11

39.2K 3.4K 63
                                    

"Ayah, kenapa Ash tidak punya ibu ? Ibu Ash dimana ?" Seketika tubuh Rama menegang saat Ash menanyakan tentang sosok 'ibu' padanya.

"Ash, kenapa tiba-tiba kamu bertanya tentang ibu ?" Tanya Rama menatap Ash sendu.

"Semua orang punya ibu, cuma Ash yang tidak punya, dimana ibu Ash ?" Tanya nya yang menatap Rama penuh harap.

Sementara seseorang yang tidak lain adalah Archer yang memang berada di depan kamar Rama untuk mengambil Ash seketika terhenti saat tak sengaja ia mendengar pembicaraan anak nya mengenai 'ibu'.

"Ash punya kok ibu" ucap Rama membuat mata Ash berbinar.

"Sungguh ? Jadi dimana ibu nya Ash ? Kenapa Ash tidak pernah lihat ? Ibu Ash tidak tinggal bersama kita ?" Tanya Ash beruntun membuat Rama tersenyum tipis.

Ia mengelus kepala Ash sayang, seketika ia memeluk Ash lembut membuat Ash bingung namun juga tidak menolak.

"Ibu Ash di langit" ucap Rama pelan membuat Ash terdiam, sejujurnya ia tidak begitu mengerti maksud nya 'ibu Ash di langit'

"Ayah, kenapa ibu di langit ?"

"Karena sudah waktunya, nanti Ash juga akan seperti ibu yang akan tinggal di langit" Ash terdiam mencerna kata-kata asing yang tidak ia mengerti, setelahnya ia hanya memeluk Rama saja memikirkan ucapan Rama yang tidak sepenuhnya ia mengerti tapi tak ingin bertanya lebih.

"Kalau Ash rindu gimana ?" Tanya Ash lagi mendongak menatap Rama.

Rama bingung ingin menjawab seperti apa, karena memang sejak kecil Ash tidak tau siapa wanita yang melahirkan nya, tidak ada foto tertinggal tentang sosok mendiang Alena.

"Kalau Ash ingin melihat ibu, Ash harus bagaimana ?" Tanya Ash lagi membuat Rama semakin terdiam.

Archer yang berada di luar menghela nafasnya pelan saat rasa sesak di dadanya kian menyebar, ia bermaksud ingin memanggil Ash untuk makan malam karena Ash tak kunjung datang ke meja makan, tapi malah mendengar pembicaraan yang tidak pernah ia duga.

"Ash" Rama dan Ash menoleh, mereka yang awalnya tengah rebahan kini langsung duduk tegap begitupun dengan Rama yang menundukkan sedikit kepalanya menyapa tuan nya.

"Sudah waktunya makan malam, ayo" Ash menunduk, ia masih teringat dengan perilaku Archer tadi siang, dan sedikit membuatnya takut.

"Ash" panggil Archer lagi membuat Ash mendongak, terlihat Archer yang mengulurkan tangannya tak lupa senyum tipis di bibir membuat Ash seketika menatap Daddy nya dengan berkaca-kaca.

"Hiks.. hiks... Daddy..." tangis Ash pecah, ia kira Archer masih marah dengannya jadi ia tidak berani untuk menampakkan dirinya di hadapan Archer.

Archer langsung mengambil Ash dalam gendongan nya, tenang, umur Ash masih 12 tahun, awal masuk SMP jadi Ash masih bisa di gendong apalagi dengan tinggi nya yang hanya sebatas pinggang keluarga Kendrix.

"Sudah, jangan menangis, seharian ini kamu menangis terus" hibur Archer yang mengelus punggung Ash lembut.

Setelahnya ia langsung keluar dari kamar Rama, Rama hanya bisa tersenyum tipis melihat interaksi Ash dan Archer.

"Ayah, kenapa Ash tidak punya ibu ?"

"Semua orang punya ibu, cuma Ash yang tidak punya"

Lalu ucapan Ash kembali terngiang membuat ia hanya bisa menghela nafasnya pelan, jujur Rama juga tidak tau bagaimana caranya memberitahu Ash tentang almarhum nyonya nya.

"Hah, ku harap tuan Archer bisa menjelaskan semuanya" gumam Rama pelan.

_

_

_

_

_

"Ash kamu mau ?" Ryder menawari puding jeruk favorit Ash dan di sambut baik oleh Ash sendiri.

"Abang dengar tadi siang kamu menangis, apa ada sesuatu ?" Tanya River membuat Ash terdiam dan sedikit mencuri pandang pada Archer yang nampak santai memakan makanan nya.

"Ash.." perkataan Ash menggantung, bingung apakah ia harus menceritakan nya pada yang lain ?

"Bayi, Abang tidak suka kamu menyimpan nya sendiri, masalah kamu masalah kami juga, apa yang menganggu pikiran kamu, kamu harus memberitahu kami" ucap Lucas tegas namun tetap terdengar lembut.

"Daddy, Abang, di sekolah Ash tidak punya teman" ya sebenarnya mereka juga tau itu.

"Mereka tidak mau berteman dengan Ash jadi Ash sedih" mungkin itu lah permasalahan nya, pikir mereka.

"Mereka langsung menghindar saat Ash mendekat jadi Ash sakit hati" cerita Ash membuat mereka sadar jika saat Ash di jauhi oleh teman-teman nya adalah sesuatu yang baik agar Ash tidak di manfaatkan oleh teman-teman nya, atau mereka yang ingin mencelakai Ash.

Nyatanya Ash kesepian, saat di rumah Ash di perhatikan, di beri kasih sayang yang melimpah, di rumah Ash adalah cahaya bagi yang lainnya, jadi semua orang pasti akan langsung berlari menghampiri Ash, namun saat di sekolah Ash adalah cahaya remang yang di jauhi orang-orang.

Ash bisa tertawa dan menjadi dirinya sendiri saat di rumah, namun saat di sekolah Ash akan menjadi bayang-bayang.

"Jadi tidak ada yang mau berteman dengan kamu ?" Tanya Archer membuat Ash mengangguk pelan, ia bangun dari tempat duduk nya dan berjalan mendekati Archer, mengangkat keduanya tangannya meminta duduk di pangkuan Archer.

"Ash mau punya teman yang banyak Daddy" adu Ash membuat Archer dan yang lainnya terdiam.

"Tidak ada yang mengajak Ash bicara, tidak ada yang mengajak Ash ke kantin, tidak ada yang membantu Ash mengambil bola saat jadwal Ash membawa bola ke lapangan" cerita Ash lagi. Ia dengan tenang memainkan jari besar Archer sambil terus bercerita.

"Kenapa Ash tidak punya teman ? Kenapa tidak ada yang mau berteman dengan Ash ?" Tanya Ash mendongak menatap Archer.

"Ash tidak mau sekolah besok" cicit Ash yang memeluk leher Archer erat.

Archer dan yang lainnya bingung, masa mereka harus menyuruh anak-anak itu untuk berteman dengan Ash ?

"Daddy, Ash tidak punya ibu ya ?" Seketika mereka menegang saat Ash untuk pertama kalinya bertanya tentang 'ibu'

"Ibu Ash dimana ? Ibu itu seperti apa ?" Tanya Ash yang sibuk memainkan telinga Archer dengan gemas.

"Kamu.... kenapa tiba-tiba kamu bertanya tentang ibu ?" Tanya Lucas membuat Ash menoleh singkat, namun setelahnya ia kembali sibuk memainkan telinga Archer.

"Ash tidak tau, memang nya Ash tidak boleh bertanya tentang ibu ya ?" Tanya Ash bingung menatap abang-abang nya yang juga menatap nya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Ash tadi sudah tanya sama ayah, kata ayah, ibu Ash ada di langit, memang nya di langit ada apa ?" Tanya Ash lagi pada semua orang membuat suasana kian hening saat Asher Kendrix terus bertanya tentang sesuatu yang ada di kepalanya.

Ya, malam ini suasana dingin begitu semakin dingin saat pembicaraan dari Ash tidak pernah terduga. Semua orang diam saat rentetan pertanyaan Ash terdengar, tidak ada yang ingin menjawab nya.

Tentang ibu, tentang mengapa Ash tidak punya teman, dan tentang kenapa Ash di jauhi oleh anak-anak yang lainnya.










______________

Setiap chapter tergantung lagu yang saya denger hehehe~

Kalau lagu nya sad ya berarti angst ni chapter.

Kalau lagu nya happy ya berarti chapter nya bakal seneng-seneng~

So selamat membaca.

Karena judulnya Asher Kendrix side story berarti cerita ini hanya beberapa chapter saja.

Sampai jumpa di chapter selanjutnya.

Asher Kendrix Side Story ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang