Sakit.
Punggung Rose seakan mati rasa. Tubuhnya berat sekali untuk digerakkan. Buat membuka mata saja, seolah membutuhkan energi yang besar. Kerongkongannya kering, seperti telah berhari-hari tidak mendapat asupan air yang cukup.
Apa yang terjadi, sebenarnya?
Bukankah ia baru saja tertembak?
Kenapa sekarang, mendadak berada di tempat asing?
Kamar siapa yang Rose tempati sekarang?
Ia sadar betul, ada yang tidak beres. Luka yang saat ini Rose rasakan disebabkan oleh bekas cambukan, bukan hal lain. Sangat mengherankan. Kepala yang ia raba, bahkan tidak ada bekas luka tembakan sama sekali. Tekstur rambutnya pun terasa berbeda.
Rose mengangkat kedua tangan, mengamatinya lekat.
Benar-benar ... jauh dari apa yang ia lihat selama ini. Rose sedang menempati tubuh orang lain, kah? Konyol sekali jika iya, tapi tidak mustahil mengingat suasana di sekelilingnya. Pun, seumur-umur, baru kali ini ia tidur memakai gaun panjang.
Dekorasi ruang yang Rose tempati sekarang, bahkan sangat persis dengan deskripsi dari cerita pendek dalam diary tak bertuan, miliknya. Sebuah kamar bangsawan mewah yang kental dengan nuansa khas kerajaan Eropa jaman dulu.
Sungguh, sedikit melegakan saat ia sadar, ranjang tempatnya berbaring tidak memiliki selambu, meski tetap ada sentuhan ornamen-ornamen aneh. Rose ingin berselancar lagi ke alam mimpi, andai ia tidak mendengar suara pintu yang dibuka pelan dan bunyi nyaring dari benda yang berjatuhan menghantam lantai sesaat setelahnya.
"Tuan Putri sudah sadar!" Wanita yang menjadi dalang dari keributan itu, berteriak lantang.
Lantas, hanya dalam waktu singkat, orang-orang berdatangan.
Tidak bisakah, para perusuh itu memberinya waktu sebentar untuk mendinginkan kepala?
"Aku sudah baik-baik saja, tolong biarkan aku beristirahat."
Tabib istana yang ingin melakukan pemeriksaan, mengurungkan niat untuk mendekat. Memandang para pelayan bingung, yang dibalas gelengan tak mengerti dari mereka. Dua pelayan menunduk takut, dua yang lainnya terang-terangan memberi tatapan sinis. Sementara, pelayan yang bajunya berbeda sendiri dan berteriak lantang tadi memandang Rose penuh khawatir.
"Anda harus tetap diperiksa, Yang Mulia Tuan Putri." Lelaki lain yang datang paling akhir dan mirip seorang ksatria itu, membalas tegas.
Rose menatapnya sesaat, lantas beralih pada sang tabib yang masih berdiri ragu-ragu. "Lakukan dengan cepat, setelah itu berikan aku obat pereda nyeri dan ramuan pengering luka. Untuk kalian yang sudah tidak ada kepentingan, silakan keluar dari kamarku."
Rose hanya memandang para pelayan yang membungkuk hormat sebelum pergi meninggalkan kamar, disusul sang lelaki ksatria yang mengikuti dari belakang.
Jadi, mulai sekarang, ia telah resmi menjadi Tuan Putri Anneliese dari Kerajaan Green Sword?
KAMU SEDANG MEMBACA
Login to Princess
Fantasy[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] (JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA) _______ Andai, malam itu Roseline Joan tidak melonggarkan kepekaannya, apakah dia akan tetap kehilangan nyawa dengan cara yang konyol? Jika saja, ia tidak menemukan diary aneh yang berisi ce...