Cerita ini sudah tamat di aplikasi karya Karsa dan tersedia di Google Play Store dengan judul dan nama penulis yang sama. Thank you ❤
Hope you Like it 🔥🔥🔥🔥
Gween menatap sinis pada pria yang duduk di hadapannya dengan gaya angkuh dan sombong yang begitu kentara.
Pria paruh baya itu begitu gila menawarkan sebuah kesepakatan yang Gween rasa sangat licik demi kepentingan pria yang tak lain adalah Papa Jero.
Kepala keluarga Axford itu mengajak Gween bekerja sama untuk menjebak Jero sampai Gween hamil anak pria itu. Ternyata pria paruh baya itu menginginkan keturunan dari Jero sebagai senjata untuk mengikat laki-laki itu agar tunduk pada perkataan papanya.
Atau jika tidak berhasil, maka Papa Jero akan mendidik sang cucu dengan caranya sendiri agar menjadi lawan yang seimbang bagi anaknya yang sekarang sudah mulai tidak mendengarkan perintahnya lagi.
Jelas saja Gween menolak dengan keras dan berkata sudah tidak memiliki hubungan apapun dengan pria itu meski sebelumnya pun dirinya memang tidak memiliki status yang jelas dengan Jero.
Tawa pria paruh baya itu menggema di seisi ruangan sebelum dia kembali berbicara. "Aku juga tidak membutuhkan status hubunganmu dengannya. Jero akan tetap akan kunikahkan dengan wanita yang sederajat tentunya."
"Maksud anda saya harus menjadi wanita simpanan pencetak anak untuk anak anda seperti yang Anda lakukan pada ibu Jero sebelumnya?" tanya Gween muak.
Pria itu terdiam sejenak sebelum tersenyum licik. "Kau tahu ternyata. Kalau begitu aku tidak salah memilihmu, karena sepertinya Jero punya sesuatu yang lebih untukmu," katanya.
"Saya tidak tertarik sama sekali," ujar Gween tegas.
Pria itu tertawa sinis. "Uang yang ku tawarkan kurang? Ingin rumah? Saham?" tanyanya bernego.
"Saya juga tidak tertarik dengan harta yang Anda tawarkan."
Wajah pria paruh baya itu berubah datar. "Keras kepala," dengkusnya.
"Ya. Jadi lebih baik anda berhenti untuk memaksa saya dan saya akan pamit undur diri karena pekerjaan saya masih sangat banyak yang terbengkalai karena memenuhi undangan Anda ini," ucap Gween sambil membungkuk hormat.
Wanita itu melangkah pasti menuju pintu keluar ruangan pria paruh baya itu.
"Kalau imbalannya adalah informasi tentang kematian ayahmu yang disengaja. Bagaimana?"
Gween sontak berbalik dan menatap wajah papa Jero dengan dahi berkerut dalam. "Apa maksud anda?"
"Papamu tidak mengalami kecelakaan tunggal."
"Dari mana anda tahu?" desis Gween dengan dada bergemuruh. "Jangan mengada-ngada hanya demi untuk melancarkan rencana licik anda."
"Tak ada gunanya aku mengarang cerita, Nona Manis. Papamu memang sengaja ditabrak," sahutnya enteng.
"Dari mana anda tahu itu?" geram Gween.
"Uang bisa melakukan segalanya kalau kamu tidak tahu."
"Anda pasti berbohong."
Pria paruh baya itu mengedikkan bahu santai. "Kalau memang kamu tidak ingin percaya, terserah saja. Biarkan papamu di sana menjerit dan menangis karena ketidakadilan yang diterimanya."
Gween mengepalkan tangan erat, matanya memerah menahan tangis dan emosi yang bercampur jadi satu.
"Baiklah. Apa perjanjiannya?" tanya wanita itu akhirnya dengan suara serak dan datar.
Di lain tempat, Jero sedang menatap bengis beberapa bodyguard yang tidak becus mengawasi Gween sehingga hilang pengawasan dan tak tahu di mana keberadaan wanita itu saat ini.
"Keluar dan cari sampai dapat sebelum aku mencabik-cabik tubuh kalian!" desis Jero sembari mencampakkan jasnya ke atas sofa dengan keras.
Tak ada yang ingin memancing kemarahan pria itu untuk kedua kalinya sehingga mereka memilih langsung saja keluar dari ruangan yang terasa sesak dan panas seperti di neraka.
Bertepatan dengan itu Red masuk dan memberikan tahu berapa informasi yang diminta oleh Jero beberapa menit lalu.
"Dia tidak pulang ke rumahnya atau ke kos hingga detik ini," ujar pria itu memberi penjelasan.
Jero duduk di kursi kerjanya dan memutar tubuh sehingga kini menghadap pemandangan kota dari lantai ruangannya.
"Pria tua bangka itu bergerak dengan cepat, aku lalai sehingga memberinya celah untuk mengusik keberadaan Gween," ujar Jero datar, dengan kedua tangan mengepal.
"Anda ingin saya menyelidiki Papa anda?" tanya Red menawarkan.
Jero menggeleng pelan. "Aku sendiri yang akan melakukannya. Pria tua itu pasti sudah merencanakan sesuatu dengan matang."
Red hanya bisa menggangguk jika memang itu adalah pilihan sang Bos. "Kemungkinan besar Dandy juga punya kesepakatan lain dengan Papa anda," ujarnya mengawasi.
Anggukkan kepala Jero terlihat tegas. "Tapi tikus kecil itu tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa. Dia hanya akan menjadi santapan dan kambing hitam ketika semua rencana yang dilakukan oleh Donald Axford terealisasi."
"Dia begitu percaya pada Papa Anda," sahut Red menyetujui.
Jero mengangguk dan mengibaskan tangan agar Red keluar dan meninggalkannya seorang diri.
Pria itu membereskan sisa pekerjaan yang terbengkalai karena sibuk mencari keberadaan Gween sejak tadi. Ia tak mau kembali lagi sehingga sang Papa memiliki celah untuk menjatuhkannya dan lagi-lagi membuat dirinya sebagai boneka yang bisa diatur ke sana kemari.
Ya, saat ini dirinya mulai bisa melawan kekuatan pria itu yang belakangan ini hanya bersenang-senang menikmati indahnya hidup dengan wanita-wanita cantik di berbagai negara.
Tanpa pria itu tahu Jero sedang menyiapkan amunisi untuk menyerang balik Donald yang selama ini selalu bertindak semena-mena kepadanya.
Kini kedudukan pria itu di perusahaan sangat kuat sehingga dirinya akan lebih mudah untuk menghancurkan papanya itu.
Sementara Donald sendiri saat ini sedang merayakan kesuksesannya yang menurutnya sudah berada di depan mata.
Ia kenal betul bagaimana putranya yang keras itu tidak akan mungkin mau sedikit saja membuka diri pada wanita jika tidak memiliki perasaan spesial di dalamnya.
Dan Donald juga yakin bahwa bocah itu belum menyadari bagaimana perasaannya pada Gween sehingga dirinya harus bergerak cepat untuk menarik Gween agar berada di pihaknya.
Untungnya wanita itu begitu bodoh dan naif sehingga gampang bagi Donald untuk memanipulasinya hingga membuat perempuan itu setuju dengan penawarannya.
Apa dia pikir Donald akan membiarkannya tetap hidup setelah melahirkan anak itu? Oh tentu tidak, pria paling baik itu hanya memerlukan anak dari keturunan Jero. Jika semua telah terpenuhi, tentu saja Donald tak lagi membutuhkan keberadaan Gween yang menurutnya cukup mengganggu dan memiliki pengaruh negatif untuk Jero.
"Sepertinya perempuan itu mulai menjalankan aksinya." Seorang pria berbaju serba hitam memberi laporan hasil pengamatannya kepada Donald.
Pria paruh baya yang sedang memangku dua wanita seksi sekaligus itu tersenyum senang dibuatnya. "Wanita bodoh," ujarnya sambil terbahak-bahak.
Ia tak menyangka Gween akan bergerak secepat itu. Donald pikir wanita itu akan menangis meratapi nasib terlebih dahulu. Atau jangan-jangan penolakannya tadi hanyalah sebuah akting belaka karena jika dipikir-pikir siapa yang tidak ingin mengandung anak dari seorang Jero Axford? Seorang pengusaha ternama pewaris Axford Group yang memiliki cabang usaha di mana-mana.
To be continued

KAMU SEDANG MEMBACA
I Order You [RE-PUBLISH]
Short StoryGween Calista, harus rela mengorbankan kehormatannya demi biaya pengobatan Geisya Putri, sang adik yang terbaring koma di rumah sakit. Perempuan itu menerima tawaran dari sang Mami yang mengatakan bahwa pria yang membelinya ini adalah seorang impot...