TOGETHER - PROLOGUE

Start from the beginning
                                    

"Lili ikut dengan Unnie." Jennie berdehem panjang, dia tidak tahu apakah Lisa boleh ikut dengannya nanti, Mama juga menyuruh dirinya untuk bersiap-siap karena akan ada sepasang orang dewasa yang menjemputnya.

"Lili, Mama mengatakan jika semua anak akan mendapatkan orang tua, Lili harus bersabar, okay?" Lisa melengkungkan bibirnya ke bawah dan menggeleng, "Lili ingin bersama Unnie." Ucap Lisa lagi, Jennie menghela nafasnya, dia kemudian memeluk adiknya.

"Hem baiklah, Lili bersama Unnie." Ucap Jennie, dia tidak ingin Lisa menangis sekarang karena dia juga akan ikut menangis jika adiknya ini menangis.

"Lili ingin tidur bersama Unnie." Jennie refleks melihat ke arah jam, semua kegiatan mereka sudah terjadwal setiap harinya, di jam dua belas mereka akan makan siang lalu bermain sampai jam dua untuk anak-anak yang usianya dibawah enam tahun, dan di jam dua siang mereka akan tidur sampai pukul empat sore.

"Kita akan tidur sebentar lagi, Lili." Ucap Jennie, jarum panjang berada di angka sembilan sekarang, artinya sebentar lagi mereka memang akan kembali ke kamar untuk tidur.

"Tapi Lili sudah mengantuk." Bocah berusia empat tahun itu mengucek satu matanya, Jennie sudah cukup paham dan memahami, Lisa pasti akan merengek jika dia mengantuk.

"Lili bisa tidur disini terlebih dahulu." Ucap Jennie lagi, dia meminta Lisa untuk berbaring sedangkan dia beranjak untuk mengambil sebuah boneka, bermaksud agar Lisa bisa tidur di lantai dengan memakai bantal dari boneka.

"Seperti ini, Lili bisa berbaring lalu Unnie membuat istana untuk Lili juga." Ucap Jennie, di banding keduanya, Jennie biasanya memang lebih banyak berceloteh.

Yang lebih muda hanya menuruti ucapan kakaknya, dia berbaring, sampai pintu ruang bermain di buka, membuat perhatian semua anak-anak beralih pada Mama yang memasuki ruang bermain.

"Mama." Jennie memanggil, dia ingin mengatakan jika Lisa sudah mengantuk, siapa tahu mereka diijinkan untuk kembali ke kamar terlebih dahulu.

Namun Jennie kembali mengunci mulutnya kala ada dua orang lain di belakang si pemilik panti asuhan, apalagi kini ketiga orang dewasa itu mendekat ke arah mereka, membuat Lisa yang tadinya sudah berbaring kembali bangkit duduk, kemudian memeluk satu tangan Jennie.

"Ini adalah Jennie, dia sudah empat setengah tahun berada di panti asuhan, dulu... kami menemukannya tepat di depan panti asuhan saat usianya masih enam bulan, tubuhnya sangat kurus dulu, namun sekarang Jennie sudah tumbuh menjadi anak yang cantik, sehat, baik dan sangat pintar." Jennie yang mendengar itu mengangkat kepalanya untuk melihat kedua orang dewasa, apakah ini yang akan menjadi orang tuanya? Gadis berusia lima tahun itu bertanya dalam hati.

"Jennie, berdirilah. Mereka berdua akan menjadi Eomma dan Appa mu." Jennie dengan bersemangat bangkit namun dia kesulitan karena Lisa menahan tangannya, pada akhirnya Lisa yang lebih pendek juga ikut berdiri.

Jennie kemudian membungkuk untuk memberi salam, Lisa juga melakukan hal yang sama, dia mengikuti apa yang Jennie lakukan dan Jennie merasakan usapan lembut dari seorang wanita asing di kepalanya.

"Anak yang cantik." Pujian itu membuat senyuman Jennie merekah, matanya bahkan berbinar, akhirnya waktunya tiba! Dia akan memiliki orang tua!

"Lalu, siapa gadis kecil ini?" Seorang pria yang datang bersama Mama menurunkan tubuhnya dengan berjongkok di hadapan Lisa, gadis berponi itu menunjukkan ekspresi takut-takut dan menyembunyikan wajahnya di belakang tubuh Jennie.

"Ah, dia Lisa, Lalisa. Usianya empat tahun dan kami sudah merawatnya sedari dia masih bayi sekalipun, tidak jauh berbeda dengan Jennie, orang tuanya meninggalkannya di samping panti asuhan, hanya ada catatan kecil, ibunya meminta tolong agar putri mereka diberikan nama Lalisa, yang artinya orang yang dipuji, dia memang sangat dekat dengan Jennie." Mama menjelaskan, dia tersenyum sambil mengusap pipi Jennie.

TOGETHER - JENLISA [G×G]Where stories live. Discover now