Haaaiiii, apa kabar??
Semoga kalian selalu diberi kesehatan dan kebahagiaan selalu. Aaamiiin ❤️❤️❤️🥰Gween benar-benar tidak menyangka tubuh tegap dan besar itu memiliki jiwa kekanakan yang membuat dirinya merasa sakit kepala. Bagaimana tidak, hanya karena Gween mengetahui sedikit tentang adik Red, maka kini dirinya diharuskan untuk mempelajari dan menghafal silsilah keluarga Jero Axford yang ia jabarkan lewat iPad miliknya.
"Ini adik dari ayahku, Bibi Kamelia," ujar pria itu entah untuk ke berapa kalinya Karena Gween yang tak juga bisa menghafal nama-nama keluarga besar Axford itu.
"Hmm."
"Lalu ini siapa?" Jero bertanya sebagai percobaan.
"Paman Gery," sahut Gween malas.
"Bukan! Ini Paman Choi, dia dari Korea dan menikahi bibiku yang paling kecil, Bibi Cornelia." Jero menjelaskan dengan datar.
"Apakah kamu ke Jepang hanya untuk menjelaskan silsilah ini?" tanya Gween menyindir.
Jero mengedikkan bahu. "Aku masih punya waktu beberapa jam lagi sebelum melakukan pertemuan dengan salah satu investor."
"Dan beberapa jam itu bisa kamu gunakan untuk hal penting lainnya."
"Ini adalah hal yang penting," tukas pria itu pendek.
Gween memutar bola mata malas dan kembali membaca nama-nama yang tertera di layar iPad
Jero.Sementara di tempat lain, Geisya sedang mencari tahu informasi lebih dalam tentang kehidupan Gween saat ini. Ia bahkan memberikan uang sogokan pada satpam yang ada di sana dan juga beberapa anak kuliahan yang menjadi tetangga kos kakaknya itu supaya mau membuka mulut selebar-lebarnya dan memberikan informasi sedetail-detailnya.
Mereka mengaku pernah melihat beberapa kali seorang pria beserta bodyguard-nya datang menemui Gween atau hanya sekedar mengantar wanita itu pulang.
Geisya semakin berambisi untuk tahu siapa pria itu setelah mendengar betapa istimewanya perlakuan sang gadun pada Gween.
Apalagi menurut beberapa penghuni kos-kosan, Gween sudah tidak pulang ke sana lagi, dan Geisya tahu pasti kakaknya itu sudah tinggal di apartemen mewah yang diberikan oleh donatur kaya rayanya.
Memang benar, tapi semua itu tak seindah yang dibayangkan oleh Geisya. Karena Gween sendiri malah merasa tertekan dan ingin cepat-cepat menyelesaikan perjanjian mereka agar bisa hidup seperti sedia kala.
Seperti saat ini, Jero memaksa dirinya untuk ikut datang menemui seorang client yang sudah sepuh dan sangat ingin menjodohkan pria itu dengan sang cucu. Informasi itu tak sengaja ia dapatkan dari pembicaraan Red dan Jero sebelum mereka pergi.
Gween yang tak tahu bahasa mereka hanya bisa duduk diam dan mendengarkan atau sesekali tersenyum ketika pria tua itu melirik ke arahnya. Sementara gadis cantik nan bening yang duduk di sebelah kakeknya itu terus saja menatap Jero dengan pandangan memuja. Entah mengapa rasanya Gween ingin mencolok mata wanita itu dengan sumpit yang dipegangnya.
Makanan yang memang tidak sesuai dengan lidahnya itu terasa semakin gambar dan tak tertelan. Gween meletakkan sumpit dan menggeser dari hadapannya.
"Kenapa? Tidak suka?" tanya Jero yang melirik piring Gween hanya tersentuh sedikit.
Wanita itu menggeleng pelan sebelum berkata. "Sepertinya aku kurang enak badan," ujarnya.
Jero memeriksa dahi serta pipi wanita itu, yang mana sikapnya barusan sangat mampu untuk
Gween merasa jantungan dan pingsan saat itu juga.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Order You [RE-PUBLISH]
Short StoryGween Calista, harus rela mengorbankan kehormatannya demi biaya pengobatan Geisya Putri, sang adik yang terbaring koma di rumah sakit. Perempuan itu menerima tawaran dari sang Mami yang mengatakan bahwa pria yang membelinya ini adalah seorang impot...