(SEASON 2 BUBBLE GUM)
Kehidupan setelah putus dari Kim Seungmin benar-benar menyulitkan bagi Minho. Ditunggu-tunggu pun tidak kunjung datang. Di sisi lain ada Chris yang terus menerus mendekat dan memberi perhatian padanya. Tapi tetap saja, rasanya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Awal mula pertemuannya dan awal mula dimulainya hubungan cintanya masih terngiang dengan jelas. Minho masih menyimpan memori itu dengan apik. Bagaimana hebat perjuangannya meluluhkan hati keras kekasihnya hingga luruh, bagaimana dia pontang-panting mempertaruhkan harga dirinya, dan mengabaikan keselamatannya. Dia tidak akan pernah melupakan hal itu. Hingga setelah dua tahun berlalu Minho masih menganggap Seungmin sebagai kekasihnya. Kekasih yang dengan tegas akan dia akui meski dikatakan putus tiga tahun lalu.
Mata indah berbalut bulu mata panjang itu mengerjap saat lampu ruangannya dihidupkan. Minho angkat wajahnya dari layar laptopnya dan memandang bingung pria berkemeja tidak rapi di sebelah pintu.
"Kenapa belum pulang?" tanya pria itu.
Minho hela napasnya. "Masih ada yang harus dikerjakan, pak."
Christopher Bang, bos Minho di perusahaan tempat dia bekerja saat ini, ikut menghela napas. Setelah lulus kuliah dia putuskan untuk mencari kerja dan beruntung diterima di salah satu startup terkemuka di negara mereka.
"Kamu bisa kerjakan itu besok. Ayo pulang, sekalian beli kopi di kafe depan."
Sebenarnya dia enggan mengiyakan ajakan tersebut, tapi saat lihat jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam akhirnya Minho putuskan untuk mengiyakan.
Chris menunggu dengan sabar Minho merapikan barang-barangnya. Dia bahkan memerhatikan setiap gerak gerik Minho. Tatapannya di luar kebiasaan bos dengan bawahannya, tapi si polos Minho tidak sadar akan hal itu.
"Sini, saya bantu."
"Nggak usah, pak, saya-"
Tidak ada kata penolakan dalam hidup Chris dan Minho paham betul akan hal itu. Pada akhirnya dia hanya bisa mengikuti langkah bosnya untuk keluar dari kantor malam itu dengan sebuah tumblr di tangan, sementara ranselnya tersampir di pundak Chris.
Langkah keduanya serasi menuju kafe depan kantor. Sebenarnya hubungan mereka tidak secanggung itu, tapi entah kenapa malam ini terasa sangat dingin. Chris merasakan ada yang berbeda dari Minho, tapi dia tahan mulutnya untuk bertanya.
Denting pintu kafe yang dibuka terdengar. Chan persilahkan Minho masuk lebih dulu, lalu memesan kopi untuk mereka berdua. Dalam diamnya Minho mengekori ke mana pun Chris pergi.
Akhirnya mereka duduk di meja yang kosong. Duduk berhadapan dengan pandangan menyisir sekitar. Minho perhatikan masih ramai muda mudi berkumpul di sini. Jika diperhatikan lebih detail lagi sepertinya para pegawai kantoran yang baru saja pulang, mungkin lembur, pikirnya.
"Kamu sedang ada masalah?" tanya Chris tiba-tiba. Selama hampir satu tahun mengenal Minho sangat jarang dia lihat pemuda itu tersenyum. Padahal kata Hyunjin, pegawainya yang lain, Minho itu anak yang ceria. Jujur dia penasaran hal apa yang membuat kepribadian Minho berubah sampai sejauh ini.
"Saya nggak ada masalah, pak."
"Terus?"
Apa yang ingin diteruskan, pikir Minho. Dahinya mengerut tajam menatap bosnya. Dengan bibir sedikit maju dia ambil kopi di atas meja dan meminumnya. "Terus apanya? Saya nggak kenapa-kenapa kok."
Tanpa bisa dicegah jawaban Minho menghadirkan senyum di bibir Chris. "Begitu saja ngomel kamu," katanya. Dia ikuti jejak Minho untuk minum kopinya. Meskipun kerap dibalas ketus dan tidak niat nyatanya Chris tidak pernah lelah mendekati Minho. Hampir semua orang di kantor sadar kalau Chris mengincar Minho selama ini, tapi herannya yang diincar tidak peka sama sekali.
Buka, bukan tidak peka. Minho adalah pribadi paling peka yang bisa ditemui. Dia hanya enggan menanggapi romansa selain Kim Seungmin. Satu-satunya yang Minho inginkan hanya Seungmin, tidak ada yang lain.
Chris letakkan pelan-pelan gelas kopinya, lalu menyisir sekitar sementara dalam hati memantapkan diri untuk bertanya. "Minho," panggilnya pelan.
"Ya?"
Minho sibuk dengan ponselnya meski mulut menjawab panggilan bosnya. Brian sudah sibuk tanya apakah dia sudah pulang atau belum.
"Hyunjin bilang kamu dulu orangnya ceria, terus kenapa sekarang berubah?"
Minho berhenti mengetik mendengar pertanyaan itu. Pandangan yang lurus menatap layar ponsel perlahan naik menatap wajah rupawan milik bosnya.
"Kamu nggak harus jawab kalau nggak mau," tambah Chris dengan cepat. Jujur dia merasa bersalah menanyakan ini, tapi dia juga penasaran, dan berharap mendapat pencerahan untuk setidaknya mempersiapkan langkah selanjutnya apa yang harus dia lakukan.
Nyatanya Minho menolak memberi jawaban di malam itu. Dia izin pulang lebih dulu dengan berjalan kaki menuju halte bus. Dalam perjalanannya Minho terngiang-ngiang pertanyaan bosnya. Benarkah dia sudah berubah? Benarkah dia tidak seperti Minho yang dulu?
Langkah kakinya berhenti lima langkah dari halte bus. Seperti ada sesuatu yang menusuk dadanya jika dia mengingat-ingat pasal apa yang sudah membuatnya seberubah ini. Minho gigit bibir bawahnya untuk tahan diri agar tidak menangis. Mengingat Kim Seungmin rasanya seperti mengingat luka lama, tapi sayangnya dia masih mengharapkan luka itu datang lagi.
"Sudah tiga tahun dan masih belum kembali," gumamnya antara kesal dan sedih. Dalam hati bertanya-tanya ke mana perginya Seungmin sampai selama ini masih tidak terlihat. Dia cari ke kosannya tidak ada, dia cari ke rumahnya juga tidak ada. Pemuda itu menghilang seperti ditelan bumi. Dan sebulan setelah pertemuan terakhir baru dia ketahui pemuda itu ikut ayahnya pindah ke luar negeri.
Jika saja Minho mau dia mungkin akan nekat mencari pemuda itu ke mana pun dia pergi. Namun nyatanya tidak bisa. Ayahnya tidak merestui hubungan mereka, begitupun kakaknya. Minho kehilangan arah karena orang yang dia cintai pergi begitu saja.
Napas yang berat dihembuskan dengan kesal. Dia putuskan untuk melanjutkan langkahnya. Halte tinggal lima langkah dan dia hanya perlu menunggu bus datang untuk pulang. Namun lagi-lagi langkahnya harus berhenti saat mendapati seseorang yang berdiri di tegap di halte. Dunia seperti berhenti untuk sejenak, bahkan napasnya pun turut tidak berfungsi.
"Seungmin?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hello, Ini season 2 dari Bubble Gum. Ada yang penasaran? Gimana jadinya orang yang udah putus 3 tahun lalu ketemu lagi dan salah satunya berharap buat balikan.
Aku kasih openingnya aja dulu, kalo ada yang mau baca nanti aku lanjut, kalo nggak ada ya udah, aku lanjut yang sebelah dulu.