"huff.. huff... hahh" Seorang gadis kecil berlari tanpa tujuan. Napasnya yang terengah-engah menunjukkan tanda bahwa dirinya kelelahan.
Meski begitu gadis kecil tersebut masih terus berlari, hingga tak lama kemudian ia pun menyerah. Ia berhenti tepat di depan sebuah pohon besar. Untuk beberapa saat ia menunduk sembari mengatur napasnya. Satu tangannya menopang tubuhnya ke pohon, dan yang lainnya sibuk menyeka wajahnya yang basah karena keringat. Selain lelah, raut takut dapat terlihat jelas dari wajahnya.
Dengan napasnya yang masih terengah, sesekali ia mencoba menoleh ke belakang, memastikan sesuatu tak mengikutinya "Oh ya ampun, syukurlah mereka tak mengikutiku" Ucapnya dengan wajah lega. Seolah meleleh, tubuhnya perlahan merosot dan ia terduduk di depan pohon. Dipejamkan matanya, ia berharap semoga ia tak perlu melarikan diri atau bersembunyi lagi. Hingga tiba-tiba saja terdengar suara seorang pemuda memanggilnya dari balik pohon.
"Hey"
"Akh?!"
Si gadis dengan reflek menjauh, tanpa sengaja dirinya tersandung akar pohon dan hampir saja jatuh ke sisi bukit. Untungnya dengan cepat si pemuda menolongnya.
"M-maaf!" Ucap si pemuda itu, ia kemudian mengulurkan tangannya pada si gadis kecil sambil memasang wajah bersalah "Aku tidak bermaksud membuatmu kaget, aku benar-benar minta maaf" Ia kembali menambahkan.
Si gadis kecil yang sebelumnya terpejam perlahan kembali membuka matanya. Ia lalu meraih tangan si pemuda di hadapannya. Si pemuda pun membantunya bangun.
Untuk beberapa saat si gadis kecil mencerna situasinya hingga ia pun tersadar sesuatu.
"T-tunggu, jika kau ada di sini... lalu siapa yang menahanku dari belakang tadi?" Tanya si gadis dengan wajah panik. Ia pun menoleh untuk mencari tahu langsung jawabannya dan lagi-lagi ia dibuat terkejut.
"Akhh!!" Si gadis memekik ketakutan. Dengan cepat ia memeluk si pemuda dihadapannya. Disembunyikannya wajah kecilnya pada dada si lelaki. Berharap bahwa makhluk yang baru saja ia lihat di belakangnya barusan tidak akan menyakitinya
Sementara itu, si pemuda menatapi si gadis kecil dengan heran "Hey, kau baik-baik saja..? Ada apa..?" Tanyanya lembut. Tangannya kemudian terulur untuk mengusap punggung si gadis.
"D-di belakangku... a-ada monster!" Jawab si gadis kecil dengan suara terbata. Dari caranya bicara sangat terasa bahwa si gadis ketakutan.
Mendapati hal tersebut, si pemuda tak langsung skeptis. Ia justru melihat ke arah dimana si gadis kecil tadi melihat makhluk yang disebutnya 'monster'. Ia tersenyum, diraihnya si 'monster'. Dengan perlahan ia mengusap makhluk tersebut lalu berucap.
"He... Kau bisa melihat makhluk ini juga..?"
"Tentu saja!? Mereka sangat terlihat jelas!" Seru si gadis masih dengan suara yang ketakutan. Di sisi lain si pemuda justru terkekeh.
"Tenanglah, yang satu ini baik kok" Ucapnya lembut, dengan perlahan ia melepas pelukan si gadis lalu menatapnya dengan teduh.
"Lihatlah, dia tidak melakukan apa pun padaku" Lanjutnya sembari menunjukkan interaksinya dengan si 'monster'.
Melihat hal tersebut, si gadis kecil awalnya masih tak percaya, tetapi melihat bagaimana pemuda di hadapannya berinteraksi dengan si 'monster' kemudian membuatnya perlahan percaya.
"D-dia.. benar-benar baik...?" Tanya Si gadis kecil memastikan, ia pun akhirnya memberanikan diri untuk kembali melihat ke belakangnya. Terlihat bahwa si pemuda sedang mengusap kepala si 'monster'.
ВЫ ЧИТАЕТЕ
The Only Exception; Suguru
ФанфикшнSetelah melalui misi sulit di musim panas, ideologi Suguru terhadap dunia jujutsu dan non-jujutsu mulai goyah. Menciptakan sebuah revolusi dimana hanya akan ada jujutsu, merupakan ideologi baru sang jujutsu berbakat, Geto Suguru. Demi mewujudkannya...
