25. Bertemu Mami Flo

14.2K 729 49
                                    

Hai, sekali lagi aku ingatkan bahwa cerita ini sudah tamat di aplikasi KARYAKARSA dan juga tersedia di GOOGLE PLAYBOOK. Jadi untuk kalian yang nggak sabar mau baca kelanjutannya bisa langsung aja baca di sana. Thank you 🥰

Enjoooy 🔥🔥🔥

Gween baru saja selesai menata ulang kamar kosnya setelah tadi membersihkan dari sudut ke sudut sehingga kini dia bisa bersantai sejenak sebelum menyiapkan makan malam.

Wanita itu menghela napas panjang sembari mengintip hari yang sudah mulai gelap dari jendela kamarnya.

Sebenarnya Gween ingin sekali pindah kos mengingat kamar ini juga pernah menjadi saksi percintaannya dengan Jero yang kini sedang mati-matian dilupakan oleh wanita itu.

Ya, sudah hampir dua Minggu mereka berpisah, dan selama itu pula Gween berusaha keras untuk menata hidupnya kembali setelah diporak-porandakan oleh kehadiran pria itu di hidupnya.

Lamunan wanita itu terhenti karena ponselnya berdering dan menampilkan nama Leoni di sana.

"Gue ada lihat Mami Flo masuk ke Rumbi restaurant, tapi kalau gue nggak salah dia lagi nemuin Jero." Wanita itu langsung memberi info tanpa basa-basi.

Gween mengerutkan dahi sebelum menyambar tasnya dan keluar dari kamar dengan tergesa-gesa menuju tempat yang dikatakan oleh Leoni.

Wanita tua itu sudah menipunya habis-habisan dan baru muncul setelah Gween mempertaruhkan segalanya di dalam hidup karena kebodohannya mempercayai Flo.

Gween sampai di Rumbi Restaurant dan langsung masuk meski pakaiannya saat ini mengundang lirikan beberapa sosialita karena begitu lusuh dan memprihatinkan.

Wanita itu tak peduli dan matanya bergerak dengan liar untuk mencari di mana Mami Flo berada. Sampai dia melihat sebuah meja bundar di sudut ruangan di mana wanita itu tengah menyantap makanannya dengan sangat gembira.

Gween berusaha membendung amarahnya yang siap meledak dan menghancurkan wanita itu saat ini juga. Tapi ia tak mau menjadi bodoh dan tontonan gratis layaknya badut bagi orang-orang di sana.

Jadi, dia memilih untuk menarik kursi di hadapan Mami Flo dengan pelan, kemudian duduk tegak dengan wajah tenang.

"Hai, Mami," sapa wanita itu dengan santai.

Flo jelas terlihat kaget ditandai dengan matanya yang membulat sempurna. "Kamu ngapain di sini?" tanyanya dengan emosi lebih.

Gween menyipitkan mata sebelum mendengkus pelan. "Tentu aja bertemu dengan Mami Flo tercinta," jawab perempuan itu dengan senyum kelewat manis yang dibuat-buat.

Mami Flo menyesap minumannya sebelum memoles lipstik merah di bibir. "Kamu butuh job lagi? Sudah ditendang sama Tuanmu, eh?" tanyanya mengejek.

Gween menyiram wajah perempuan paruh baya itu secepat kilat dengan minuman yang tadi masih tersisa setengah di gelasnya.

"Apa-apaan kamu?!" pekiknya marah sehingga mau tak mau mengundang perhatian beberapa orang.

"Setelah menipuku habis-habisan, Mami masih berani bicara seperti itu?" geram Gween dengan sinis.

"Menipu apa? Kamu jangan main-main ya!" balas perempuan itu tak kalah geram.

"Aku nggak main-main! Kartu Jero yang aku titipkan ke Mami, kenapa malah mami pakai?" tanya Gween tajam.

Mami Flo mengerutkan dahi sebelum tertawa terbahak-bahak, ketawanya merenda dan dia mengusap sudut matanya yang mengeluarkan air mata. "Kamu terlalu polos, lugu atau memang bodoh, Gween?" Mami Flo mengangkat sebelah alis dengan gaya mencemooh.

"Apa maksud Mami? Jangan bertele-tele!"

Wanita paruh baya itu memajukan tubuh sedikit dan berbicara dengan gaya berbisik. "Jero sendiri yang menyuruhku menggunakannya untuk informasi alamat rumahmu."

Gween mengerutkan dahi dan menatap curiga wanita itu sebab tidak percaya.

"Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa langsung tanyain ke laki-laki itu. Mungkin dia ketagihan karena baru kamu yang bisa buat dia berg*irah," ujar wanita itu santai.

"Nggak mungkin." Gween menggeleng pelan dengan pikiran berkecamuk.

"Kenapa? Kamu sudah jatuh hati sama laki-laki itu?" Mami Flo menyeringai lebar. "Gween ... Gween. Kamu pikir laki-laki mana yang mau sama pelac*r?" tanyanya dengan tawa merendahkan.

Gween ingin marah, tapi semua itu akan percuma karena dia merasa apa yang dikatakan oleh wanita paruh baya itu benar adanya.

"Aku nggak bisa ngelepasin Mami gitu aja. Semua ini harus jelas, dan aku nggak mau Mami kabur lagi."

"Kabur?" Mami Flo membeo dengan gaya menyebalkan. "Ngapain saya kabur dari tikus kecil macam kamu? Saya sudah berkecimpung di dunia ini selama bertahun-tahun. Jadi kalau cuma untuk menghadapi tikus kecil seperti kamu, saya nggak akan gentar."

Gween mengepalkan tangan erat di atas meja dan Mami Flo tentu melihat hal itu.

"Lagian kamu yang ditipu oleh laki-laki itu kenapa malah nyalahin saya?"

"Jelas Mami juga menipuku, karena setelah itu Mami menghilang entah ke mana dan tidak dapat dihubungi sama sekali!"

"Kita kan tidak punya hubungan kerjasama lagi. Jadi, untuk apa saya memberitahu kamu tentang kepindahan saya?"

"Aku nggak sebodoh itu untuk mami bohongi. Jadi, jangan coba-coba menipuku lagi. Aku akan benar-benar mengkonfirmasi hal ini pada Jero dan jika terbukti Mami memang menggelapkan uangnya, maka aku akan kejar Mami ke neraka sekalipun," desis wanita itu yang langsung bangkit berdiri dan pergi meninggalkan Mami Flo seorang diri.

Gween langsung menghubungi Jero dan handak mengkonfirmasi jawaban pria itu, tapi tak dijawab sama sekali sehingga membuat Gween  memutuskan untuk datang langsung ke apartemen Jero.

Wanita itu mengetuk beberapa kali, namun tak mendapatkan sahutan. Sehingga ia mencoba peruntungan untuk mengetik kode yang biasa ia gunakan untuk masuk ke apartemen pria itu.

Gween menahan napas sesaat ketika langkahnya mulai memasuki apartemen yang sudah dua minggu ini ia tinggalkan.

Wanita itu berjalan menuju dapur, dan dahinya berkerut dalam saat mendengar suara tawa seorang wanita yang cukup tak asing di telinganya.

Jantung Gween berdegup kencang, dan pikirannya berkecamuk hebat apalagi saat suara itu kian jelas dan seolah membuat jantung perempuan itu merosot dan menggelinding ke lantai saking terkejutnya.

"Leoni?" bisik Gween tanpa tenaga karena wanita itu merasa jiwa raganya sudah dicabut secara paksa dan diasingkan ke segitiga bermuda.

Dua manusia yang sedang bersenda gurau itu menoleh dan seketika merubah raut wajahnya.

Gween merasa bodoh karena hatinya berdenyut sakit seolah dikhianati. Padahal seharusnya dia sadar diri dengan posisinya saat ini.

Wajar Leoni bisa mengenal Jero mengingat wanita itu juga berasal dari keluarga yang terpandang. Sangat jauh berbeda dengan latar belakang Gween yang biasa-biasa saja dan seharusnya dia bersyukur Leoni mau berteman dengannya selama ini.

Namun semua ungkapan omong kosong yang berkecamuk di kepala Gween itu tetap tak bisa mengobati dadanya yang terasa sesak oleh kenyataan yang ada.

Jero dan Leoni bersama? Sialan!

Gween hendak memutar langkahnya meninggalkan tempat itu, tapi suara Jero terdengar lebih dulu.

"Kenapa kamu ke sini?" tanya pria itu yang sudah bergerak cepat sehingga kini berdiri di hadapan Gween.

"Aku sudah bertemu dengan Mami Flo," ujar wanita itu sembari memperhatikan mimik wajah Jero yang sayangnya tidak membuat perubahan apapun sehingga Gween tidak bisa membaca apapun di sana.

TO BE CONTINUED

I Order You [RE-PUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang