SUDAH TAMAT DI APLIKASI KARYAKARSA DAN TERSEDIA DI GOOGLEPLAY DAN BENTUK PDF. THANK YOU
Enjoy 🔥🔥🔥
"Lalu?" Jero bertanya dengan santai tanpa merasa terusik sedikitpun.
Gween menarik napas panjang dan melirik ke arah Leoni yang meletakkan jus apelnya di atas meja.
"Aku pergi dulu, selesaikan masalah kalian dengan baik," ujar wanita itu yang mau tak mau membuat Gween mendengkus karena sikap santai manusia-manusia itu.
Apakah tidak sedikitpun terpikir di otak mereka bagaimana perasaan Gween saat ini?
"Mami Flo bilang dia tidak mengambil uangmu sepeserpun, tapi kamulah yang memberikannya karena sudah memberikan informasi tentang tempat tinggalku," ucap Gween to the point.
Jero menaikkan sebelah alis dan tersenyum miring. "Dan kamu percaya?" tanyanya. "Apa masuk di akal informasi tentang tempat tinggalmu itu kuhargai dua miliar?"
Gween mengepalkan tangan erat. Jero sedang menyadarkan wanita itu tentang posisinya. Lagipula bagaimana bisa Gween dengan percaya diri bertanya tentang hal itu pada Jero.
"Aku bahkan bisa mendapatkannya tanpa harus meminta informasi pada wanita tua itu." Jero kembali bersuara dan mau tak mau membuat Gween tersadar akan kebodohannya.
Ya. Jero bukan orang biasa, dia mampu melakukan apapun yang dia mau dan mendapatkan apa yang diinginkannya dengan mudah. Bagaimana bisa Gween melupakan hal itu? Dan uang dua miliar tentu sangat pricey jika hanya untuk mendapatkan alamat tempat tinggal Gween.
"Ya. Seharusnya aku tahu itu," ucap Gween dengan suara serak.
Jero membelai pipi wanita itu dan menghapus sisa-sisa air mata yang belum mengering sepenuhnya. "Aku pikir kamu datang untuk hal lain," ujar pria itu dengan senyum miring.
Gween memperhatikan pria itu dari balik bulu matanya. "Apa yang kamu tunggu?" tanya wanita itu.
Jero menarik tangannya dan memasukkan ke dalam saku. "Penyesalanmu, mungkin," jawab pria itu santai.
Gween menggeleng pelan. "Tidak ada," sahutnya serak. "Sebaiknya aku pergi," ujar Gween yang langsung berbalik dan berjalan meninggalkan Jero.
"Pergilah, dan jangan kembali lagi. Tapi jika sekali saja kamu kembali, aku bersumpah tidak akan pernah melepaskanmu lagi, Gween!" desis pria itu yang masih didengar jelas oleh Gween Calista.
Wanita itu berjalan dengan cepat menuju pintu dan keluar dari apartemen Jero yang terasa begitu menyesakkan bagi Gween.
"Semua akan baik-baik saja ... Semua akan baik-baik saja! Toh sejak dulu aku hidup tanpa dirinya!" Gween berusaha merapalkan sugesti untuk menenangkan diri sendiri.
Namun, seberapa keras pun ia berusaha untuk menguatkan diri, air matanya tetap tak mau mengerti dan turun tanpa henti.
Sekarang dia benar-benar seorang diri. Gween tak punya keluarga yang bisa menjadi rumah untuknya. Tak mungkin ia bercerita pada Leoni yang baru saja diketahuinya tengah dekat dengan Jero. Semua telah pergi, termasuk Reza Arabian yang sudah tak pernah terdengar kabarnya lagi.
Gween melangkah dengan gontai menyusuri jalanan gelap karena tak terkena pencahayaan lampu. Terbesit pikiran gila ketika ia melintasi sebuah sungai, tapi wanita itu langsung menggelengkan kepala dan berlari dengan kencang menjauhi tempat itu sebelum pikiran-pikiran gila semakin menguasainya dan membuatnya melompat dari atas sini.
Sial! Gween belum siap masuk neraka untuk saat ini.
Sementara di tempat lain, Jero sedang berjalan menuju sebuah VIP room dimana dia akan menemui seseorang yang sudah sejak beberapa hari lalu sibuk menghubungi ingin bertemu.
"Selamat malam, Tuan Jero yang terhormat. Begitu sulit untuk menemui anda ternyata," ujar seorang pria yang sudah duduk menunggu selama berjam-jam di sana.
Jero duduk di hadapan pria itu dengan ekspresi datar. "Langsung saja, jangan membuang-buang waktuku," ujarnya tajam.
Pria yang tak lain adalah Dandi itu tersenyum masam karena sikap sombong dan pongah yang ditunjukkan oleh pria di depannya. Kalau saja dirinya tak benar-benar membutuhkan bantuan dari pria itu untuk kelangsungan perusahaan Papanya, dia jelas tidak akan mau merendahkan diri dan mengemis-ngemis selama beberapa bulan hanya untuk bisa bertemu dengan pria yang pernah menghajarnya habis-habisan ini karena berselingkuh dengan kekasihnya.
"Aku ingin menawarkan kerjasama."
"Aku tidak tertarik," sahut Jero cepat.
"Kalau ini ada hubungannya dengan Gween bagaimana?" Dandi menatap Jero dengan mata licik dan senyum miring penuh jebakan.
Jero mengangkat sebelah alis dan ikut tersenyum miring. "Memangnya Gween ada hubungannya denganku?"
Dandi tertawa pelan. "Orang lain mungkin bisa anda kelabui, tapi seorang Dandi Sudjatmiko tidak akan terkecoh begitu saja," ucapnya sombong.
Jero melirik jam tangannya dengan bosan. "Aku tidak peduli itu," sahutnya enteng.
Dandi memajukan tubuhnya dengan pelan. "Apa anda tahu kalau saat ini Papa anda sedang mencari wanita itu?" tanyanya menyeringai.
Jero menatap wajah pria itu dengan geram. "Apa yang kau laporkan padanya?" tanya Jero tajam.
Dandi terkekeh sambil menghisap rokoknya. "Tidak banyak, hanya beberapa poto kemesraan kalian di Jepang."
"Kep*rat!!!" desis Jero yang langsung bangkit berdiri dan merogoh saku celananya untuk mengeluarkan ponsel.
"Terburu-buru, Tuan Jero yang terhormat." Dandi terkekeh dengan senang.
Jero berbalik dan langsung menarik kerah baju pria itu sebelum memberi satu tinjuan yang tepat mengenai wajahnya.
"Tidak mendapat adiknya yang cantik jelita, kakaknya yang berwajah biasa saja pun tak apa. Begitukah moto hidupmu saat ini?"
Braaak ....
Tanpa aba-aba, tubuh Dandi sudah terbanting di atas meja dan pelakunya tidak lain dan bukan adalah Jero yang saat ini terlihat sangat marah terbukti dengan wajahnya yang begitu kaku dan tegang serta urat di pelipisnya bertonjolan.
"Apa kau lupa sedang berbicara dengan siapa?" Jero mendesis tajam. "Bahkan adikmu yang kalian anggap cantik jelita itu rela men*lanjangi diri hanya agar kulirik, sayangnya Gween jauh lebih baik dibanding adikmu yang mur*han itu!"
"Brengsek!" Umpat Dandi geram. " Itukah sebabnya Salia pulang dan mengurung diri setiap hari?"
"Itu belum seberapa. Jika kalian masih berani bermain-main, maka aku akan menciptakan neraka yang lebih besar," desis Jero tajam.
Ya, Dandi sudah membuktikan betapa gilanya Jero ketika menghancurkan perusahaan keluarga Sudjatmiko tanpa ampun satu tahun silam.
Tapi kali ini Dandi tak akan mungkin diam saja. Toh semuanya sudah hancur lebur, jadi tak masalah jika dirinya mempertaruhkan serpihan itu untuk melukai Jero dengan senjata barunya.
Gween yang bodoh dan begitu naif akan dia manfaatkan untuk menghancurkan pria sombong di hadapannya ini. Apalagi Dandy baru mendapatkan satu fakta bahwa
Jero hanya anak diluar nikah yang dipungut kembali oleh ayahnya karena tidak memiliki keturunan laki-laki selain pria itu.Senjata Dandi sudah lengkap, dan ia sudah memulainya jauh sebelum memberitahu Jero Axford. Mungkin saja saat ini Papa Jero sudah menyandra Gween berkat laporan yang diberikan oleh Dandy. Dan ia akan menonton dengan gembira satu persatu kehancuran Jero yang sudah menunggu di depan mata.
TO BE CONTINUED

KAMU SEDANG MEMBACA
I Order You [RE-PUBLISH]
Short StoryGween Calista, harus rela mengorbankan kehormatannya demi biaya pengobatan Geisya Putri, sang adik yang terbaring koma di rumah sakit. Perempuan itu menerima tawaran dari sang Mami yang mengatakan bahwa pria yang membelinya ini adalah seorang impot...