10

138 13 2
                                    

Aman ketika Ella bersama Ken hanyalah ilusi.

Buktinya sudah hampir satu bulan Ella tak menemukan batang hidungnya, dan lihat, Ella baik-baik saja tanpa ada dirinya.

Hal ini jauh lebih menenangkan setelah pertemuan mereka terakhir. Ken mengantar Ella pulang setelah mereka puas menghabiskan malam.

Ella tidak bermaksud mengakui itu, tapi momennya begitu mengenang. Ditambah Ken suka melontarkan guyonan lucu ala-alanya berhasil membuat Ella tertawa. Ella akui itu. Tapi itu cuma sebentar. Tidak ada pembahasan apa-apa lagi diantara mereka. Tidak ada membahas meregang nyawa atau mati lagi. Mereka benar-benar menikmati malam itu.

Katanya mereka terlihat seperti sepasang kekasih. Ella tak sengaja mendengar bisikan orang yang membicarakannya.

Seandainya Ella bisa berteriak kalau itu tidak benar. Tapi Ella harus jaga sikap. Di tempat umum soalnya.

Baiklah, lupakan pria itu sekarang. Sekarang Ella harus memikirkan poin-poin penting yang akan ia presentasikan pada pertemuan di kantornya hari ini.

Seperti biasa, Ella akan selalu sibuk di kantor. Sudah dua gelas kopi Ella habiskan. Mengusir penat. Sesekali ia memakan makanan yang diberikan di atas meja. Ada rekannya yang berulang tahun dan membeli piza untuk mengganjal perut. Lumayan pikirnya.

Waktu sudah masuk pukul sebelas malam. Ella sampai tidak sadar karena terlalu banyak file yang harus ia urus. Melihat jam di ujung mejanya membuatnya buru-buru merapikan barang bawaan dan siap pulang.

Gedung kantor sudah sepi. Jalanan juga sudah terlihat renggang walau masih ada pengendaraan melalui.

Hingga Ella memasuki ruas jalanan yang entah kenapa ada yang aneh di sini. Ella menambah laju. Jalanan terlihat semakin kosong, lampu jalanan berkedip-kedip dan tidak terlihat adanya orang berlalu lalang. Kayak kota mati. Ella harus cepat-cepat pergi dari daerah ini.

Sampai ada sebuah mobil muncul dari belakang. Lajuan mobilnya sangat kencang. Dan Ella panik karena mobil itu semakin dekat ke mobilnya, seakan mobil itu ingin menabrak mobil Ella.

Ella langsung banting stir ke kanan.

Ella jadi teringat beberapa hari yang lalu rekan kerjanya membahas adanya aksi begal di daerah ini, daerah yang sedang Ella lewati sekarang.

Tapi itu sudah beberapa hari yang lalu peristiwanya. Seharusnya situasi sudah kondusif.

Sampai suara tembakan meraup kesadaran Ella.

Ella spontan menunduk dan berteriak. Bagian belakang mobil baru saja ditembak dari mobil belakang.

Sial, Ella sebentar lagi akan menjadi korban begal. Bahkan pelaku menembak mobilnya. Apes banget, pikir Ella.

Sebelum mereka berhasil mendekat dan mobilnya rongsok karena terus ditembaki, Ella mengatur persnelingnya dan melajukan mobilnya secepat mungkin.

Mobil belakang tak henti menembak bemper mobil Ella. Ella mengerang dan menunduk, namun ia tidak mencoba menghentikan mobil. Berusaha keras mengendarai mobil walau Ella hampir saja menabrak tiang listrik.

Nyawanya dipertaruhkan di sini.

Membicarakan mempertaruhkan nyawa, Ella jadi mempertanyakan juga ke mana pria itu selama ini. Ia juga teringat dengan kejadian di Singapur yang di mana saat itu Ken menyelamatkannya.

Jika saja Ken di sini, bersamanya, apakah ucapan pria itu benar adanya?

Kau aman bersamaku.

Tapi pria itu tidak ada di sini. Tidak ada untuk saat ini ketika sekarang Ella membutuhkannya hingga ia merintik air mata. Putus asa.

Taste RelieverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang