Undangan makan malam dari Baekhyun tidak pernah terpenuhi. Wonwoo tidak rela martabatnya anjlok karena duduk bersama vampir rendahan seperti Baekhyun di meja makan. Mingyu pun tidak ingin membesarkan masalah sepele ini karena toh ini hanya makan malam semata. Bukan pertemuan dua kerajaan untuk menyusun siasat perang tatkala memiliki musuh yang sama ataupu sebuah jalinan kerja sama demi kesejahteraan rakyat.
Info mengenai Sunghoon yang pernah datang untuk memberikan surat undangan pun tidak pernah sampai pada Sunoo. Padahal sang pangeran sangat menantikan undangan tersebut. Di tepi jendela kamar, Sunoo duduk seraya memangku dagu. Mendesah lelah seraya mengamati sekitar istana yang didominasi hutan Cemara.
Ia sudah seperti itu sejak satu minggu yang lalu. Malas melakukan segala hal bahkan sekedar jalan-jalan semata. Seolah daya hidupnya habis terpakai dan butuh diisi ulang. Heeseung mendesah pasrah melihatnya. Apalagi saat hendak masuk ke kamar Sunoo ia sempat berpapasan dengan pelayan yang membawa kembali makanan yang mereka sediakan. Pertanda Sunoo tidak mau makan.
"Yang mulia?"
"Hm." Sunoo menggumam acuh.
Heeseung mendekat, menyentuh dahi Sunoo yang sebelumnya terasa panas. "Suhu tubuh Anda sudah stabil. Kenapa tidak makan?"
"Aku makan."
"Apa yang anda makan?"
Sunoo menoleh, menatap Heeseung penuh arti. "Stroberi."
"Lalu?"
Sunoo masih menatap lekat. Tanpa kata, hanya kedua kelopak matanya yang berkedip seirama jarum jam. Cukup lama hingga panggilan lembut Heeseung harus mengalun sekali lagi.
"Yang Mulia."
"Apa kau ingat pie buatan Luna Byun?"
"Ya?" Heeseung mengernyit bingung.
"Aku ingin makan itu."
Wajah cantik yang merengut penuh harap itu nyaris membuat kedua bola mata Heeseung terlempar keluar. Bukankah benar apa yang ia khawatirkan selama ini? Sunoo tergoda untuk menikmati makanan yang ia anggap sialan itu.
Pie daging manusia.
"Tidak, Yang Mulia." Heeseung menggeleng penuh gugat.
"Please..." Tetapi permohonan yang membias di wajah cantik sang pangeran membuatnya harus menguatkan hati semaksimal mungkin karena -demi King Mingyu- raut itu sangat melemahkan dirinya.
"Ya? Ya? Hm?" ucap Sunoo lagi setelah Heeseung menggeleng untuk ke sekian kalinya.
"Apa kau tidak sayang padaku lagi?" Sunoo memelas sambil menggoyang lengan kukuh Heeseung.
"Bahkan sekalipun Anda sedang hamil, saya tidak akan pernah mengijinkan Anda melakukan hal menjijikan itu."
Dengan bibir cemberut yang menyembul seperti bebek, Sunoo berdecak seraya menghempas lengan Heeseung yang ia pegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ SUNSUN ] DYSTOPIA
FanfictionBagaikan hidup di dalam utopia, Sunoo selalu mendapatkan apa yang ia inginkan dengan sekali jentikan jari. Keinginannya adalah mutlak dan tak terbantahkan. Setidaknya sampai ia bertemu Park Sunghoon. Keturunan setengah serigala dan setengah vampir y...