At The Other Time

Start from the beginning
                                        

"Tentu saja, kalau dia tidak baik dia pasti sudah menyerangku kan?" Jawabnya santai.

"T-tapi..." Tanpa permisi si pemuda meraih tangan si gadis kecil kemudian ia arahkan pada kepala si 'monster'.

"Hora, cobalah sentuh kepalanya"

"E-ehh!?"

Si gadis kecil reflek memejamkan matanya, meski begitu ia tak berusaha menarik kembali tangannya dan membiarkan si lelaki mengarahkannya pada si 'monster'. Setelah merasakan tekstur aneh di ujung jarinya si gadis kecil perlahan membuka mata dan melihat ke arah si 'monster'.

"Eh... d-dia tidak menggigit?" Bisik si gadis kecil, perlahan ia menggerakan jemarinya untuk mengelus kepala si 'monster'. Makhluk itu kemudian menunjukkan reaksi bahwa ia nyaman atas perlakuan si gadis kecil. Makhluk aneh itu bahkan mengeluarkan suara dengkuran seperti kucing yang sedang bahagia.

"Lihat, dia tidak jahat kan?" Tutur si pemuda dengan tenang. Si gadis mengangguk sambil tersenyum kepadanya.

"Umh, dia terlihat senang" Rasa takut si gadis kecil seketika menghilang.

"Saat kau terjatuh, makhluk ini lah yang menopangmu tadi"

"B-benarkah? Jadi yang menahanku tadi monster ini?!!"

"Hahaha" "Makhluk ini bukan monster, dia adalah roh kutukan"

"He?!! Kedengarannya lebih menyeramkan..." Ucap si gadis kecil diakhiri wajah masam. Si pemuda terkekeh melihatnya.

Merasa si gadis kecil sudah tak takut lagi, si pemuda pun menunjukkan kebolehannya. Terulur lah tangan kanannya ke arah roh kutukan di hadapannya. Seolah tersedot, dengan cepat roh kutukan tersebut masuk ke dalam lubang hitam di tangan si pemuda.

Mendapati hal tersebut sontak membuat si gadis kecil terkejut "Heee?!! Apa itu barusan?!! Monster itu tersedot??" Tanya si gadis kecil bertubi-tubi, tak lupa dengan ekspresi super penasaran sekaligus tak percaya.

"Benar, aku menghisapnya" Jawab si pemuda kecil "Maka dari itu, kamu tidak perlu takut lagi ya?" Lanjutnya sembari mengusak kepala si gadis kecil.

Si gadis kecil lantas tersenyum hangat kemudian mengangguk "Umh! Kalau bersamamu aku tidak akan takut"

"Gadis pintar" Ucapnya lagi diakhiri senyuman teduh. Si gadis terkekeh kegirangan mendengarnya.

Klang—!
Suara kaleng minuman terjatuh berasal dari vending machine menyadarkan lamunan Suguru.

"Geto-san, apa kau ingin minuman juga?" Tawar kohainya yang tak lain adalah Haibara.

"Oh.. Haibara..." Tak menjawab, Suguru hanya menyapa kohainya.

"Eh...?" Haibara tersenyum masam mendapat reaksi senpainya. Meski begitu dirinya masih berbaik hati membelikan minuman teh favorite senpainya.

Haibara kemudian duduk di samping Suguru, tak lupa ia serahkan minuman yang dibelinya untuk Suguru "Silahkan, Geto-san" Ucapannya lagi-lagi menarik kesadaran Suguru.

"Oh.. arigato..." Suguru menerima minumannya. Ia kemudian menunduk, menatap kosong pada lantai. Melihatnya, Haibara pun jadi penasaran.

"Apa terjadi sesuatu, Geto-san?"

"Ah... tidak"

"Benarkah?"

"Umh.."

Jawaban Suguru tak selaras dengan tingkahnya, Haibara bahkan bisa melihat jelas hal itu. Ia tahu bahwa senpainya tidak sedang baik-baik saja. Meski begitu ia tak merasa berhak untuk mengorek senpainya. Akhirnya keheningan pun terjadi selama beberapa waktu. Tak tahan, akhirnya Haibara buka suara.

"Ah, iya, Geto-san aku menemui Suga-san dua hari lalu"

Suguru tertegun mendengar ucapan Haibara. Bukan karena ia terkejut dengan informasinya, hanya saja ia merasa kenapa tiba-tiba semua orang jadi membicarakan gadis itu dengannya.

"Aku menemuinya bersama Nanami..."

Kali ini Haibara menjeda ceritanya, tangannya menggenggam erat kaleng minumannya hingga menimbulkan cekungan pada permukaannya. Suguru yang diam-diam memperhatikan hal tersebut lantas bertanya.

"Apa terjadi sesuatu?"

"Ah..." Haibara ragu untuk menceritakan kesaksiannya di saat senpainya sedang tidak baik-baik saja. Namun tatapan Suguru justru seolah menuntutnya untuk bicara. Akhirnya ia pun membeberkan semuanya.

"S-sebenarnya saat itu aku dan Nanami melihat sebuah tudung menyelimuti toko bunga Suga-san, maka dari itu kami—"

"Tudung katamu?" Suguru menyela lisan Haibara.

"Benar... dan tudungnya bukanlah tudung biasa, Geto-san"

"Apa maksudmu?"

"Suga-san mengatakan bahwa ia melihat hujan sepanjang hari ia berada di toko. Padahal kita semua juga tahu kan hari itu sedang panas-panasnya"

"Tudung itu mampu memanipulasi ruang dan waktu di dalamnya... itu artinya tudung tersebut pasti berasal dari energi roh terkutuk"

"Apa..?"

The Only Exception; SuguruWhere stories live. Discover now