Delapan

136 14 0
                                    

"Jika kamu, jika itu kamu...
Aku tak ingin kehilanganmu lagi."
.
.
.

Kyu Hyun mengerutkan kening lalu menggosok-gosok mata tak percaya, pesan singkat yang baru saja ia dapatkan pagi ini adalah berita besar yang mengalahkan rasa penasarannya terhadap apapun yang ada di dunia ini. Kim Sura akan pulang besok, bukankah itu adalah hal paling aneh yang terjadi tahun ini? Perempuan itu akan kembali dengan penerbangan besok dan sebelum malam katanya sudah akan menginjak bandara Incheon.

"Kau kenapa?"

Kim Hye Ji ikut melihat isi ponsel puteranya dan ikut memperlihatkan ekspresi terkejut, "istrimu mau pulang?"
Kyu Hyun hanya diam saja dan pura-pura menikmati kopi hitamnya yang tinggal separuh, dia hanya mengangguk seperlunya, Ji Hyun baru saja tidur sementara masih pukul sembilan malam, sebelum tidur gadis kecil itu sempat bercerita kalau kemarin baru saja menghabiskan waktu bersama Rhae Hoon dan ayahnya yang langsung disambut gembira oleh ibu Kyu Hyun itu, terang saja, diam-diam wanita setengah baya itu lebih menyukai Rhae Hoon daripada Sura untuk menjadi mantunya.

"Apa motivasi istrimu mau pulang? Apa dia sudah mau fokus mengasuh Ji Hyun?"

"Dia akan pulang besok Eomma, nanti Eomma bisa mengintrogasi Sura sepuasnya."

"Kau sendiri, apa kau senang istrimu pulang?"

Kyu Hyun menggaruk rambut tebalnya sebentar, jujur saja dia tidak tahu apa yang ia rasakan kini, apalagi akhir-akhir ini ada wanita lain yang selalu mengganggu pikirannya, kalau dipikir-pikir Kyu Hyun sendiri tidak pernah mencintai Sura, mereka hanya menikah karena suatu kesalahan dan kehadiran ji Hyun adalah alasan keduanya belum berpisah hingga kini.

"Tentu aku senang jadi Ji Hyun bisa merasakan kasih sayang ibunya."

"Padahal Eomma pikir kau dan Rhae Hoon--" Hye Ji berhenti bicara saat Kyu Hyun meliriknya tajam, wanita itu tidak pernah menyebut nama Rhae Hoon selama beberapa tahun meski Kyu Hyun sangat tahu betapa kecewanya ibunya saat tahu hubungan Kyu Hyun dan Rhae Hoon dulu harus pupus begitu saja.

"Katakan saja apa yang Eomma pikirkan."

"Yah...kupikir kau bisa saja berpisah dengan Sura dan mungkin bisa menikah...dengan Rhae Hoon," ucap Hye Ji lagi dengan hati-hati yang ditanggapi dengan senyuman datar Kyu Hyun. Lelaki tampan itu masih diam di kursi santai keluarga mereka dan sibuk dengan pikirannya yang kalut, tentang apa yang Rhae Hoon ucapkan kemarin, bahwa perempuan cantik itu tidak ingin berurusan dengannya dalam waktu dekat.

"Kami hanya pergi bersama karena Ji Hyun terus merengek padanya Eomma, lagipula mana ada seorang ibu yang berharap putranya bercerai dengan istrinya dan menikahi wanita lain?"  tanya Kyu Hyun tanpa berniat menyingung.

"Yah, lihat saja realitanya putraku, istrimu dulu pergi ketika Ji Hyun berusia setahun karena ingin meneruskan kuliahnya yang tertunda karena hamil dan melahirkan, lalu dia tetap tinggal disana meski sudah menyelesaikan studinya meski suami dan putrinya membutuhkan kehadirannya, menurutmu ibu mertua mana yang tidak akan cerewet seperti ibumu ini?"

"Yah, aku tahu. Eomma, aku sudah merenggut masa depan Sura karena perbuatanku padanya, aku mengizinkannya pergi karena aku mau mengembalikan haknya untuk mendapatkan apa yang seharusnya dia miliki, jadi tolong, jangan benci istriku karena hal itu."

Dulu Sura sempat mengalami baby blues, wanita itu stres berat setelah melahirkan karena merasa dunianya sudah direnggut darinya sejak kelahiran Ji Hyun, Sura tidak bisa mengurus Ji Hyun dengan baik karena sesungguhnya dia belum siap dengan perubahan besar yang terjadi di hidupnya itu hingga akhirnya Sura meminta Kyu Hyun mengizinkannya melanjutkan kuliah di luar negeri meski harus meninggalkan Ji Hyun yang baru berusia setahun. Semua itu sudah berlalu dan Kyu Hyun tidak pernah membenci Sura, dia berpikir semuanya adalah salahnya meski lelaki itu lebih memilih memakan batu daripada mengakuinya secara gamblang.

IF YOUWhere stories live. Discover now