Alcyone terdiam.

"M-maaf aku bukannya bermaksud lancang, tapi aku hanya ingin kamu mengerti kalau yang kamu lakukan ini salah, tidak selamanya tetap bertahan seperti ini, pasti suatu saat keberadaan kita disini juga pasti akan diketahui oleh mereka. Dan cepat atau lambat kamu akan..." ucap Ana. Alcyone menghela nafasnya.

"Soal ini mungkin memang berat untuk kamu, tapi saya tidak mungkin mengakhiri ini secepat mungkin. Untuk saat ini saya harap kamu bersabar dulu, dan tetaplah pada pendirianmu yang itu. Aku tetap pada pendirianku yang ini tidak untuk waktu lama..." ucap Alcyone.

Ana tersentak. "Kamu... Tetap pada pendirianmu mas? Ini sangat salah mas. Aku sangat berharap kamu bisa segera menyudahi bisnis ini mas. Kamu enggak takut sama sekali kalau nanti suatu saat kamu bakal ninggalin aku lagi, ditangkap seperti waktu itu lagi, meninggalkan kita.. dan dimintai pertanggungjawaban oleh tuhanmu? Kamu mau seperti itu mas?" tanya Ana tidak habis pikir.

"Saya masih belum bisa meninggalkan ini semua dengan cepat masalahnya." ujar Alcyone.

"Kapan mas bisanya? Aku takut kamu kenapa-napa nantinya, aku bukan hanya mikirin aku aja dan Maryam, tapi kamu juga. Aku khawatir sama kamu mas." ucap Ana.

"Entah, mungkin nanti. Saya tidur ya. Selamat malam." ucap Alcyone tersenyum mengusap kepalanya dan langsung merebahkan tubuhnya ke atas kasur. Tepat membelakanginya, lain hal dengan Ana yang terlihat masih belum rela untuk tidur, ia masih terus memikirkan soal ini.

"Aku pokoknya harus waspada terus, ah atau mungkin aku ngomong ke Loki aja ya soal ini? Supaya diam-diam mencari tahu soal siapa orang-orang yang tadi itu?" batin Ana terus memikirkan.
Keesokan harinya Ana pun menemui Loki yang kebetulan sedang berkunjung ke rumahnya karena ada keperluan dengan Alcyone.

"Loki, saya mau ngomong sebentar." ucap Ana menarik tangan Loki hingga jarak mereka bergeser ke sekitar taman.

Loki cukup heran dengannya. "Ada apa nona?" tanyanya.

"Kamu bisa tolong suruh orang buat intai siapa yang memata-matai kita?" tanya Ana.

"Maksudnya ada yang memata-matai kalian?" tanya Loki.

"Iya, aku menyadari hal ini sejak kemarin, di setiap sudut aku melihat orang saling melihat ke arah kita. Aku khawatirnya itu pihak polisi sini." ucap Ana.

"Kalau begitu apa tidak sebaiknya kita beritahukan ini ke tuan Alcyone?" tanya Loki.

"Aku sudah, tapi mas Alcyone tidak begitu memperdulikan tentang hal ini."

"Oh begitu."

"Aku mohon kamu untuk cari tahu siapa mereka, kalau bisa intai setiap orang yang dianggap mencurigakan disekitar mas Alcyone." ucap Ana.

"Baik nona."

Di lain tempat. Di sebuah bar. Terlihat seorang pria sedang meminum segelas wine bersama keempat wanitanya yang saling menghimpitnya di kanan dan kirinya, saling duduk disatu sofa panjang itu.

"Aku tidak menyangka dia akan datang kemari tanpa dipanggil." ucap Ronald selaku ketua geng mafia di daerah sana. Geng Black Tiger.

"Tidak semestinya dia kemari tanpa menyapa kami terlebih dahulu." ujar Renald selaku adik kembarnya yang juga bersama seorang wanita disana meminum alkohol.

Ia yang tak lain selaku wakil dari pimpinan geng mafia itu juga memiliki wewenang untuk dihormati oleh siapapun yang baru menginjakkan kakinya ke daerahnya.

"Mereka telah memasuki kandang singa, haruskah kita beri permainan sedikit padanya?" tanya Ronald.

"Itu ide yang bagus, sudah semestinya kita memberi pelajaran kepada mafia paling disegani itu." ucap Renald.

"Aku sangat menunggu waktu dimana kita dipertemukan, sangat yakin jika itu akan menjadi waktu yang cukup bersejarah." ujar Ronald.

Salah satu anak buahnya segera menghadapnya, sedikit menunduk hormat, membisik pada Renald.

"Tuan, Alcyone sudah sampai dikota ini, bahkan ia berniat untuk menjalankan bisnisnya didaerah ini juga."

"Beraninya dia mencampuri wilayah ini, tidak akan kubiarkan dia membuat usahanya disini." ujar Ronald.

"Halangi bisnis mereka, jangan sampai mereka menetap di kota ini lebih lama lagi. Aku cukup muak dengan tingkahnya." ujar Renald menghisap cerutunya.

"Baik tuan." ujar salah satu anak buahnya.

"Aku mendengar kalau dia memiliki seorang istri yang sangat taat beribadah, berbeda dengan kalangannya. Dia wanita biasa yang sama sekali tidak mau berhubungan dengan bisnis haram suaminya. Dia telah mengubah Alcyone dari yang biasanya terlihat dan bahkan berniat untuk menjadikannya orang yang bersih, jauh dari semua bisnis yang telah ia jalankan selama ini." ujar salah seorang teman perempuannya, Alesha yang juga merupakan anak dari mafia itu terus mendempetkan tubuhnya pada pria itu.

Bisa terlihat betapa dekatnya mereka berdua. Renald dan Alesha. "Benarkah itu?" tanya Renald.

"Ya bisa dibilang sebentar lagi Alcyone akan menutup semua bisnisnya itu dan ikut kepada prinsip yang dijalankan oleh istrinya. Ya mungkin ingin menjalankan bisnis lainnya gitu, makanya ia memilih untuk pindah kesini. Entahlah." ujar Alesha.

"Menarik... Kalau begitu gelar mafia terkuat akan sepenuhnya jatuh ke tangan orang lain bukan? Aku sangat sesumbar untuk mendapatkannya. Sedangkan dia akan menjadi ex-mafia yang terkubur hidup-hidup oleh masa hahaha." tawa Renald seraya menyelurup winenya.

Mafia Kejam Dan Gadis Yang Dijualnya [END]Where stories live. Discover now