"Shiori"

"H-haik??"

"Beberapa hari ini tokomu sepi bukan?"

"Ya..?" Shiori terkejut mendengar pertanyaan Satoru. Pasalnya apa yang ia katakan benar adanya.
 
"Apa kau tak merasa ada hal aneh di sekitarmu?"

"Eh? Tidak ada kok..?"

Satoru memiringkan kepalanya selagi berpikir. Bagaimana bisa gadis ini tidak merasakan tekanan aneh di ruangan ini? Satoru saja sudah merasa tidak nyaman.

"Satoru-san apa kau baik-baik saja?" Tanya Shiori sambil mendekat. Di mata Shiori, Satoru saat ini terlihat lelah.

"Apa kau mau menemaniku?" Pertanyaan tiba-tiba Satoru sukses membuat Shiori terkejut.

"Ya?!"

"Buatkan aku buket bunga lilly dan forget me not. Sehabis itu temani aku."

"Etto.. tapi Satoru-san aku—"

"Ku tunggu di luar"

"Ehh?!!"

Shiori mematung untuk beberapa saat. Kepalanya sibuk mencerna situasi dan berusaha memahami maksud si pemuda berambut putih. Sebanyak apapun prasangkanya ia tetap tidak bisa menerka alasannya yang tiba-tiba melakukan hal ini.

Akhirnya Shiori pun hanya bisa mengikuti permintaan Satoru. Dirangkainya bunga lilly putih dan forget me not, sesuai permintaan Satoru. Setelahnya ia pun merapikan barang serta membawa kunci toko bersamanya. Ia mengubah papan buka menjadi tutup kemudian mengunci pintu tokonya setelah keluar.

"Satoru-san, ini bungamu—" Ucap Shiori, sayangnya Satoru justru sudah lanjut berjalan sebelum si gadis menyerahkan bunganya. Shiori lantas menghela napas kasar.

Dengan terburu-buru Shiori mensejajarkan langkahnya dengan si pemuda berambut putih. Langkahnya begitu lebar berkat postur tubuhnya yang tinggi serta kakinya yang panjang.

"Kau lambat sekali Shiori" Ujar Satoru. Shiori memasang wajah tak percaya setelah mendengar ucapan Satoru.

"Langkahmu begitu besar dan tubuhmu tinggi! Aku yang kecil begini mana bisa menyamaimu?!!" Shiori tanpa sengaja malah jadi meluapkan kekesalannya. Anehnya Satoru malah tertawa melihatnya.

"Tch, sebenarnya kau mau kemana sih?" Lanjut Shiori mengusir topik pembicaraan sebelumnya.

"Kau akan mengetahuinya"

"..." Meski terlihat dingin dan keren, nyatanya manusia berambut putih ini sangat menguras emosi bagi Shiori. Si gadis bahkan tak sanggup lagi berkata-kata. Alhasil ia pun memilih untuk diam dan mengikuti Satoru tanpa bersuara.

Setelah beberapa menit berjalan, Shiori dapat merasakan hawa jalanan yang mulai berubah. Semakin jauh mereka melangkah semakin terasa suasana suram nan mencekam di sekeliling mereka. Hal tersebut sontak membuat Shiori merasa merinding.

"Satoru..."

"Kita sudah sampai"

"Oh??"

Shiori menengadah melihat sekeliling. Beberapa kali ia mengerjapkan matanya setelah ia sadar dimana mereka berada.

"Makam..?"

"Ayo masuk"

Lagi-lagi Shiori dibuat terkejut. Kenapa lelaki berambut putih ini sangat random ya?

Sejak pertama memasuki pemakaman sebenarnya Shiori sudah bertanya-tanya, siapa kiranya yang akan mereka kunjungi. Ingin rasa ia menanyakan langsung pada Satoru, tetapi dia takut membuat Satoru tak nyaman. Akhirnya ia pun bungkam.

Setelah sedikit berkeliling, kini Satoru pun menghentikan langkahnya di salah satu batu nisan bertuliskan nama seorang gadis di atasnya.

"Konbanwa, Amanai" Gumam Satoru selagi ia menatap teduh pada batu nisan di hadapannya.

"..." Shiori terdiam beberapa saat, mengamati setiap tulisan di batu nisan tersebut. Melihat tanggal lahir dan tanggal kematian yang tertera di sana, Shiori sontak membelalakan matanya begitu teringat sesuatu. 'Apa gadis ini ada hubungannya dengan misi Suguru kemarin?' Tanya Shiori dalam hati.

Sementara itu, Satoru mengulurkan tangan pada Shiori, meminta bouqet bunganya. Shiori yang tersadar dari lamunannya lantas buru-buru menyerahkan bunganya.

Satoru bersimpuh lalu menaruh rangkaian bunga di atas batu nisan itu. Terdengar Satoru bergumam seolah sedang bercerita pada batu nisan di hadapannya.

"Beristirahatlah dengan tenang, Amanai" Bisik Satoru sebelum akhirnya ia berdiri menghadap Shiori.

Terlihat si gadis menatapinya dengan penuh tanya. Satoru bisa melihat semua pertanyaan Shiori seolah semua itu tertulis di dahi si gadis. Meski begitu Satoru tak terburu-buru untuk menjelaskan semuanya. Dengan santai ia mengusak kepala bagian belakangnya.

"Apa yang kau rasakan sekarang?"

"Ya..?" Shiori benar-benar tak habis pikir. Kenapa orang ini dipenuhi sekali dengan kejutan? Segala hal yang ia lakukan dan ucapkan benar-benar tak bisa ia prediksi.

"Kau pasti bisa merasakan hawa di tempat ini kan?"

"Tokomu memiliki hawa yang sama seperti di sini"

"He?!"

The Only Exception; SuguruWhere stories live. Discover now