up rutin pada dokter itu.

"dr. Arya, gimana kabarnya dok?"

"Alhamdulillah baik. Kamu sendiri bagaimana?"

"Alhamdulillah juga baik dok."

"Kalau begitu kita mulai saja pemeriksaannya ya."

"Iya dok."

Arya pun segera memeriksa bagaimana perkembangan dari penyakit yang sedang diderita Rasya. "Alhamdulillah, semuanya terlihat baik, normal. Kamu harus terus memeriksanya secara rutin."

"Baik dok."

Setelah pemeriksaan tadi, Rasya kembali berbincang dengan Arya. "Shania." Arya memanggil Shania. Shania sedang duduk di ruangan itu juga, namun di meja yang lain.

Shania segera menghampiri Arya. "Iya dok."

"Perkenalkan ini pasien saya. Namanya Rasya."

Shania mengulurkan tangannya, "saya Shania."

Rasya menangkupkan tangannya ke dada, "saya Rasya." Shania hanya menampilkan senyuman tipis atas sikap Rasya yang tidak menjabat tangannya.

Saat Rasya pertama kali melihat Shania, entah kenapa jantungnya berdetak tidak normal, ia deg-degan. Shania yang juga melihat sikap Rasya yang berbeda dari laki-laki kebanyakan, ia juga merasa ada sesuatu rasa yang menyentuh hatinya. Apakah mereka berdua merasakan yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama?

"Jadi, Shania ini salah satu mahasiswi kedokteran. Ia akan mewawancarai beberapa pasien saya. Apakah kamu berkenan untuk diwawancarai sama Shania? Apakah kamu punya waktu lebih?" ujar Arya.

"Iya gapapa dok, saya berkenan," jawab Rasya.

"Jadi kalian berdua bisa ke meja sebelah sana untuk melakukan wawancara."

Mereka berdua telah duduk di situ. Shania mulai menanyakan beberapa pertanyaan. Dari nama, tanggal lahir, hingga riwayat penyakit. "Jadi Kakak harus memeriksa rutin penyakitnya agar tetap dalam keadaan sehat." Shania merapikan kertas-kertas yang ia gunakan untuk menulis tadi.

"Udah Kak, wawancaranya udah selesai."

Rasya memegangi dadanya. "Dari tadi jantung saya terus berdetak secara tidak normal."

"Kenapa Kak. Penyakit Kakak kambuh?"

"Bukan. Ini detaknya berbeda dari biasanya." Shania mengernyitkan dahi. Ia tampak tidak mengerti dengan perkataan Rasya.

"Detakan jantung saya, seperti orang yang sedang jatuh cinta."

• • •

Gimana dengan ceritanya?
Masih mau lanjut?

Jangan lupa difollow, vote, dan komennya.

Follow juga Ig : zia_ulfan

Kisah Cinta Yang Tak Direstui Semesta [ TELAH TERBIT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang