"Tidak mau, Ash mau keluar" Ash segera pergi ke pintu keluar namun tangan nya sudah di cekal lebih dulu oleh pria tua itu, Ash meringis pelan saat tangan nya di cengkram begitu kuat membuat ia ingin menangis rasanya.
"Ayolah Ash, kamu anak baik kan" bujuk pria tua itu yang sudah membuka resleting celana nya siap mengeluarkan milik nya.
"Ash mau keluar paman !" Teriak Ash yang terus memberontak membuat pria tua itu mendadak kesal dan ingin melayangkan tangan nya untuk memukul Ash sebelum.....
Dor.
Deg.
Pria itu jatuh tersungkur di hadapan Ash dengan luka tembak di belakang kepalanya, cipratan darah nya mengenai wajah Ash membuat ia mematung.
Pintu di buka dengan kasar dari luar, Ash menatap ada semua keluarga nya di sana, ia langsung berlari ke arah Rama dengan mata yang sudah menangis takut.
"Ayah.. huaaaaa !" Tangis Ash pecah saat ia sudah berada di hadapan Rama, langsung sama Rama menggendong Ash dan memeluk nya erat, ia bahkan sesekali menciumi Ash untuk membuat anak nya tenang.
Sementara itu Archer dan keempat anaknya masuk untuk melihat siapa pria rendahan yang membawa anak nya untuk berbuat pelecehan anak seperti ini.
"Ck, burung kecil saja sok-sokan mau melecehkan bocah" sarkas Lucas yang kembali menembakkan pria itu. Tenang saja, Lucas menggunakan pistol khusus yang di rancang tidak mengeluarkan suara saat akan menembak target nya.
"Urus semua nya, bawa Ben ke ruang bawah tanah" perintah Archer dingin, ia melewati Rama yang masih sibuk menenangkan Ash.
"Ash, bersama Abang saja bagaimana ?" Tawar Kaiden namun Ash menggelengkan kepalanya.
"Bawa pulang saja" ucap Kaiden di angguki oleh Rama.
"Tidak apa, tidak ada yang jahat lagi, ayah akan selalu melindungi kamu Ash" bujuk Rama dan terbukti Ash sudah tidak menangis.
"Apa yang di lakukan pria itu ? Apa dia menyakiti kamu ?" Tanya Rama.
"Tidak, paman itu hanya menyuruh Ash untuk membuka semua pakaian Ash tapi Ash menolak" jelas Ash membuat Rama mengangguk mengerti.
Sesampainya di rumah tentu saja Ash tertidur di gendongan Rama, Archer meminta nya dan ia di suruh untuk mengurus Ben di ruang bawah tanah.
Rama menghela nafasnya dan segera menyusul ke ruang bawah tanah, di sana ia melihat Ben yang sudah setengah telanjang tengah di ikat menyerupai bentuk X dengan sebuah rantai.
"Ben" Ben menoleh menatap rekan nya itu lesu.
"Kau baik-baik saja ?" Tanya Rama menghampiri Ben.
"Maafkan aku, semuanya salah ku" Rama menghela nafasnya pelan, memang salah Ben karena Ben lalai saat Archer memberikan nya amanah, tapi tidak semuanya salah Ben, Ash juga salah karena pergi dengan orang asing.
"Aku akan menerima hukuman apapun, kau yang akan menghukum ku ?" Tanya Ben.
"Tidak, aku hanya akan mengawasi saja"
Ben mengangguk mengerti, tak lama Archer masuk dengan pakaian lengkap nya dan sebuah cambukan yang terbuat dari aluminium.
"Cambuk dia 100x" perintah Archer pada pada Rama membuat Rama menegang.
100x ?
"Tu-tuan-"
"Cepat, aku tidak punya banyak waktu untuk duduk santai di disini" Rama menatap Ben dan Archer bergantian, Ben nampak tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya.
"Ben maafkan aku" ucap Rama pelan yang di angguki oleh Ben.
Dan ya setelahnya hanya ada suara cambukan saja.
_
_
_
_
_
"Abang" panggil Ash membuat Kaiden menoleh.
"Ada apa ?"
"Abang, Ash mau minta maaf karena kejadian tadi pagi" ucap nya menunduk lesu.
"Tidak apa, yang penting Ash baik-baik saja itu sudah cukup untuk Abang dan yang lainnya"
"Tapi lain kali jangan seperti itu ya, Rama sudah memberitahu kamu kan untuk tidak mengikuti siapapun yang tidak kamu kenal" Ash mengangguk, wajah nya sedih karena ia sudah melanggar perkataan Rama. Nanti ia akan meminta maaf pada Rama dan Archer dengan tulus karena sudah membuat keributan.
"Yasudah ayo turun, waktunya makan malam, apa kamu menginginkan sesuatu untuk di makan ?"
"Ash ingin terong Krispy"
"Baik, nanti Abang suruh para maid untuk membuatnya"
Saat di ruang makan hanya ada Clarisa saja yang sedang memainkan ponsel nya dengan santai sambil memakan cemilan nya.
"Halo kakak ipar" sapa Ash namun Clarisa hanya membalas nya dengan senyuman tipis dan lirikan saja.
"Apa kamu sudah tidak bisa berbicara kakak ipar ?" Sarkas Kaiden membuat Clarisa langsung meneguk Saliva nya kasar dan meletakkan ponsel nya.
"Maaf, kakak hanya sedang melihat-lihat tas import yang baru di keluarkan beberapa hari yang lalu, sepertinya keponakan kalian menginginkan tas tersebut" cerocos Clarisa tak tau malu.
"Ada apa ini" lalu Archer datang bersama Lucas dan si kembar, mereka langsung duduk di tempat nya masing-masing.
"Tidak ada Daddy" balas Kaiden membuat Archer mengangguk saja, toh ia juga sedang tidak ingin memikirkan apapun.
"Bayi, kemarilah" ucap Archer membuat Ash langsung menghampiri Archer, pria yang sudah berusia 50 tahunan lebih itu langsung mengangkat Ash untuk duduk di pangkuan nya.
"Apa kamu baik-baik saja ? Tidak ada yang terluka ?" Tanya Archer.
"Ash baik Daddy, Ash oke" balas Ash tak lupa cengiran polos nya membuat Archer mengangguk dan menghela nafasnya lega.
"Memang nya Asher kenapa ?" Tanya Clarisa bingung, pasalnya hanya ia yang memang tidak tau apa-apa tentang kejadian yang terjadi hari ini.
"Ash tadi hilang kakak ipar" ucap Ash memberitahu.
Archer langsung menatap Clarisa tajam saat wanita itu ingin mengeluarkan suaranya lagi, Clarisa yang di tatap tajam oleh Archer hanya bisa menundukkan kepalanya dalam.
"Lucas, datang ke ruangan Daddy setelah ini" perintah Archer, Lucas mengangguk mengerti.
"Daddy, Ash ingin nonton olaf"
"Makan dulu oke"
"Eum.. boleh tidak Ash makan sambil menonton ?"
Archer nampak menimang sesaat sebelum akhirnya ia mengangguk mengizinkan, maka dengan segera Ash membawa piring makanan nya dan pergi ke ruang tengah.
_______________
Saya mulai bosan dengan cerita ini, kalau tiba-tiba saya lama tidak menulis kelanjutan nya berarti saya dalam mode bosen dan malas hidup.
See~

KAMU SEDANG MEMBACA
Asher Kendrix Side Story ✔️
Non-FictionSide Story Asher Kendrix S2. Keluarga Cemara ? Keluarga Asher Kendrix jawabannya. Anak yang beruntung ? Sudah jelas Asher Kendrix.